Mimpi Atau Kenyataan?

Ingatan Ann pagi ini benar-benar terasa begitu kacau. Pada saat ia terbangun dari tidur panjangnya dalam perasaan yang terasa begitu mual dan pusing yang masih terasa begitu pekat, Ann malah berhasil dibuat bingung dan bertanya-tanya. Apakah itu mimpi atau memang sebuah kenyataan?

Pasalnya Ann mendapati ada sebuah ingatan kalau dirinya sedang berciuman dengan seseorang laki-laki yang memiliki warna mata hazel. Entah ini hanya sekedar mimpi atau benar-benar terjadi. Sekarang ini Ann terlalu sulit untuk membedakannya.

Lidia yang memang sudah bangun terlebih dahulu hanya untuk merepotkan diri sendiri, membuat sarapan pagi, pun mulai memberikan tatapan aneh dan bingung kepada sang sahabat. Apa efek alkohol bisa membuat Ann kelihatan seperti orang gila? Sering bergumam sendiri dan itu juga tak jelas tentang apa.

"Kenapa?" Tanya Lidia yang akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada sang sahabat yang sekarang sudah duduk di kursi meja makan, persis dihadapannya.

"Li, kemarin malam aku benar-benar tak melakukan apapun kan? Tak ada hal buruk yang aku lakukan kan?" Tanya Ann ingin memastikan kepada Lidia sebagai satu-satunya orang yang masih bisa sadar bahkan setelah minum.

"Kamu mabuk dan pingsan. Aku menemukan mu di luar bar," jawab Lidia sembari menyesap kuah dari sup yang tadi dibuatnya sendiri.

"Dimana kamu menemukan ku?" Tanya Ann lagi dan begitu berharap untuk menemukan jawabannya.

"Disebuah gang sempit yang ada dekat bar," jawabnya lagi.

"Apa aku sudah dalam keadaan pingsan?"

"Iya."

"Apa hanya aku seorang diri?"

"Iya. Aku tak melihat ada siapapun disana."

"Kamu yakin hanya melihatku sendirian?"

"Iya, aku yakin dengan apa yang mataku lihat," kata Lidia yang memang memberitahu sesuai kenyataan.

"Memangnya kenapa? Apa kamu disana bersama dengan seseorang?" Sekarang giliran Lidia yang melemparkan pertanyaan karena merasa penasaran.

"Entahlah. Aku juga tak mengingatnya. Ingatanku seakan sedang bercampur jadi satu," ucap Ann sembari memijat kepala yang terasa pening.

Melihat tingkah dari sahabatnya yang tampak seperti seseorang frustrasi, Lidia hanya bisa tertawa. Anehnya itu benar-benar lucu. Sangat jarang melihat Ann merasa frustrasi karena ingatan sendiri dan bukan tentang soal kampus.

"Apa efek minuman keras selalu seperti ini?" Tanya Ann bersungguh-sungguh.

"Tidak selalu. Bisa dibilang hanya menyerang orang-orang yang baru pertama kali minum," jawab Lidia sambil terus menikmati sarapan paginya.

Daripada terus terbelit pada ingatan yang tidak tahu masuk dalam mimpi atau kenyataan, Ann memilih untuk melupakannya sejenak. Bukan tanpa sebab, hanya saja kalau memaksakan mengingat, takutnya bisa menjadi pengaruh pada segala aktivitas yang ingin dilakukan oleh Ann. Bukankah pagi ini ia juga memiliki jadwal untuk datang ke kampus untuk meminta tanda tangan?

Ann yang mencoba move on dari ingatannya sendiri pun langsung ikut menyesap kuah sup yang sudah dibuat oleh Lidia. Karena lupa untuk mendinginkannya terlebih dahulu, mulut Ann jadi terasa terbakar hanya karena kuah sup itu.

"Kenapa masih panas?" Tanya Ann sembari mengipas-ngipas dengan tangannya ke arah mulut sendiri.

"Baru matang. Kenapa juga langsung makan tanpa ditiup?"

"Aku kira sudah mendingin."

Meskipun ingatan itu belum sepenuhnya hilang, Ann tetap harus menghabiskan makanannya. Hari ini Ann harus memastikan semuanya berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ingatan yang k\=masih kacau itu menjadi sebuah penghambat untuk dirinya.

......................

Dalam balutan kemeja berwarna coklat pastel, Ann yang kelihatan sudah siap untuk pergi ke kampus pun mulai bergegas. Karena semalam Ann menginap di apartemen milik sang sahabat, jadinya untuk berangkat ke kampus ia tak harus pergi ke halte terlebih dahulu. Iya, sahabatnya itu dengan senang hati menawarkan tumpangan yang tentu saja tak bisa ditolak oleh Ann.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama lima belas menit, akhirnya mobil yang dikendarai sendiri oleh Lidia sudah terlihat tiba di parkiran yang disediakan oleh gedung kampus. Karena merasa sudah terlambat, Ann pun bergegas turun dari mobil dan berlari masuk ke gedung kampus, untuk menuju ke ruangan Pak Rega serta dekan kampus. Ann pergi begitu saja, tanpa adanya pamit yang berarti kepada Lidia.

Sembari membawa skripsinya yang sudah sejak kemarin dicetak, Ann yang sekarang ada di depan ruangan dari Pak Rega, mulai mengetuk pintu itu. Saat telinganya sudah mendengar izin, Ann segera membuka pintunya dan masuk ke ruangan dosen. Saat berad di dalam, hal pertama yang menjadi daya tarik bagi Ann adalah sosok perempuan yang kelihatan begitu cantik. Entah siapa dia, tapi yang jelas Pak Rega kelihatan begitu akrab kepada perempuan itu.

"Selamat pagi, Pak! Maaf kalau saya datang sedikit terlambat dari waktu janjian," kata Ann yang tak bisa memfokuskan pandangannya hanya pada Pak Rega. Benar sekali, kecantikan yang dimiliki oleh perempuan itu sudah mengambil ahli fokus Ann untuk terus menatap ke arahnya.

"Silahkan duduk, Ann," pinta Pak Rega dan bisa langsung dituruti.

Sepertinya Pak Rega yang sekarang sedang duduk di kursinya tahu dengan jalan pikiran dari seorang Ann. Buktinya tanpa bertanya ataupun berkata apapun, Pak Rega tak ragu untuk saling memperkenalkan antara Ann dan juga perempuan cantik itu.

"Ann perkenalkan dia Grace, calon istri saya," ucap Pak Rega yang mampu menjawab segala rasa penasaran yang sejak tadi terus menyapa benak seorang Ann.

Sembari tersenyum cukup lebar, Ann tak ragu untuk berjabat tangan perkenalan dengan perempuan cantik itu. Jujur saja, saat telapak tangannya saling bersentuhan, Ann hanya bisa merasakan kelembutan saja.

"Jadi ini mahasiswa yang sering kamu banggakan dihadapan ku?" Tanya Grace yang sudah sangat mengenal sosok Ann dari semua cerita yang diberikan oleh calon suaminya itu.

"Iya. Satu-satunya mahasiswa yang selalu tampil dengan baik dan sangat jarang untuk menjauhi ekspetasi dari dosennya. Bahkan Pak Dekan begitu amat menyukainya," tutur Pak Rega hanya mengatakan sesuai kenyataan.

Ann yang bisa dibilang cukup sering untuk mendapatkan pujian pun tetap bisa salah tingkah ketika mendapatkan pujian tambahan yang diberikan oleh dosennya. Kelihatan kalau pipinya sedang memerah karena malu.

"Aku kemari bukan untuk mendengarkan pujian dari bapak, tapi karena ingin meminta tanda tangan untuk skripsi ini," ujar Ann merasa sudah tak boleh berada lebih lama lagi di ruangan ini.

"Sudah dicetak? Boleh saya periksa untuk terakhir kalinya?" Tanya Pak Rega yang tentu saja tak bisa ditolak oleh Ann.

Tanpa adanya keraguan, Ann mulai memberikan skripsinya itu kepada sang dosen dan membiarkan beliau untuk memeriksanya. Hanya untuk sekilas saja, Pak Rega pun langsung membubuhkan tanda tangannya tanpa ragu. Ada senyuman puas juga sedang terpancar di wajah tampan dari dosen itu.

"Terima kasih ya, Ann!" Kata Pak Rega mendadak dan sanggup membuat Ann sedikit bingung.

"Untuk apa ya, Pak?" Tanya Ann hanya ingin mencari jawaban atas kebingungannya.

"Karena sudah mau menyelesaikan skripsi dengan cepat. Kalau boleh jujur ini sangat mempermudah pekerjaan saya," ungkap Pak Rega kelihatan begitu senang atas terselesaikannya skripsi milik Ann.

"Berkat kamu Ann, Rega jadi bisa menemani saya untuk menyiapkan soal pernikahan," tambah Grace yang semakin memperjelas akan maksudnya.

"Oh...," Saat mulai memahami, Ann sedikit tertawa.

"Tidak masalah. Lagipula aku memang juga harus segera menyelesaikan ini. Aku sudah di desak oleh dekan untuk segera lulus," tutur Ann menjelaskan kalau kerja kerasnya soal skripsi bukan semata-mata hanya ingin membantu Pak Rega.

"Apapun alasannya, saya tetap berterima kasih sama kamu," tutur Pak Rega tak ada habisnya mengucapkan terima kasih.

Enggan untuk lebih lama lagi berada di ruangan ini, karena Ann juga takut menganggu waktu berdua antara Pak Rega dan juga Grace, ia pun segera berpamitan.

"Kalau begitu, aku permisi dulu. Pak Dekan pasti sudah menunggu kedatangan ku," kata Ann sembari beranjak dari tempat duduknya.

"Permisi," tukasnya yang kemudian menghilang setelah pintu ruangan tertutup.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!