Baby, Please Love Me
Seorang gadis kecil yang memiliki rupa begitu cantik dan menggemaskan, kini terlihat sedang bermain petak umpet bersama teman-teman, di halaman belakang dari sebuah panti asuhan.
Gadis kecil yang biasa dipanggil dengan nama Ann itu, sudah menjadi bagian dari panti asuhan sejak usianya masih bayi. Tepatnya lima tahun yang lalu, biarawati yang mengurus panti asuhan ini menemukan seorang bayi ditinggalkan begitu saja di post penjagaan. Bayi perempuan mungil dan kelihatan begitu cantik itu terus menangis karena merasa lapar dan haus.
Entah siapa yang meninggalkannya, biarawati itu pun tak segan langsung menggendong bayi itu dan membawanya masuk ke panti asuhan. Bayi itu dirawat dengan begitu baik, sampai akhirnya sekarang bisa tumbuh menjadi seorang gadis cantik nan sehat tanpa kekurangan apapun.
Ann sangat suka di panti asuhan. Meskipun ia tak pernah tahu bagaimana rasanya disayang oleh ayah dan ibu, tapi tetap saja Ann bisa merasa bahagia. Kasih sayang yang diberikan oleh pengurus panti dan juga teman-temannya jauh lebih tulus dibandingkan kedua orang tuanya yang sudah tega meninggalkan Ann disini.
"Ann? Sekarang giliran kamu yang berjaga dan kami yang bersembunyi," kata anak lainnya dan langsung saja dituruti tanpa adanya protes sama sekali.
Ann yang diminta untuk berjaga dalam permainan petak umpet ini pun mulai menutup matanya dengan tangan, mencoba menghindari dari permainan curang, dan hitungan satu sampai sepuluh mulai dibuat oleh gadis kecil yang masih berusia 5 tahun itu.
Cukup menghitung, Ann pun membuka mata dan kini saat baginya untuk mencari keberadaan dari teman-temannya yang sudah tak terlihat. Mereka semua terlalu pandai bersembunyi. Kemungkinan Ann akan sedikit kesulitan untuk mencari.
Pada saat Ann mulai melangkahkan kaki dengan pandangan mata terus mencari, suster biara datang menghampiri sambil memanggil mereka semua yang sedang sibuk bermain. Bukan tanpa sebab, hanya saja sekarang sudah waktunya bagi mereka untuk menikmati makanan ringan.
Mengabaikan permainan petak umpet yang belum usai, Ann dan semua temannya pun bergegas masuk ke panti asuhan itu, lalu berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke arah meja makan. Suster biara yang menjaga dan merawat hanya bisa tersenyum bahagia karena melihat anak-anak disini masih boleh diberikan tumbuh sehat, meskipun nasib mereka bisa dibilang kurang beruntung.
"Hari ini untuk camilan siang, kami membuatkan roti sobek dan juga es susu coklat untuk kalian," kata salah seorang biarawati yang memang mengurus panti asuhan ini.
"Duduk dulu yang manis di tempat, lalu kami akan membagikannya dengan rata," tambahnya dan berhasil dituruti oleh semua anak-anak itu.
Semuanya duduk dalam diam, termasuk dengan Ann yang kelihatan sudah sangat menantikan camilan siang. Sungguh, karena terlalu banyak bermain dengan teman-temannya, perut Ann sudah minta diisi.
"Jangan berebut ya! Kalau kalian mau menambah, tinggal bilang saja. Roti dan es susu coklatnya masih banyak," ucap biarawati itu memberitahu.
Semua anak sudah mendapatkan jatah camilan siang dan seperti biasa, suster biasa meminta mereka agar berdoa terlebih dahulu, berterima kasih kepada Tuhan atas nikmat dan kebaikan yang masih bisa mereka rasakan.
Ann yang memang menjadi seorang primadona di antara para anak lainnya, karena bisa dibilang ia yang paling aktif serta ekspresif, diminta untuk memimpin doa sebelum makan. Tanpa bisa menolak, Ann yang masih berusia 5 tahun pun beranjak dari tempatnya duduk, lalu mulai berdiri persis di samping suster biara.
Dengan penuh rasa khidmat, mereka semua pun berdoa kepada Tuhan. Mengucap syukur serta berterima kasih atas semua hal baik yang mereka bisa dapatkan. Tak perlu terlalu lama, mereka akhirnya selesai dan Ann kembali ke tempat duduk.
"Nikmati camilan siang kalian," kata suster biara yang kemudian memberikan waktu bagi anak-anak itu untuk menikmati apa yang tersedia.
...****************...
Pada saat anak-anak panti asuhan ini masih menikmati camilan siang yang disediakan oleh para suster biara, sebuah mobil sedan hitam yang kelihatan begitu mewah mulai memasuki halaman dari rumah panti asuhan ini.
Tak perlu bertanya-tanya mengenai siapa yang datang, karena sebelumnya kepala dari panti asuhan sudah mendapatkan kabar akan kedatangan tamu orang penting yang berasal dari keluarga Wilson — salah satu keluarga terkenal yang ada di negara ini.
Suster kepala yang mendapatkan kabar kalau mobil dari keluarga Wilson sudah datang, pun memutuskan meninggalkan ruang makan, hanya untuk menemui tamu penting. Kalau mendengar tujuan keluarga ternama itu datang kesini hanya karena ingin mengadopsi seorang putri.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya Wilson," sambut suster biara itu kedengaran begitu ramah dan sopan.
Mendapatkan sambutan seperti itu, membuat keluarga ternama itu juga merasa tersanjung. Mereka tersenyum singkat, lalu mulai melangkahkan kakinya masuk. Mereka mengikuti suster kepala menuju ke ruangan, tempat dimana bisa membicarakan banyak hal.
Tanpa adanya sebuah basa-basi yang berarti, karena itu bukan gaya dari keluarga Wilson, mereka pun langsung saja memberitahu niat sebenarnya. Mengadopsi seorang putri dan menjadikannya salah satu anggota keluarga Wilson.
"Kami benar-benar bersungguh atas niat kami untuk mengadopsi seorang putri dari panti asuhan ini," kata Nyonya Wilson sambil menyesap secangkir teh hangat yang disediakan.
"Kalau saya boleh tahu, apa alasan kalian ingin mengadopsi anak?" Tanya suster kepala itu dengan hati-hati.
"Kami hanya ingin memberikan teman bermain untuk putra tunggal kami, Noah. Akan terlalu kasihan kalau membuatnya bermain sendirian," kata Nyonya Wilson kedengaran jujur.
"Kami sudah tidak bisa membuat keturunan lagi. Beberapa hari yang lalu, dokter mengatakan kalau istri saya ini mengalami masalah pada rahim nya," tambah Tuan Wilson dan langsung mendapatkan anggukan kepala dari suster biara.
Meskipun baru berbincang sebentar, suster kepala dari panti asuhan ini sangat mengerti dengan perasaan dari Tuan dan Nyonya Wilson.
"Semua anak sedang berada di ruang makan, kalau Nyonya dan Tuan berkenan, mungkin bisa melihat mereka. Siapa tahu ada anak yang langsung membuat anda jatuh cinta," kata suster kepala mengajak keluarga Wilson untuk mengunjungi para anak.
.
.
.
Sesampainya mereka di ruang makan, tanpa mengatakan banyak hal Nyonya Wilson langsung saja memperhatikan seluruh anak yang ada. Sekarang ia sedang mencoba mencari seorang putri yang kira-kira bisa diadopsi dan menjadi anggota keluarga Wilson.
"Mereka semua ada disini," kata suster kepala dan hanya mendapatkan anggukkan singkat dari Tuan Wilson.
Tidak butuh terlalu lama untuk melihat, pandangan Nyonya Wilson sudah tertuju pada seorang anak yang kelihatan begitu ceria. Entah siapa namanya, tapi yang jelas saat melihatnya hati Nyonya Wilson mulai tergerak ingin menjadikan gadis cilik itu sebagai putri dari keluarganya.
"Sayang, lihatlah gadis cilik itu. Bukankah ia tampak begitu menggemaskan?" Ucap Nyonya Wilson kepada sang suami.
Suster kepala yang tahu kalau Nyonya Wilson menentukan ketertarikannya, pun tak segan untuk memanggil Ann yang saat ini kelihatan tengah sibuk bercanda sambil menikmati camilan siang dengan para temannya.
"Annalise?" Panggil suster kepala.
Mendapatkan panggilan ini pun langsung membuat Ann menoleh dan beranjak dari tempat duduk, memenuhi panggilan dari si suster kepala. Dalam tatapan penuh bertanya-tanya, Ann ingin tahu kenapa dirinya dipanggil.
"Iya?" Gadis kecil itu kini telah berdiri dihadapan suster kepala dengan kepala yang mendongak.
"Perkenalkan, ini ada Tuan dan Nyonya dari Keluarga Wilson," kata suster kepala.
Karena Ann memang tidak terlalu takut dengan orang baru, gadis cilik itu tak ragu untuk beberapa kali menundukkan kepala hormat sambil menyapa Tuan dan Nyonya keluarga Wilson.
"Ann, umur 5 tahun, senang bermain sama teman-teman," ucap Ann yang mulai memperkenalkan dirinya.
Nyonya Wilson yang melihat cara gadis cilik itu memperkenalkan diri pun membuat senyuman gemas. Bagaimana bisa ia langsung dibuat jatuh cinta, sebelum mengenal anak yang lain?
"Ann? Nama yang bagus. Siapa yang memberikan nama itu?" Tanya Nyonya Wilson sembari mengusap lembut pipi chubby milik gadis cilik itu.
"Suster kepala. Dia yang memberikan nama bagus itu. Aku juga menyukainya," jawab Ann dengan mudah.
Seperti seseorang yang sudah pasti akan mengadopsi, Nyonya Wilson tak ragu untuk segera berjongkok, bermaksud ingin menyamakan posisi tinggi badan dengan gadis cilik itu.
"Ann, sayang?" Panggil Nyonya Wilson sembari mengusap lembut rambut panjang hitam milik Ann.
"Kalau nama mu berubah menjadi Jane, apakah kamu juga akan menyukainya?" Tanya Nyonya Wilson kelihatan serius.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments