Mengejar Cinta
Pyar
Terdengar pecahan piring yang berserakan di atas lantai. Dengan sengaja Raka melempar piring-piring itu dari atas meja makan.
"Kamu bisa masak atau tidak sih?" Raka melangkah mendekati istrinya. Emosinya menggebu-gebu seolah tidak bisa terkontrol.
"Maaf, Mas. Tapi aku sudah berusaha menjadi istri yang baik. Aku sudah memasak apa yang kamu minta," Raisa menunduk takut dengan tubuhnya yang tampak gemetar.
Plak plak
Raka menampar kedua pipi istrinya. Entah kenapa dia sangat membenci istrinya itu. Baginya, dari awal pernikahan mereka itu salah. Dia juga mengira kalau istrinya mau menikah dengannya hanya karena harta.
Raisa hanya bisa menangis, dia tidak berani melawan suaminya. Sebenarnya sudah tidak kuat lagi menjalani pernikahan yang tak sehat itu. Setiap hari suaminya selalu menyiksanya. Bahkan sekujur tubuhnya banyak bekas luka yang di buat oleh suaminya. Setelah tiga bulan pernikahan, Raisa memilih sabar karena dia mengira jika suaminya akan berubah. Namun ternyata salah, suaminya semakin terus menyiksanya tanpa henti.
"Dasar istri tak berguna! Setiap hari kerjaannya menangis terus. Ah sudahlah, malas bicara dengan orang sepertimu,'' Raka melangkah pergi meninggakan istrinya yang masih menangis.
Jika bukan karena mengingat wasiat terakhir Kakek Sukmo, pasti Raisa sudah pergi jauh dari kehidupan Raka. Namun dia masih mengingat jelas pesan terakhir yang Kakek Sukmo katakan sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
'Menikahlah dengan cucuku! Dia pria yang baik dan sukses. Kakek percaya jika kamu bisa menjadi pendamping hidup yang baik untuk cucu kakek, Nak.'
Itulah pesan terakhir Kakek Sukmo yang di sampaikan kepada Raisa. Karena Kakek Sukmo yakin jika Raisa itu wanita yang baik. Buktinya Raisa menolongnya saat kecelaakaan itu. Hingga mengantarnya ke rumah sakit. Lagian Kakek Sukmo tidak ingin cucu kesayangannya terus melajang hanya karena belum bisa move on dari masa lalu.
Raisa berjongkok, dia memunguti pecahan piring di atas lantai. Air matanya terus saja menetes. Dia merasa sudah tak kuat lagi menjalani hari-harinya yang begitu berat. Namun dia harus bertahan sebentar lagi. Hingga dia benar-benar terpuruk, mungkin saat itu dia akan pergi demi meraih kebahagiaannya. Atau mungkin dia akan tetap disisi suaminya untuk selamanya, itu bagaimana nanti. Jika Raisa mampu bersabar mungkin suatu saat suaminya bisa menerimanya.
Raisa sudah menyapu dan mengepel lantai yang tadi banyak tercecer pecahan piring. Sayang sekali semua masakannya terbuang begitu saja. Padahal dia sama sekali belum menyantapnya. Terpaksa Raisa memasak mi instan untuk mengganjal perutnya.
Walaupun hanya sekedar mi instan, namun Raisa memakan dengan lahap. Jujur saja dia sangat lapar.
Dari kejauhan terlihat seorang pemuda yang sedang memperhatikan Raisa. Dia Aldo yang merupakan sopir pribadi suaminya. Sejak pertama kali memasuki rumah itu, Aldo sudah menaruh hati kepada Raisa. Terkadang dia mencuri pandang memperhatikan Raisa saat sedang sendirian.
..............
Raka sedang berada di salah satu cafe terkenal di kotanya. Dia berkumpul dengan teman-temannya. Lagian jika berada di rumah terus membosankan, apalagi jika selalu melihat Raisa di rumahnya.
''Bro, tau nggak kemarin gue ketemu sama teman SMA kita dulu loh. Alina si primadona sekolah,'' ucap Doni memberitahu.
Mendengar nama Alina, seketika Raka jadi penasaran.
''Dimana Alina? Lo lihat dia dimana?'' tanya Raka.
''Ah sang mantan rupanya belum bisa move on nih,'' ledek Gio, yang sedang menyimak pembicaraan mereka.
''So tau lo,'' Raka memukul pelan bahu Gio.
''Sepertinya Alina juga masih jomblo loh, karena kemarin itu dia nanyain lo,'' ucap Doni sambil menatap Raka.
Ada perasaan bahagia di hati Raka saat mendengar kabar jika Alina telah kembali. Dia jadi ingin bertemu langsung dengan Alina.
''Masa sih nanyain gue?''
''Benar, Ka. Lo pepet lagi gih, lagian lo juga belum nikah,'' ucap Doni.
Semua teman-teman Raka memang tidak tahu jika sebenarnya Raka sudah menikah. Karena dulu pernikahan Raka sangat tertutup. Mungkin mereka tahu sosok Raisa yang tinggal di rumah Raka. Namun mereka hanya tahu jika Raisa itu pembantu di rumah itu. Karena Raka yang selalu bercerita jika Raisa itu hanya pembantu. Padahal jika di lihat-lihat Raisa cukup cantik, dan tak pantas jika hanya sekedar menjadi pembantu.
Raka dan teman-temannya mmasih mengobrol. Tiba-tiba perkataan Doni membuat mereka menghentikan obrolannya.
''Itu Alina,'' Doni menunjuk seorang wanita cantik yang sedang memasuki cafe. Dia Alina yang tak lain mantan kekasih Raka.
''Panjang umur dia, baru juga di omongin, malah nongol disini,'' ujar Gio.
Raka tampak tak berkedip menatap mantan kekasihnya yang terlihat cantik, masih sama seperti dulu. Seutas senyuman terlihat di sudut bibirnya.
''Alina,'' Doni memanggil Alina, dia juga mengangkat satu tangannya, agar Alina tahu dari mana arah suara yang memanggilnya.
Alina menghampiri mereka, dia terlihat senang karena bisa bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu.
''Lama tak berjumpa. Bagaimana kabar kalian?''
''Kami baik-baik saja, tapi tidak dengan dia,'' ucap Doni sambil menunjuk Raka.
''Memangnya kenapa dengan Raka?'' Alina menarik kursi yang ada di samping Raka, lalu dia duduk disana.
"Gagal move on dia,'' ucap Doni, lalu teman-temannya menertawakannya.
Raka menonjok dada sahabatnya itu dengan pelan.
''Lo apa-apaan sih,'' Raka sedikit merasa malu karena sahabatnya berbicara seperti itu di depan Alina.
''Kalau begitu sama dong, Lina juga gagal move on,'' kata Alina, sambil menatap Raka.
Raka seperti mendapat kode keras dari Alina. Jadi selama ini Alina juga belum bisa melupakannya. Itu berarti masih ada kesempatan untuk dia mengajaknya balikan. Tapi sayang, sekarang dia sudah menikah dengan Raisa. Dan dia harus menyembunyikan pernikahannya itu agar Alina tidak tahu.
''Boleh minta nomor ponsel?'' Raka bertanya kepada Alina.
''Boleh sekali,'' Alina mengambil ponsel milik Raka, lalu dia memasukan nomor ponselnya.
Doni dan yang lainnya saling pandang, saling berbisik satu sama lain. Mereka sepakat untuk pergi dari sana, membiarkan Raka dan Alina mengobrol berdua.
''Bro, kita cabut dulu ya. Lo ngombrol aja berdua disini,'' Doni menepuk pelan bahu sahabatnya itu, lalu dia dan yang lainnya berpamitan untuk pergi.
Kini tinggal dia dan Alina yang berada disana. Sejenak Raka memandang wajah cantik wanita yang dia rindukan selama ini.
''Lina, kenapa saat itu kamu tiba-tiba memutuskan hubungan kita, dan kamu pergi begitu saja?''
Alina memegang satu tangan Raka, dia mulai mengutarakan isi hatinya.
''Maaf, Ka. Dulu aku pergi begitu saja karena aku takut kamu tidak menerimaku lagi saat tahu usaha orang tuaku bangkrut. Tapi sekarang kondisi perekonomian keluargaku sudah membaik, jadi aku berani kembali ke kota ini.''
''Kenapa tidak bicara yang sejujurnya denganku?"
''Maafkan Lina ya,'' Alina memeluk Raka yang duduk di sampingnya.
Raka merasakan kehangatan yang sudah lama dia rindukan. Perlahan-lahan Dia mengusap rambut panjang Alina. Tercium aroma yang begitu harum, dan bau parfum itu masih sama seperti dulu.
''Aku senang karena kita kembali di pertemukan. I love you, Alina,'' ucap Raka sambil berbisik di telinga Alina.
''I love you too, Raka.''
Terlihat pancaran senyum kebahagiaan dari wajah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
thor aku mampir di karyamu
2023-05-21
0
Retno Elisabeth
nyesek di awal
2023-02-03
1
💕KyNaRa❣️PUTRI💞
baru di awal udah kasian
2022-12-02
0