Memang seharusnya Ann tidak terlalu ikut-ikutan dengan yang dilakukan oleh sahabatnya — Lidia. Setelah meneguk tiga gelas sloki minuman keras, kepalanya sekarang ini terasa begitu berat dan berkunang-kunang. Rasa pusing benar-benar sudah menghantam diri gadis cantik itu.
Ann yang sekarang sudah berada di luar dari bar, meninggalkan Lidia yang masih asik dengan minumannya, pun berusaha keras untuk tetap menjaga kesadarannya. Tidak boleh mabuk sampai pingsan, Ann enggan merepotkan sang sahabat.
"Sungguh, aku bukan seorang peminum handal," gumamnya memberikan penilaian terhadap diri sendiri.
Karena merasa kalau diam di luar tak memberikan efek terlalu besar, Ann pun memutuskan untuk sedikit melangkahkan kakinya, berjalan melewati jalan malam yang saat ini sudah tampak sepi. Ann hanya berpikir kalau dirinya bergerak, mungkin itu bisa efektif untuk menghilangkan rasa mabuknya.
Namun, pada saat ia terus berjalan tanpa ada arah serta tujuan, secara tak terduga seseorang laki-laki menabrak dirinya sampai terjatuh. Ann yang masih di bawah pengaruh minuman keras pun bisa langsung merasa kesal atas kejadian ini. Tanpa ragu, ia langsung memarahi laki-laki yang sudah menabraknya itu.
"Punya mata, tidak? Kenapa tidak melihat ada orang sebesar ini sedang berjalan?" Dia marah seperti seseorang yang memang sedang mabuk berat.
Bukannya meminta maaf ataupun memberikan tanggapan apapun, laki-laki yang sekarang sudah berdiri dari tempatnya pun tak ragu untuk menarik tubuh Ann masuk ke dalam sebuah gang kecil, sempit dan minim pencahayaan.
Ann yang menganggap ini sebagai sebuah pelecehan pun tanpa segan memberontak. Gadis itu sudah memberikan pukulan demi pukulan pada tubuh atletis milik laki-laki yang kini sedang berada di jarak terdengar dengan dirinya.
"Jangan pegang-pegang!" Ann berusaha menyingkirkan tangan laki-laki yang sedari tadi sudah melingkar pada pinggangnya.
Setelah berusaha lepas dari laki-laki itu, Ann akhirnya sudah mulai bisa melangkahkan kakinya keluar dari gang. Akan tetapi, lelaki misterius yang belum diketahui namanya itu malah kembali menarik tubuh mungil milik Ann, sampai berhasil membuatnya jatuh kembali dalam dekapan si laki-laki.
Seakan tak membiarkan Ann untuk kabur lagi, laki-laki itu terkesan semakin mengeratkan pelukan tangannya. Sebenarnya apa yang sedang terjadi disini? Kenapa laki-laki itu mencegah Ann untuk pergi?
"Tetap disini," pinta laki-laki itu mengeluarkan suara maskulin yang bisa memabukkan para kaum hawa.
Belum sempat bagi Ann memprotes, laki-laki asing sudah terlebih dahulu menutup rapat mulut milik Ann. Bukan tanpa sebab hanya saja, setelah melakukan ini dari luar terdengar suara langkah kaki dari rombongan orang berseragam rapi.
Dalam keheningan, mereka berdua tetap berada dalam posisi ini, bahkan tak ragu untuk saling bertukar pandang. Laki-laki itu melihat dengan jelas warna bola mata cantik milik gadis yang kini masih ditutup mulutnya. Bagaimana bisa ada seseorang yang memiliki warna mata seperti itu?
Tak lama kemudian, tepatnya setelah seluruh rombongan orang berseragam pergi, laki-laki asing pun mulai menyingkirkan tangannya dari mulut Ann. Sekarang, apakah Ann sudah diizinkan untuk bersua?
Alih-alih memberikan protes, Ann yang memang sudah terpikat juga pada mata cantik berwarna hazel yang dimiliki oleh laki-laki itu. Senyuman lebar juga kelihatan sedang menghiasi wajah dari Ann.
Dalam keadaannya sekarang yang terasa begitu sulit untuk tetap berada pada kesadaran, entah apa yang ada di dalam pikirannya, Ann dengan berani mulai memberikan sebuah kecupan singkat pada bibir milik laki-laki itu. Sepertinya efek alkohol memang begitu berbahaya. Tak seharusnya bagi Ann untuk mengkonsumsi minuman seperti itu.
Mendapatkan sebuah kecupan yang secara mendadak dari seorang gadis yang sama sekali belum dikenal, mampu membuat laki-laki itu kelihatan sedikit terkejut, Kalau boleh jujur, sebenarnya ini bukan tentang ciuman pertama, karena laki-laki itu juga sudah sering untuk melakukannya, tapi tidak tahu mengapa saat dicium oleh gadis itu, belalai gajak yang ada di bawah sana berhasil dibangunkan. Kenapa ciuman singkat itu bisa berhasil membuatnya merasakan gairah?
"Apa kamu sedang mencoba untuk menggodaku?" Tanya laki-laki ingin tahu alasan.
Ann yang memang sedang berada di bawah pengaruh dari minuman keras pun hanya bisa menanggapi itu dengan sebuah senyuman singkat. Kelihatan jelas kalau Ann memang melakukannya dengan sengaja.
Ketika laki-laki itu ingin bertanya kembali, tanpa terduga seluruh gerombolan yang sekarang kelihatan sedang mengejarnya itu kembali dan berniat untuk mengecek gang sempit yang tadi sempat mereka lewatkan.
Merasa kalau harus menyembunyikan dirinya, laki-laki yang masih belum diketahui namanya itu pun langsung kembali mencium Ann. Kali ini tidak singkat, terkesan cukup lama dan dalam. Ann yang memang baru pertama kali dalam hal ini sudah kelihatan begitu handal.
Bukan karena ingin mengikuti gairahnya, alasan dari laki-laki itu melakukannya hanya dengan maksud untuk mengelebahui segerombolan orang yang saat ini sedang mengejar dirinya. Laki-laki hanya berpikir kalau dengan berciuman itu akan menjadi cara paling efektif. Terbukti karena setelah melihatnya, segerombolan orang berseragam langsung pergi dan mengabaikan.
Setelah berpikir kalau keadaannya sudah aman, laki-laki itu pun mulai melepaskan tautan bibirnya dan membiarkan Ann bernapas dengan leluasa. Tanpa ada kata-kata lagi, lelaki asing yang sudah mengambil ciuman pertama dari Ann itu pun langsung melenggang pergi meninggalkan gadis yang masih dalam keadaan mabuk.
......................
Karena terlalu sulit untuk mengendalikan diri, Ann yang makin merasa pusing pun sekarang sudah terlihat duduk dalam keadaan tak sadarkan diri di gang sempit yang sama. Setelah ditinggalkan oleh laki-laki itu, Ann sama sekali belum berpindah. Terlalu sulit untuk menggunakan kakinya sendiri.
Disaat Ann sudah kehilangan kesadarannya dan terlihat sudah memejamkan kedua matanya di gang sempit itu, Lidia yang memang masih bisa menjaga kesadaran diri, pun juga mulai melangkah keluar dari bar dengan niat untuk mencari keberadaan sang sahabat yang sudah lama pergi. Lidia hanya merasa cemas akan keselamatan dari sahabatnya.
Untung saja Lidia tak mendapatkan kesulitan yang berarti pada saat mencari keberadaan dari Ann. Dengan mudah, ia bis amendapati sahabatnya itu sudah teler dan bersandar pada tembok samping dari sebuah gang sempit yang berada tak jauh dari lokasi bar.
Melihat kondisi sahabatnya sekarang mampu membuat Ann tersenyum bahkan tawa kecil juga terdengar jelas. Apakah ada hal lucu yang patut untuk diketawakan?
"Aku rasa setelah ini, dia tak akan ingin ikut pergi berpesta lagi," tutur Lidia kemudian mulai membantu Ann berdiri.
Sepertinya pesta malam ini sudah terasa jauh lebih cukup. Saat yang tepat untuk pulang karena memang Ann sudah kelihatan tak baik-baik saja. Takutnya kalau dipaksakan lanjut, keadaan jadi semakin memburuk dan Lidia harus bertanggung jawab lebih dari ini.
Tampak sedikit kesulitan, Lidia mulai membopong tubuh mungil sang sahabat itu, bermaksud untuk menuju ke arah mobilnya yang sekarang masih berada di parkiran bar.
"Sepertinya setelah ini aku akan meminta kamu untuk berdiet," gumam Lidia yang sudah mulai terengah-engah. Ternyata tubuh Ann yang kelihatan ramping dan mungil juga bisa terasa begitu berat.
"Kalau bukan sahabat, mungkian aku sudah meninggalkanmu," tambahnya lagi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments