Bersama dengan beberapa anak buah serta Cindy, Matteo sekarang sudah menempatkan dirinya duduk dengan nyaman pada kursi empuk yang tersedia di pesawat pribadi ini.
Tak butuh banyak waktu lagi, aba-aba dari salah seorang flight attendant mulai terdengar meminta agar seluruh penumpang mengenakan sabuk pengaman, karena dalam beberapa menit pesawat ini akan lepas landas.
Matteo yang kini duduk persis di samping sang kekasih pun tak ragu memasang sabuk pengaman untuk dirinya sendiri serta Cindy. Diberikan perhatian kecil seperti ini saja sudah bisa berhasil mengembangkan senyuman di wajah cantiknya.
"Padahal aku bisa melakukannya sendiri," kata Cindy yang kemudian menggenggam tangan kekar milik Matteo.
Hitungan mundur pun dilakukan, pesawat pribadi ini perlahan-lahan bergerak dan tak lama mulai terbang menjauh dari bandar udara. Kini rombongan dari Matteo sudah dalam perjalanan menuju ke Australia.
Setelah pesawat ini sudah dirasa terbang dengan aman, Matteo pun mulai melepaskan sabuk pengaman dan sekarang ia bisa duduk ataupun bergerak dengan nyaman di dalam pesawat.
Selagi menunggu pilot mendaratkan pesawat ini di bandar udara dari negara tujuan, Matteo yang enggan untuk merasa bosan pun mulai mengajak sang kekasih — Cindy, supaya mau mengikutinya berpindah tempat, dimana mereka bisa berduaan tanpa adanya anak buah yang menjaga.
Cindy yang memang begitu menyukai Matteo pun tak ragu untuk menurut dan mengikut ke tempat yang hendak dituju. Terkejut, karena tiba-tiba Matteo membuat dirinya terduduk di atas ranjang empuk yang ada pada pesawat pribadi ini.
"Aku yakin kalau ini akan menjadi perjalanan bisnis tersibuk jadi, aku ingin kita menghabiskan waktu bersama disini," kata Matteo sembari menutup pintu pembatas yang ada.
"Disini? Tuan serius? Tidakkah semua anak buah Tuan bisa mendengarnya?" Tanya Cindy yang merasa sedikit malu kalau aktivitas pribadinya di dengar oleh orang lain.
Sambil tersenyum penuh arti, Matteo pun membuka kembali pintu pembatas antar kabin pesawat, lalu tanpa adanya keraguan sedikitpun meminta kepada seluruh anak buahnya untuk mendengarkan musik yang ada. Ini adalah cara Matteo mengantisipasi agar mereka tak mendengar hal tak seharusnya.
Setelah memerintahkan hal seperti itu, Matteo pun kembali pada Cindy yang sudah kelihatan menunggu. Tak ingin membuang waktu lagi, Matteo yang kini berdiri tepat di depan Cindy mulai melepaskan ikatan sabuk yang ada pada celananya.
Cindy yang melihat itu terus kelihatan sedang menggigit bibir atas serta bawah. Apakah mau langsung bermain? Tidakkah seharusnya Matteo melakukan pemanasan terlebih dahulu?
"Pegang!" Perintah Matteo kepada sang kekasih.
"Padahal aku tidak melakukan apapun yang berarti, tapi kenapa milik Tuan sudah berdiri dan mengeras?" Tanya Cindy yang kini sudah menyentuh aset berharga milik Matteo.
"Hanya dengan melihat wajah mu saja, itu sudah berhasil membuat milikku terbangun," jawab Matteo yang kemudian tak ragu membiarkan Cindy yang sudah berpengalaman memberikan kepuasaan.
"Lakukan dengan cepat, honey..." Pinta Matteo yang kini sedang berada di surga duniawi.
Matteo terus membantu sang kekasih bergerak dengan cepat, sampai pada akhirnya ia mendapatkan pelepasan pertama. Deru napasnya terdengar begitu tak beraturan.
"Apa kamu menyukainya, honey?" Tanya Matteo kepada Cindy yang saat ini masih mencoba untuk menelan sesuatu yang memenuhi mulut.
Anggukkan kecil dibuat oleh wanita itu, kemudian merasa belum puas dengan hal seperti ini, Matteo pun mengganti posisinya, membiarkan sang kekasih terbaring nyaman di atas ranjang empuk, sembari jemari tangannya menerobos masuk ke dalam gaun. Menyentuh area sensitif yang mampu membuat sang kekasih mulai mengeluarkan suaranya.
Enggan untuk terus bermain seperti ini, tanpa adanya aba-aba yang berarti, Matteo pun memasukan miliknya dan itu cukup membuat seorang Cindy terkejut sampai berhasil membuat senyumannya mengembang.
"Kamu ingin aku bermain cepat atau lambat?" Tanya Matteo meminta pendapat dari Cindy yang sudah tak bisa sabar lagi.
"Tolong main lebih cepat, Tuan!" Pinta Cindy dan langsung dituruti begitu saja oleh laki-laki pemilik nama Matteo itu.
Matteo mempercepat gerakannya, terus semakin cepat, sampai membuat Cindy sanggup berteriak nikmat. Sudah ingin mencapai pelepasannya, Matteo malah meminta wanita itu untuk menahannya. Bukan tanpa sebab, tapi bukankah lebih asyik kalau mereka keluar bersama-sama?
"Tahan dulu. Jangan dikeluarkan!"
"T-tapi aku sudah tidak tahan lagi," kata Cindy berusaha mengontrol dirinya yang sudah terlalu sulit.
"Tahan dulu, honey..."
"Tttuan Matteo..."
"Ya?"
"Tolong! Aku sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi."
Sampai pada akhirnya mereka berdua sama-sama mencapai pelepasannya. Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, sebelum semua terjadi, Matteo sudah terlebih dahulu melepaskan barang miliknya itu. Membuatnya keluar di area perut mulus milik dari Cindy.
"Kamu tahu, inilah alasan kenapa aku bisa begitu menyukaimu. Suaramu saat di ranjang benar-benar memabukkan," ucap Matteo kemudian mengecup singkat bibir ranum milik sang kekasih, dan mengakhiri permainan singkat ini.
...****************...
Setelah menempuh perjalanan hampir kurang lebih selama 7 jam, akhirnya pesawat pribadi yang ditumpangi oleh Matteo bersama rombongannya bisa juga tiba di bandar udara internasional yang ada di Sydney, Australia.
Dikarenakan tujuan kedatangan Matteo kesini bukan untuk kepentingan pribadi, seperti bersenang-senang ataupun berbulan madu, ketika baru tiba, ia langsung diarahkan ada sebuah mobil yang akan membawanya menuju ke anak perusahaan HR Group di negara ini.
Masih tak lepas dari Cindy, Matteo kini sedang berada dalam perjalanan untuk menjangkau lokasi dimana masalah itu berada. Mobil yang dikendarai oleh seorang sopir pribadi pun sudah terlihat melintasi jalanan kota Sydney.
.
.
.
Hanya perlu menghabiskan sekitar dua puluh menit, akhirnya mobil ini tiba juga di lokasi anak perusahaan dari HR Group. Matteo yang sangat suka menghargai waktu pun mulai melangkahkan kakinya turun dari mobil, tepat setelah pintu dibukakan.
Dalam balutan setelan jas formal yang kelihatan begitu rapi, Matteo bersama dengan beberapa anak buahnya pun bergegas menuju ke dalam gedung perusahaan untuk menemui direktur yang bertanggung jawab atas masalah kebakaran di gudang penyimpanan yang terjadi.
Sebenarnya, Matteo tak perlu mencari penyebab dari masalah ini, karena sebelum sampai di gedung perusahaan, Matteo sudah meyakini kalau kebakaran yang terjadi adalah sesuatu kesengajaan yang dilakukan oleh direktur. Matteo bisa tahu, karena ada salah satu pegawai melaporkan tentang niat dari direktur perusahaan. Entah apa maksudnya, itulah yang harus dicari tahu oleh Matteo.
Pada saat Matteo berkunjung ke anak perusahaan yang ada di Australia, kedatangannya seketika langsung mendapatkan sambutan hangat dari seluruh pegawai. Namun, namanya juga Matteo, meskipun tahu sedang disambut, ia tetap saja kelihatan acuh. Mengabaikan sambutan dari pegawai sudah menjadi hal biasa bagi dirinya.
"Dimana direktur Joshua?" Tanya Matteo kepada salah seorang wakil direktur.
"Maafkan saya karena harus membuat Tuan repot sampai harus datang jauh-jauh kemari. Tapi, Direktur Joshua sedang tak ada di tempatnya. Sejak kejadian beliau menghilang dan meninggalkan segala pekerjaannya yang belum usai," ucap wakil direktur dan itu berhasil memancing amarah dari Matteo.
"Pergi kemana?" Tanya Matteo dengan rahang yang sudah kelihatan menegang.
"Saya tidak tahu, Tuan. Setelah kejadian direktur langsung pergi tanpa adanya kabar," jawab wakil direktur dan langsung membuat Matteo memanggil salah seorang anak buahnya.
"Cari Joshua. Bawa dia menghadap diriku, entah mau dalam kondisi hidup atau mati. Saya sama sekali tidak peduli pad kehidupannya," tegas Matteo memberikan perintah kepada anak buahnya untuk melakukan pencarian.
Kesalahan yang sudah dilakukan oleh direktur Joshua sama sekali tidak bisa ditoleransi. Pembakaran gudang penyimpanan dengan sengaja, mampu membuat kerugian yang benar-benar besar bagi perusahaan. Sejak Matteo menjadi pimpinan perusahaan HR Group, ia sama sekali tidak ingin mentoleransi kesalahan apapun. Terkesan kejam, tapi itu harus dilakukan agar perusahaan HR Group tetap bisa berada di puncak kejayaan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments