Beberapa kali Satriya mengungkapkan perasaannya kepada Raisa, namun Raisa tidak menerimanya. Raisa merasa tak pantas jika bersanding dengan Satriya yang masih lajang dan juga tampan. Pasti banyak wanita di luar sana yang mengantre ingin menjadi kekasihnya. Namun anehnya Satriya mengatakan jika akan tetap menunggunya sampai Raisa mau.
Nenek Maryam juga tahu menyangkut perasaan anaknya kepada Raisa. Nenek Maryam tak mempermasalahkan jika memang ke duanya mau menjalin hubungan. Hanya saja Raisa yang tak mau karena merasa tak pantas jika bersanding dengan Satriya. Raisa selalu bilang jika dia tak mau jika suatu saat nanti Satriya menyesal jika memilihnya sebagai pasangan hidup.
Hari ini Satriya mengajak Raisa makan siang di luar. Tentu Raisa menerima ajakannya, karena memang dia jarang makan di luar.
Saat ini ke duanya sudah berada di salah satu restoran terkenal di ibukota. Baru juga duduk, mereka di hampiri oleh Raka yang ternyata baru masuk ke restoran juga.
''Selamat siang, Pak Satriya. Saya tidak menyangka jika bertemu dengan bapak disini,'' ucap Raka dengan ramah.
Raka belum menyadari jika wanita yang ada di depannya itu Raisa, karena posisi Raisa duduk membelakanginya.
Raisa diam seketika mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.
Tatapan Raka beralih ke wanita yang duduk di hadapan Satriya. Dia melihatnya dari arah samping dan itu membuatnya terkejut. Wanita yang tak lain adalah Raisa, dia bersama dengan Satriya yang merupakan rekan bisnisnya. Apalagi perut Raisa terlihat besar. Raka jadi berpikiran jika ke duanya memiliki hubungan terlarang. Karena dia juga tahu jika Satriya itu belum menikah.
''Kenapa Pak Satriya bersama dia? Kalian saling kenal?'' tanya Raka.
''Iya kami saling kenal,'' jawabnya.
''Apa anak itu --- '' Raka menghentikan perkataannya karena menurutnya tak pantas mengatakan masalah pribadi orang lain. Dia takut jika Satriya tersinggung.
''Iya ini anak saya dengan Raisa,'' ucap Satriya dengan penuh percaya diri.
Kedua mata Raisa membulat saat mendengar perkataan majikannya. Dia tak pernah meminta majikannya untuk berpura-pura menjadi suaminya. Tapi majikannya lah yang mengatakannya sendiri.
Raka tak lagi bertanya, dia berpamitan kepada Satriya karena dia akan kembali menghampiri asisten dan sekretarisnya di meja lain. Padahal dalam hatinya terus bertanya-tanya. Dia masih tak menyangka jika Raisa hamil di luar nikah. Setahu dia, Raisa itu tipe wanita yang masih lugu.
Raisa menatap Satriya yang duduk di hadapannya.
''Pak, kenapa tadi bapak mengaku seperti itu? Nanti dia mengira bapak lelaki tidak baik karena menghamili saya.''
''Tidak usah memikirkan pandangan orang lain. Kita jalani hidup kita sendiri saja.''
Raisa diam, dia tak lagi bertanya.
Dari arah lain, Raka terus memperhatikan Raisa dan Satriya. Rasanya dia masih tak percaya dengan mereka yang ternyata mempunyai hubungan spesial bahkan sampai Raisa hamil. Dia juga tak menyangka jika Satriya mau sama janda seperti Raisa. Namun jika di lihat-lihat sekarang penampilan Raisa terlihat menarik. Pakaian yang di kenakan juga bagus. Raka jadi semakin yakin jika setelah cerai dengannya, Raisa jadi wanita simpanan Satriya.
......
......
Sejak kejadian di malam itu, Alina menjauh dari Aldo. Dia masih tak terima jika malam itu dia melakukannya dengan Aldo, bukan dengan suaminya. Dia juga meminta Aldo untuk bungkam, tidak mengatakannya kepada siapa pun. Karena itu akan sangat bahaya jika suaminya tahu. Yang ada nanti suaminya semakin tak mau dengannya.
Sudah hampir satu bulan setelah ibunya memintanya konsultasi, namun Raka belum juga mengatakan itu kepada istrinya. karena pekerjaanlah yang membuatnya melupakannya. Namun sekarang dia baru ingat dan dia meminta istrinya untuk bicara empat mata.
Raka dan Alina sedang duduk berhadap-hadapan.
''Alin, aku baru mengingat jika beberapa waktu yang lalu mamah meminta kita untuk konsultasi ke dokter kandungan karena kamu belum hamil juga,'' ucap Raka.
''Apanya yang mau di cek? Lagian kita ini belum pernah melakukan itu. Pantas saja jika belum hamil,'' ucap Alina.
''Kalau begitu kita pergi saja ke rumah sakit cek kesuburan kita. Aku tidak mau jika mamah comel terus menanyakan cucu. Kalau ada hasil tes itu bisa membuat mamah bungkam.''
''Aku tidak mau,'' tolaknya.
''Kenapa tidak mau? Kamu takut jika ternyata kamu memang tidak subur?''
''Bukan begitu, tapi untuk apa tes seperti itu segala. Lebih baik kita ke kamar, kita bikin tuh cucu sesuai dengan keinginan mamah'' ucap Raisa.
''Oke, nanti malam kita bisa langsung memprosesnya, tapi sekarang kita periksa dulu,'' Raka masih saja meminta istrinya untuk mau periksa ke dokter kandungan.
''Baiklah, ayo kita pergi!''
Alina pergi ke kamar terlebih dahulu untuk bersiap. Sedangkan Raka, dia duduk di ruang keluarga untuk menunggu Alina.
Saat ini ke duanya sedang berada di perjalanan menuju ke rumah sakit. Alina tampak santai, karena dia berpikiran positif dengan hasil pemeriksaannya nanti. Lagian suaminya ada-ada saja, memintanya untuk konsultasi.
Sesampainya di rumah sakit, Raka langsung mendaftar. Lalu dia dan istrinya menunggu antrean pemeriksaan.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya nama mereka berdua di panggil. Mereka langsung masuk ke ruang pemeriksaan.
''Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?'' tanya dokter itu sambil menatap ke duanya secara bergantian.
''Dok, kami mau cek kesuburan,'' ucap Raka.
''Boleh, mau siapa dulu yang di cek?''
''Saya dulu,'' ucap Raka.
Tak lama, Raka sudah selesai di periksa dan hasilnya bagus. Kini giliran Alina yang di periksa.
Tanpa di duga-duga, ternyata Alina sedang hamil. Dan dokter memperlihatkan janin yang ada di layar USG. Alina dan Raka sama-sama terkejut. Apalagi Raka yang sama sekali tak menyangka jika istrinya sedang hamil. Namun yang di pertanyakan, anak siapa yang ada di kandungan istrinya? Sedangkan mereka belum pernah berhubungan. Raka tak menyangka jika istrinya selingkuh sampai hamil.
Kini keduanya tampak keluar dari ruang pemeriksaan. Raka berjalan cepat meninggalkan istrinya yang tertinggal di belakang.
''Mas, tungguin!'' Alina mencoba mengimbangi langkah suaminya.
Raka hanya diam, dia tak menjawab istrinya yang masih saja memanggilnya.
Sesampainya di mobil pun, dia masih mendiami istrinya. Raka masih tak menyangka hanya karena dia tak menyentuhnya, istrinya menyerahkan tubuhnya ke lelaki lain hingga hamil.
Alina terus menatap suaminya yang sedang fokus mengemudi.
''Mas, maafkan aku. Aku tak menyangka jika kejadian tanpa kesengajaan itu membuatku hamil,'' Alina membenci dirinya sendiri. Bisa-bisanya di malam itu tidur dengan sopirnya.
''Ini sudah kesalahan fatal, Alin. Awalnya aku memang cinta sama kamu, tapi saat tahu jika kamu sudah tidak virgin, rasa cinta itu berkurang. Lalu sekarang kamu masih mau memintaku menerimamu? Sorry, aku bukan lelaki yang mau barang bekas. Secepatnya aku akan urus surat perceraian kita.''
Alina memohon kepada suaminya, namun tetap saja suaminya tak mau memberinya kesempatan, karena sudah terlanjur kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments