Episode.8

Saat ini Raka dan Raisa sedang duduk berhadap-hadapan. Kebetulan Raka ingin mengatakan sesuatu yang penting kepada Raisa.

''Rai, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan pernikahan ini,'' ucap Raka.

''Kenapa begitu? Apa salahku? Selama ini aku sudah berusaha menjadi istri yang baik untukmu,” Raisa tak menyangka jika suaminya akan berkata seperti itu. Percuma dia sudah berusaha mengambil hati suaminya, bahkan menyerahkan tubuhnya untuk suaminya. Pada akhirnya dia tetap tak di inginkan oleh suaminya.

''Ini keputusanku dan juga mamah dari awal tidak menyetujui hubungan kita.''

''Apa Tuan Raka tidak akan berpikir dua kali?''

''Keputusanku sudah bulat. Raisa Andini, detik ini juga aku talak kamu. Aku akan mengurus perceraian kita ke pengadilan.''

Tes

Air mata Raisa menetes begitu saja. Hatinya begitu sakit mendengar kata talak yang di ucapkan suaminya. Susah payah dia bersabar mengambil hati suaminya. Namun itu sulit dia gapai. Seberapa besar pun perjuangannya, namun tetap saja suaminya tidak mau menerimanya. Mungkin ini akhir dari suaminya. Dia harus pergi dari kehidupan suaminya.

'Maafkan aku, Kek. Aku tidak bisa menjalankan wasiat kakek. Pada akhirnya cucu kakek tetap tak mau menerimaku di sisinya,' batin Raisa.

''Baiklah, aku terima keputusan itu. Sekarang aku mau bersiap untuk pergi,'' Raisa pergi begitu saja dari hadapan suaminya. Bahkan dia sedikit mempercepat langkahnya.

Sesampainya di kamar, Raisa langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya. Dia menangis begitu pilu. Sudah tidak ada lagi harapan untuk dia tetap bertahan. Karena suaminya terang-terangan sudah menalaknya. Siapa pun pasti menginginkan pernikahan yang bahagia bersama pasangannya, begitu juga dengan Raisa. Namun harapan itu telah pupus. Sekarang yang bisa dia lakukan hanya pergi.

Raisa mendekati lemari pakaian, lalu mengambil semua pakaiannya dari dalam lemari. Dia juga mengambil foto pernikahannya yang dia pajang di kamar. Dia masukan foto itu ke dalam tas bersama dengan pakaian miliknya. Setelah selesai berkemas, Raisa mencari keberadaan Bi Marni. Raisa melihat Bi Marni berada di taman belakang yang sedang mengobrol dengan Aldo.

''Bi, ada yang ingin saya katakan,'' ucapan Raisa tentu membuat obrolan mereka terhenti.

Bi Marni dan Aldo menatap ke sumber suara. Mereka melihat wajah Raisa yang sudah sembab. Terlihat sekali jika dia habis menangis.

''Non Raisa kenapa menangis?'' tanya Bi Marni.

Raisa langsung menghambur ke dalam pelukan Bi Marni.

''Maafkan Raisa ya jika selama ini punya salah sama Bibi,'' ucapnya, yang masih berada di pelukan Bi Marni.

Raisa kembali melepaskan pelukan itu.

''Non Raisa itu orang yang baik. Non Raisa tidak punya salah sama Bibi.''

Raisa juga beralih meminta maaf kepada Aldo. Tentu Aldo dan Bi Marni juga bingung kenapa tiba-tiba Raisa meminta maaf.

''Sebenarnya ada apa, Non? Kenapa menangis dan juga meminta maaf kepada kami?'' tanya Bi Marni.

''Saya di talak sama suami saya. Itu berarti detik ini juga saya harus pergi.''

Mendengar itu, Bi Marni dan Aldo sangat terkejut. Bi Marni tak menyangka jika majikannya akan melakukan itu. Bi Marni kasihan kepada Raisa yang selama ini sudah berjuang untuk mengambil hati suaminya. Dan pada akhirnya tetap berpisah. Begitu juga dengan Aldo, walaupun dia diam-diam mengagumi Raisa, namun dia sedih saat tahu bahwa rumah tangga Raisa telah berakhir.

''Yang sabar, Non. Non Raisa pasti bisa berbahagia dengan pasangan yang lain. Non Raisa itu cantik, jadi pasti banyak lelaki di luar sana yang ingin menjadi pasangan Non Raisa,'' Bi Marni tampak menepuk pelan punggung Raisa mencoba untuk menenangkannya.

''Benar, Non. Di luar sana pasti banyak lelaki yang lebih baik dari Tuan Raka,'' sahut Aldo yang ikut bicara.

Dari atas, terlihat Raka yang sedang memperhatikan mereka. Raka melihat mereka dari kaca kamarnya.

Setelah berpamitan kepada Bi Marni dan semua karyawan di rumah itu, kini Raisa bergegas untuk pergi. Raisa di antar oleh Aldo menggunakan motor bututnya. Entah kemana tujuannya, yang pasti dia akan pergi mencari kontrakan. Sekarang Raisa harus mencari pekerjaan baru untuk bertahan hidup, karena uang yang dia punya hanya sedikit. Sebenarnya tadi Raka sempat memberinya uang, namun dia menolaknya karena sudah terlanjur kecewa.

.......

......

Sesuai janjinya, Raka mengajak Alina untuk pergi ke rumah ibunya. Kini mereka sudah berada di perjalanan menuju ke rumah ibunya. Sepanjang jalan, Alina terus bergelayut manja di tangannya.

''Sayang, aku senang deh. Akhirnya kita bisa bersatu,'' ucap Alina.

''Aku juga senang, sayang.'' Raka tersenyum sekilas menatap Raisa, lalu dia kembali fokus mengemudi.

Raka juga sudah mengatakan yang sejujurnya kepada Alina, bahwa dia sebenarnya sudah menikah dan hari ini baru bercerai dengan istrinya dengan alasan ibunya yang tidak menyetujui hubungan mereka. Alina tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting dia bisa bersatu dengan Raka, lelaki yang dia cinta.

Kedatangan Raka dan Alina di sambut hangat oleh Bu Sandra. Bu Sandra melihat penampilan Raisa yang cukup berkelas. Sepertinya memang cocok jika menjadi menantunya.

''Wah Alina, sudah lama tante tidak bertemu kamu. Bagaimana kabar kamu, Nak?'' Bu Sandra bersikap ramah kepada Alina.

''Kabar saya baik, Tante. Maaf ya saya tidak membawa apa-apa untuk Tante.''

''Tidak masalah, lagian saya tidak mengharapkan apa pun. Mari masuk!''

Raka dan Alina mengikuti Bu Sandra yang sudah melangkah duluan. Bu Sandra mengajak mereka untuk langsung makan malam bersama.

Saat makan malam mereka diam, sama sekali tidak ada yang mengobrol. Bu Sandra memperhatikan cara makan Alina yang cukup elegan, mencerminkan jika dia itu orang kaya. Dan pastinya tidak akan memalukan jika di ajak arisan dengan teman-teman sosialitanya.

Setelah selesai makan malam, Bu Sandra mengajak mereka untuk duduk bersantai sambil mengobrol.

''Jadi kapan nih hubungan kalian akan di resmikan?'' tanya Bu Sandra sambil menatap ke duanya.

''Mah, untuk saat ini Raka masih mengurus perceraian, jadi tidak mungkin menikah dalam waktu dekat,'' ucap Raka.

''Kalian bisa bertunangan dulu, Nak.''

Raka dan Alina saling tatap lalu mereka tersenyum.

"Raka mau, Mah." Kata Raka.

"Lina juga mau, Tan." sahut Alina.

"Bagus kalau kalian berdua setuju. Lalu kapan pertunangan kalian akan di lakukan?"

"Bagaimana jika minggu-minggu ini saja," Raka mengatakan usulnya.

"Baiklah, nanti Mamah akan atur.”

"Maaf, Tante. Biar saya saja yang urus semuanya. Lagian pasti pertunangannya juga di rumah saya," ucap Alina.

"Jangan di rumah dong. Kalian harus mengadakan pesta besar-besaran. Nanti pertunangan kalian di lakukan di hotel saja. Biar saya yang menyewa tempatnya. Kebetulan ada tuh hotel milik teman, pastinya mau kasih harga miring kalau untuk kita," ujar Bu Sandra.

"Ya sudah terserah Tante saja. Tapi untuk dekorasi, katering, dan lain-lainnya biar saya yang urus," ucap Alina.

"Baik, Nak."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!