Undangan Pernikahan.

Setelah selama kurang lebih satu minggu ke belakang selalu berusaha keras, bahkan sampai harus menderita insomnia, akhirnya laporan skripsi milik Ann sudah selesai untuk penulisan sampai bab penutup. Meskipun perjuangannya agar bisa lulus cepat belum berhenti, Ann tetap bangga akan pencapaian usaha yang sudah dilakukan oleh dirinya. Mengebut untuk penyelesaian skripsi bukanlah menjadi suatu hal mudah.

Merasa sudah begitu ingin menjalani sidang skripsi, Ann pun bergegas mendatangi ruangan milik Pak Rega. Tujuannya hanya untuk melakukan pemeriksaan skripsi yang sudah ditulis sedemikian rupa sampai bab penutup. Ann begitu yakin, kalau dalam tulisan skripsinya akan mendapatkan revisi dari Pak Rega dan kemungkinan kalau dihitung, lusa depan barulah skripsi ini bisa diselesaikan dengan sempurna.

Sesampainya Ann di depan ruangan dosen, ia pun bergegas untuk mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah mendapatkan izin dari si pemilik, Ann mulai berani membuka pintu itu. Saat sudah ada di dalam ruangan, hal pertama yang langsung dilihat oleh kedua matanya adalah sosok Pak Rega yang saat ini kelihatan begitu keren dan berbeda hanya karena kacamata bening yang sedang dikenakannya.

"Selamat siang, Pak!" Sapa Ann kedengaran sopan.

"Iya Ann. Duduk dulu disini," kata Pak Rega mempersilahkan gadis itu untuk menempati kursi yang persis berada di depannya.

Dengan langkah hati-hati, Ann menuju ke arah kursi yang dimaksud. Tak pakai lama, sekarang gadis itu sudah bisa menempatkan diri untuk duduk dengan nyaman.

"Bagaimana Ann? Apakah sudah selesai?" Tanya Pak Rega dengan pandangan masih tertuju pada layar laptop.

"Sudah," jawab Ann sembari menyerahkan flashdisk yang berisi file skripsi.

"Sebentar ya, setelah ini kita revisi bersama-sama," ucap Pak Rega dan itu sanggup membuat Ann menganggukkan kepala tanda mengerti.

Selagi menunggu dosen itu selesai dengan pekerjaannya, Ann yang memang kelihatan begitu kelelahan, tanpa sengaja mulai menguap cukup lebar. Walaupun pandangan dari Pak Rega terus terpaku pada layar laptop, tapi ia tetap bisa menyadari kalau ada seseorang yang sedang mengantuk di ruangan ini.

"Apa saya membuat kamu menunggu terlalu lama? Sampai mengantuk seperti itu?" Tanya Pak Rega dan berhasil membuat Ann terkejut.

"Maaf?" Ann meminta agar dosen itu mengulang perkataannya. Bukan tanpa sebab hanya saja Ann ingin memastikan kalau telinganya tidak sedang salah dengar.

"Apa saya terlalu lama sehingga membuat kamu menguap?"

"Oh bukan. Sebelum masuk ke ruangan ini aku juga sudah merasa mengantuk dan kelelahan," kata Ann sembari menggelengkan kepalanya. Jangan sampai hanya karena masalah menguap, bisa menjadikan sebuah salah paham!

"Kurang tidur kamu, Ann?" Tanya Pak Rega lagi.

"Sepertinya. Karena dalam seminggu terakhir, aku selalu tidur lewat pukul empat pagi," jawab Ann mengatakan yang sebenarnya.

"Apa untuk menyelesaikan skripsi ini?" Pak Rega terus melontarkan pertanyaan yang kebetulan masih bisa dengan mudah dijawab oleh Ann.

"Iya. Bapak tahu kan kalau saya harus ikut wawancara di perusahaan HR Group? Menurut rekomendasi dari dekan?" kata Ann yang terus mengingat alasan kenapa dirinya harus berusaha sekeras ini.

Mendengar perkataan seperti itu, mampu membuat Pak Rega memutuskan untuk mendahulukan soal revisi skripsi milik Ann, dibandingkan dengan pekerjaannya. Bukan tanpa sebab, hanya saja melihat kondisi Ann yang sekarang, mampu membuat Pak Rega merasa cukup iba. Harus segera diselesaikan agar Ann juga bisa istirahat.

"Setelah revisi terakhir ini, kamu sudah bisa langsung untuk mencetaknya," tutur Pak Rega yang sudah menyambungkan flashdisk pada device laptop nya.

Tak butuh lama, akhirnya sekarang Pak Rega mulai memeriksa isi dari skripsi yang sudah dikerjakan tuntas sampai bab penutup oleh Ann. Dengan seksama, kedua mata milik Pak Rega mulai bekerja keras untuk membaca dan mengamati tulisan apa sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Selagi menunggu Pak Rega selesai, Ann pun tanpa terduga mulai memejamkan matanya perlahan-lahan. Rasa kantuk yang terus menyerang dirinya, benar-benar sudah tidak bisa ditahan lagi. Bisakah ia istirahat sebentar sebelum nanti harus menyelesaikan revisi an yang ada?

"Ann?" Panggil dosen itu untuk pertama kali.

Tidak mendengar jawaban apapun dari si pemilik nama, Pak Rega kembali memanggil. Sampai pada akhirnya, dosen tampan itu merasa terkejut ketika mendapati sosok Ann yang sudah tertidur pulas dalam posisi duduk.

Enggan menganggu waktu tidur dari gadis itu, Pak Rega yang anehnya terkesan begitu peduli dan pengertian pun tanpa ragu untuk memberikan bantuan. Kapan lagi ada dosen pembimbing yang mau membantu mahasiswanya untuk mengerjakan revisi skripsi? Bisa dibilang lagi kalau Ann sangat beruntung, karena mendapatkan dosen pembimbing seperti Pak Rega.

.

.

.

Satu jam berlalu, terlihat Pak Rega yang telah selesai membenarkan keseluruhan isi dari skripsi milik Ann yang tadi sempat ada kesalahan. Sebenarnya, hal yang dilakukan oleh Pak Rega ini sangat amat tak dibenarkan, tapi mau bagaimana lagi. Terlalu tidak tega melihat kalau salah seorang mahasiswanya kelelahan, hanya karena harus mengejar deadline sidang skripsi.

Bertepatan dengan Pak Rega yang telah selesai memeriksa sekaligus membenarkan, Ann yang dirasa sudah mendapatkan cukup waktu tidur pun perlahan-lahan terlihat mulai membuka kedua mata. Ketika Ann terbangun, hal pertama yang langsung diingat oleh kepalanya adalah soal revisi skripsi. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, Ann pun mulai bertanya kepada Pak Rega yang saat ini sedang terlihat tersenyum sambil menatap dirinya.

"Ya ampun. Maaf aku ketiduran! Jadi, gimana soal skripsi nya? Apa ada yang perlu aku perbaiki?" Tanya Ann sambil beberapa kali mengedipkan matanya, berusaha untuk mengumpulkan kembali kesadarannya.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, seketika mampu membuat Pak Rega tersenyum tipis. Tanpa memberikan jawaban pasti, beliau memberikan kembali flashdisk yang sudah selesai dipergunakan.

"Ini kenapa? Apa aku harus mengulangnya lagi, Pak?" Tanya Ann yang tampak belum mengerti apapun.

"Sudah bisa dicetak. Tak ada yang harus direvisi dari skripsi kamu," jawab Pak Rega yang tentu saja sulit untuk dipercaya oleh Ann.

"Serius, Pak? Gak ada lagi revisi? Sudah benar semua?" Ann mencoba memastikan saja kalau dosen yang dia sukai itu tidak sedang bercanda ataupun mempermainkan dirinya.

"Iya," kata beliau sembari menganggukkan kepala, kelihatan serius.

"Beneran yakin?" Ann terus mempertanyakannya.

"Iya. Setelah dicetak, kamu bisa langsung minta tanda tangan ke saya dan juga dekan," ucap Pak Rega yang berhasil membuat Ann tersenyum puas.

Dengan perasaan senang karena bisa menyelesaikan skripsi itu, Ann pun menerima kembali flashdisk miliknya. Merasa kalau sudah terlalu lama berada di ruangan ini, Ann pun bersiap untuk beranjak dari tempat duduknya dan berniat segera keluar. Namun, saat baru memasukan flashdisk ke dalam tas, Pak Rega memanggilnya kembali. Awalnya mungkin dikira ada hal yang tertinggal, tapi ternyata dosen itu ingin memberikan Ann sesuatu.

"Oh ya Ann. Karena kamu adalah mahasiswa yang paling saya sukai dan bisa dibilang hubungan kita juga cukup dekat, saya ingin memberikan kamu undangan ini," kata Pak Rega yang mampu membuat kedua mata Ann melebar.

"Undangan apa ini, Pak?" Meskipun sedikit ragu, Ann tetap menerima undangan yang diberikan oleh Pak Rega.

"Pernikahan saya. Kamu datang ya, Ann. Acaranya tiga hari sebelum kamu sidang skripsi. Saya benar-benar berharap kalau kamu mau datang," pinta Pak Rega dan itu hanya bisa memunculkan sebuah senyuman terpaksa di bibir Ann.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!