Kebetulan saat ini Raisa sedang mengelap perabot yang ada di ruang depan. Raisa menoleh ke samping, dia melihat mertuanya yang baru datang. Dia menaruh lap itu ke atas meja, lalu mendekati mertuanya untuk menyapanya.
''Selamat pagi, Nyonya.'' ucap Raisa, sambil mengulurkan tangannya mengajaknya untuk bersalaman.
Bu Sandra sama sekali tidak menyentuh tangan itu.
''Kamu pikir saya mau menjabat tanganmu?"
''Maaf, '' Raisa langsung menurunkan tangannya.
''Lagian tangan kamu itu kotor, dan saya tidak mau berjabat tangan dengan kamu yang dekil. Ih nanti saya malah ketularan,'' Bu Sandra berekspresi jijik di depan menantunya.
Raisa menunduk, dia tak berani mengatakan apa pun lagi. Dia tidak mau mertuanya tersinggung, apalagi marah kepadanya.
''Ngapain masih disini? Cepat buatkan saya minum!'' pintanya.
''Baik, Nyonya.'' Raisa buru-buru pergi ke dapur untuk membuatkan minum.
Walaupun status Raisa itu istri dari anak Bu Sandra, namun dia menganggap Bu Sandra itu seperti majikannya sendiri. Itu permintaan Bu Sandra sendiri yang tidak mau dipanggil Ibu atau pun mamah. Bu Sandra tidak menganggap Raisa sebagai menantunya, karena menurutnya tidak level.
Raisa membuatkan lemon tea hangat untuk Bu Sandra. Tak butuh waktu lama untuk dia berkutat di dapur. Kini dia sudah kembali menghampiri Bu Sandra.
''Silakan diminum!'' Raisa menaruh satu gelas lemon tea ke atas meja depan Bu Sandra.
Raisa masih berdiri di tempatnya. Dia menunggu Bu Sandra yang menyuruhnya pergi, barulah dia pergi dari sana.
Bu Sandra menyeruput lemon tea itu dengan gaya anggunnya.
''Dimana Raka?'' tanya Bu Sandra, sambil menaruh kembali gelas itu ke atas meja.
''Tadi Tuan Raka baru pergi ke kantor,'' jawabnya.
''Oh iya, sekarang kamu pergilah! Saya malas melihat kamu ada di hadapan saya,'' capnya.
''Baik, Nyonya.'' Raisa melangkah pergi dari sana. Dia akan melanjutkan pekerjaannya lagi.
Setelah selesai mengelap, Raisa membersihkan setiap kamar yang ada di rumah itu. Memang cukup melelahkan pekerjaana yang harus dia lakukan Namun bagaimana lagi, dia harus menuruti perintah dari suaminya. Lagian dia juga harus sedikit membantu pekerjaaan pembantu yang ada di rumah itu, biar mereka tidak terlalu kelelahan.
Raisa menghampiri Bi Surti yang berada di belakang rumah. Bi Surti sedang menyapu di taman belakang, sambil mengobrol dengan Aldo. Kebetulan hari ini Aldo tidak mengantar Raka pergi ke kantor.
''Wah sepertinya kalian lagi asyik nih,'' ucap Raisa yang sudah berada di dekat mereka.
''Iya nih, Non. Kami sedang mengobrol,'' ucap Bi Surti.
''Bi, jangan panggil saya dengan sebutan itu. Karena derajat saya di rumah ini sama dengan kalian,'' ucap Raisa.
''Tidak, Non. Non Raisa itu istri dari Tuan Raka, berarti Non Raisa itu majikan kita.''
''Terserah deh, namun yang pasti jangan anggap aku spesial. Anggap saja aku ini seperti rekan kerja kalian.''
''Baik, Non.'' ucap Bi Surti.
Raisa ikut mengobrol dengan mereka. Namun saat sedang asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba Bi Surti merasakan sakit di dadanya.
Raisa menatap Bi Surti yang sedang memegangi dadanya.
''Bi, Bibi kenapa?'' tanya Raisa.
''Dada Bibi sedikit sesak,'' ucapnya.
''Lebih baik Bibi istirahat saja ya. Biar aku yang melanjutkan pekerjaan Bibi,'' Raisa memegangi tangan Bi Surti.
''Terima kasih, Non. Non Raisa memang selalu baik sama saya.''
''Sama-sama, Bi. Ayo aku antar masuk ke dalam!''
Bi Surti menaruh sapu lidi yang sedang di pegang. Lalu masuk ke dalam rumah di antar oleh Raisa.
Raisa yang sudah mengantar Bi Surti, tak langsung kembali ke taman belakang. Melainkan dia membuatkan teh hangat dulu untuk Bi Surti. Setelah itu barulah dia pergi ke taman.
Saat Raisa kembali ke taman, ternyata Aldo masih disana.
''Non, biar saya saja ya yang menyapu. Non Raisa istirahat saja.''
''Tidak usah, Kak Aldo. Lebih baik Kak Aldo saja yang istirahat.''
''Tidak mau, Non. Saya menemani Non Raisa saja disini.''
''Terserah kakak saja,'' Raisa tersenyum menatap Aldo, lalu dia fokus menyapu.
Sesekali Aldo mengajak Raisa untuk mengobrol, dan Raisa menanggapinya.
Dari arah pintu belakang rumah, terlihat Bu Sandra yang sedang berdiri sambil menyunggingkan senyumannya. Kebetulan Bu Sandra hendak pergi ke taman belakang untuk menghirup udara segar, namun malah melihat Raisa yang sedang mengobrol akrab dengan Aldo. Bu Sandra tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Bu Sandra langsung memfoto mereka, lalu mengirimkan foto itu kepada anaknya.
'Semoga saja dengan melihat foto ini, secepatnya Raka menceraikan Raisa,' batin Bu Sandra.
Bu Sandra tahu jika putranya itu sebenarnya tidak mencintai Raisa, namun sampai sekarang putranya belum juga melepas Raisa dari hidupnya. Dan itu yang membuat Bu Sandra sendiri bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
bu sandra sama anaknya 11 12... gpp penyesalan sll dtngnya belakangan...
2022-11-03
0