Sudah hampir satu bulan Cyra berada di desa Alberta dibawah pengawasan tuan Nadim. Setiap kali mengalami sakau Cyra selalu menyakiti dirinya sendiri atau mengamuk.
Kadang tuan Nadim tidak tega pada Cyra yang sudah ketergantungan dengan obat itu. Kadang timbul keinginannya untuk memberikan sedikit saja morfin agar gadis ini bisa tenang.
Tapi, kalau mengikuti keinginan Cyra, mungkin sampai kapanpun Cyra tidak akan mengingat dirinya.
Seperti malam ini, Cyra membentur kepalanya sendiri ke tembok di dalam ruangan yang kosong itu. Tuan Nadim sengaja memasukkan Cyra ke dalam ruangan kosong agar Cyra tidak menghancurkan barang-barang di kamar mereka.
Melihat Cyra membenturkan kepalanya sendiri dan itu juga sudah memar dahinya, membuat tuan Nadim harus menenangkan Cyra dengan cara memeluk kuat gadis itu walaupun resikonya harus digigit Cyra.
Amukan Cyra kali ini terlihat lebih parah. Namun tuan Nadim berusaha sabar menghadapi Cyra.
"Cyra! Gigit lah sepuas mu, sayang! setelah ini, aku akan membalas gigitan mu. Kamu kira aku tidak bisa melakukannya, hah?"
Tuan Nadim menghempaskan tubuh Cyra ke kasur lantai menautkan kedua tangannya Cyra ke atas dengan tangannya, lalu berusaha memagut bibir Cyra membuat gadis ini berhenti berontak.
Bibir Cyra di sesapnya dan Cyra merasakan cara menikmati ciuman suaminya. Sepertinya dia lebih membutuhkan ciuman panas suaminya karena saat ini tubuhnya mulai melemah dengan sikap pasrah seakan dia tidak ingin suaminya menghentikan ciuman itu.
Mungkin pengobatan ini sederhana, namun mampu menenangkan jiwanya Cyra. Dengan cepat dia belajar cara memagut bibir, kini Cyra ingin membalas ciuman yang sama yang diberikan suaminya padanya.
Bibir atas suaminya di pagut dengan kasar sehingga bibir tuan Nadim digigit gemas oleh Cyra. Walaupun begitu tuan Nadim tertawa dalam hatinya karena bisa mengalihkan sakau yang dirasakan oleh Cyra.
"Kalau tahu ciuman ini lebih ampuh dari obat sialan itu, untuk membuat kamu tenang, aku tidak keberatan mencium kamu setiap saat Cyra." Batin tuan Nadim.
Tuan Nadim menghentikan ciuman mereka namun Cyra tidak suka itu. Ia masih saja menghampiri wajah suaminya dan ingin melakukannya lagi.
"Kamu ingin kita berciuman lagi?" Tanya tuan Nadim sambil menunjuk bibir Cyra.
Cyra mengangguk seperti anak kecil yang tidak ingin berhenti bermain.
"Aku akan mencium mu tapi kamu harus menuruti apa kataku! kamu mengerti?"
Cyra hanya mengangguk apa yang dikatakan suaminya walaupun dia tidak mengerti apa yang di inginkan suaminya.
"Nah, gadis pintar. Sekarang kita ke kamar dan kamu harus belajar mandi sendiri." Ujar Tuan Nadim sambil menggendong tubuh Cyra.
Cyra memeluk leher kokoh suaminya dan seperti biasa ia membenamkan wajahnya ke ceruk leher itu.
Setibanya di kamar mandi tubuh keduanya sudah polos. Tuan Nadim mengulangi lagi perkataannya agar Cyra bersedia menyabuni tubuhnya sendiri.
"Ikuti aku saat aku bermain sabun cair seperti ini. Ikuti urutannya."
Tuan Nadim menuangkan sabun cair ke tangan Cyra dan juga dirinya lalu meminta Cyra mengikuti gerakannya.
Awalnya Cyra tidak suka, ia malah ingin menyabuni tubuh suaminya namun diancam oleh tuan Nadim.
"Sabuni tubuhmu sendiri bukan tubuh aku, kalau kamu tidak mau melakukannya aku tidak akan mencium mu!"
Ancam tuan Nadim membuat Cyra mau tidak mau menuruti perkataan suaminya.
"Nah, gadis pintar! Kamu sudah bisa melakukannya sendiri."
Setelah acara mandi itu selesai,
Tuan Nadim memberikan handuk Cyra dan meminta Cyra membelit kan handuk itu pada tubuhnya. Cyra melakukannya dengan baik dan keduanya keluar dari kamar mandi menuju ruang ganti.
Tuan Nadim mengajari Cyra memakai pakaian dalamnya dan selanjutnya bajunya. Yang terakhir menyisir rambutnya sendiri. Cyra menuruti semua perintah suaminya.
"Hari ini lumayan pelajaran pertamamu. Setiap hari kamu harus bisa mengurus dirimu sendiri dan setelah kamu pasti sembuh, sayang, kamu boleh mengurus diriku, itu pun kalau kamu menyukai aku." Ucap Tuan Nadim.
Cyra mulai gelisah lagi. Ia ingin suaminya memberinya hadiah atas keberhasilannya melakukan apapun yang diminta oleh Tuan Nadim.
Cyra mengingatkan suaminya untuk menciumnya lagi sambil memonyongkan bibirnya di hadapan suaminya.
Tuan Nadim terkekeh melihat wajah Cyra yang menggemaskan dirinya.
"Kamu mau kita ciuman lagi?"
"Hmm!"
"Ikuti perkataanku! Cium!"
"Cium."
"Bibir."
"Bibir."
"Nadim."
"Nadim."
"Aku mau cium bibir Nadim."
Cyra mengulangi setiap perkataan suaminya membuat Tuan Nadim terkekeh dan Cyra juga ikut terkekeh membuat jantung Tuan Nadim berdetak kencang.
Deggggg...
"Astaga! Ternyata kamu sangat cantik saat tertawa lepas seperti itu."
Tuan Nadim menikmati perubahan ekspresi bahagia istrinya walaupun itu tertawa yang hanya ikut-ikutan saja bukan hal yang berasal dari hatinya Cyra namun itu sudah membuat Tuan Nadim sangat senang.
Melihat suaminya berhenti tertawa, akhirnya Cyra juga kembali ke ekspresi semula dengan wajah datarnya.
"Kamu sangat cantik Cyra!"
"Kamu sangat cantik Cyra!"
"Jangan ikuti perkataanku itu, kecuali aku yang memintanya untuk mengulanginya, kamu paham?"
Cyra mengangguk paham lalu masih berharap suaminya menciumnya. Ia memegang bibirnya dengan perasaan gelisah. Tuan Nadim mendekati wajah istrinya dan mulai melabuhkan lagi ciumannya pada bibir Cyra.
Keduanya akhirnya menikmati ciuman panas mereka hingga insting mereka sebagai suami istri seakan sedang menuntut yang lebih.
Tuan Nadim tidak bisa mengusai tangannya untuk menyusup ke dalam punggung mulus Cyra dan mencari benda kenyal nan sekang yang ada di bagian dada Cyra untuk dimainkannya.
Hanya sebatas itu yang ingin ia lakukan pada istrinya. Nafas tuan Nadim makin berat dan lebih dalam menikmati ciuman panas itu.
Apa lagi Cyra yang sangat semangat melakukannya yang awalnya terlihat kasar dan brutal dalam ciuman itu, kini berubah menjadi suatu yang sangat lembut yang harus ia resapi dengan baik sampai ke jiwanya.
"Cepat sembuh sayangkuh! Agar kamu bisa merasakan indahnya nikmat surga dunia sesungguhnya dengan akal sehat mu." Batin Tuan Nadim.
Cyra terlihat lebih tenang dan sangat puas ditambah lagi permainan baru suaminya pada dada sekang miliknya membuatnya merasa terbuai membawanya ke dalam alam nirwana.
Bukan hanya ciuman saja yang diberikan Tuan Nadim pada istrinya. Ia nekat membenamkan wajahnya di ke dua puncak milik istrinya dan menikmati keduanya dengan rakus.
Cyra makin mengerang nikmat. Insting kemanusiaannya mendambakan sentuhan yang sangat berbeda dari sekedar ciuman.
Erangan erotis yang terdengar indah oleh Tuan Nadim makin membuat pria tampan ini panas dingin.
Lagi-lagi logikanya mencegahnya untuk berbuat lebih jauh pada Cyra.
Tuan Nadim tidak sanggup meneruskan permainan mereka dengan ciuman itu. Ia segera menghentikannya karena miliknya di dalam sana sudah hampir meledak.
Walaupun Cyra adalah istrinya namun Tuan Nadim tidak ingin memanfaatkan statusnya sebagai suami Cyra untuk menuntut haknya pada Cyra yang masih belum waras.
Tuan Nadim segera ke kamar mandi meninggalkan Cyra yang terlihat sudah puas dengan acara ciuman panas mereka. Tuan Nadim melepaskan hasrat birahinya dengan bersolo karir sambil membayangkan tubuh indah isterinya hingga ia bisa melepaskan laharnya hingga tuntas.
Dalam beberapa menit, Tuan Nadim sudah mengajak Cyra untuk makan malam bersama sebelum gadis ini tidur.
Lagi-lagi Tuan Nadim dengan sabar mengajar Cyra untuk menyantap makanannya sendiri tanpa harus disuapi terus menerus.
Cyra yang tidak suka makan sendiri melemparkan sendok itu ke lantai. Tuan Nadim mengancamnya dengan kesenangan Cyra.
"Kalau kamu tidak mau makan sendiri, aku tidak akan mencium bibirmu, kamu mengerti!"
"Tidak!"
Cyra menggeleng kepalanya buru-buru. Ia mengambil sendok milik suaminya dan mulai belajar makan sendiri walaupun berantakan namun Tuan Nadim membiarkan itu semua karena ia ingin Cyra harus belajar mandiri dan bisa segera sembuh dari sakit jiwanya.
"Cyra! binatang saja bisa hebat jika tuannya melatihnya dengan baik, apa lagi kamu sebagai manusia yang lebih mulia derajatnya akan lebih hebat dari binatang itu." Ujar Tuan Nadim membuat Cyra mengikuti lagi ucapan suaminya.
"Aissh. Jangan ikuti perkataanku, Cyra!"
Omel Tuan Nadim pada Cyra yang menjadi burung beo saat ini.
.....
vote dan like nya cinta 🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
dina
jangan lama2 cyra hilang ingtanny thor
2022-11-07
1
Rhisna
kapan cyra mulai mengingat dirinya thor
2022-11-07
1