Episode.7

Raisa sudah meminta karyawan laki-laki di rumah itu agar tidak sembarang masuk ke rumah jika tidak ada keperluan. Mereka bisa masuk lewat belakang saja jika sekedar mau makan atau mau mandi. Alasan Raisa melakukan itu karena dia yang berniat berpenampilan lebih terbuka dari biasanya. Raisa berniat menggoda suaminya sendiri. Kebetulan hari ini hari minggu dan suaminya berada di rumah.

Terlihat Raisa yang sedang menghidangkan menu makan siang di atas meja makan. Setelah tertata rapi, dia memanggil suaminya yang berada di kamar dan menyuruhnya untuk segera makan siang selagi masih hangat.

Saat ini Raisa sudah berdiri di depan kamar suaminya. Dia mengetuk pintu kamar itu, namun tidak ada juga sahutan dari dalam. Mungkin saja suaminya sedang tidur. Raisa mencoba untuk membuka pintu kamar suaminya, dan ternyata pintu kamar itu tidak terkunci. Dengan berani dia masuk ke dalam kamar. Jika nantinya di marahi, itu urusan belakangan. Lagian sudah biasa dia kena marah suaminya.

Raisa menutup pintu kamar, lalu dia mendekati suaminya yang sedang tidur. Raisa menepuk-nepuk pelan bahu suaminya untuk mencoba membangunkannya. Tak lama Raka terbangun juga. Hal pertama yang dia lihat itu belahan dada istrinya yang terlihat. Raka beralih menatap ke bawah. Dia melihat istrinya yang memakai dres sangat pendek. Lelaki mana yang tidak akan terpancing saat baru bangun tidur di suguhi dengan hal seperti itu.

Raka menarik tangan istrinya sehingga istrinya terjatuh ke atas kasur.

''Mau ngapain dengan pakaian sexy seperti itu? Kamu mau menggoda saya?''

''Benar, saya mau menggoda Tuan Raka.''

''Dasar nakal, sepertinya sekarang sudah mulai berani ya. Baiklah, sepertinya kita harus sedikit bermain,'' walaupun Raka tidak mencintai istrinya, namun dia tidak bisa melewatkan kesempatan emas ini. Lagian dia tidak rugi. Ibarat kucing yang dengan sengaja di kasih ikan, pasti tidak akan menolak. Begitu juga dengan posisi Raka saat ini.

Raisa memang berniat membuat suaminya untuk candu dengan tubuhnya. Dengan begitu suaminya tidak akan berhubungan lagi dengan wanita lain, termasuk Alina. Raisa juga berharap jika dia akan mencoba perlahan untuk membuat suaminya menghilangkan rasa cintanya kepada Alina. Walaupun itu hal yang sulit, tapi apa salahnya jika ingin mencoba.

Raka mengungkung tubuh istrinya. Dia memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat istrinya meremang, dan menikmatinya. Bahkan istrinya mengeluarkan suara indahnya yang membuat Raka semakin bersemangat.

Kini keduanya sudah polos tanpa berbusana. Raka segera menyatukan tubuh mereka. Raisa sedikit meringis menahan sakit. Namun dia mencoba tenang, dia tidak boleh terlihat kesakitan di depan suaminya. Dia harus terlihat pintar dan lihai, agar suaminya candu akan tubuhnya.

Sudah hampir satu jam keduanya bergulat di atas ranjang, dan Raka belum juga merasa puas. Dia akui jika tubuh Raisa lebih nikmat dari pada Alina.

''Emm ... '' beberapa kali Raka menggeram tanpa melepaskan penyatuan mereka.

Sejak tadi Raisa menahan perih, namun dia mencoba untuk kuat.

''Ahhh Alina ... '' de sah Raka saat dia mencapai puncaknya.

Deg

Hati siapa yang tak akan sakit saat mendengar suaminya menyebutkan nama wanita lain di saat sedang bercinta. Itu yang Raisa rasakan saat ini. Susah payah dia mencoba menggoda suaminya, hingga menahan sakit saat bercinta karena ini yang ke dua kalinya. Namun suaminya malah menyebutkan nama wanita lain.

'Sabar Rai, kamu jangan marah. Biarkan suamimu mengatakan apa pun yang dia ingin ucapkan. Yang terpenting sekarang perlahan kamu mencoba mengambil hatinya,' batin Raisa.

Raka kembali merebahkan diri di atas ranjang untuk beristirahat. Sedangkan Raisa, dia beranjak dari atas ranjang. Dia memakai kembali pakaiannya lalu keluar dari kamar itu.

Raisa yang baru menuruni tangga, dia melihat kedatangan Bu Sandra. Dengan tubuh yang masih kotor, dia mencoba menyapa Bu Sandra. Karena jika dia pergi begitu saja, dia merasa tak enak.

''Selamat datang, Bu.'' ucap Raisa dengan ramah.

Bu Sandra tidak menjawab sapaan itu. Namun penglihatannya fokus pada pakaian yang di kenakan Raisa terlihat tak pantas. Apalagi ada tanda merah di lehernya.

''Kamu mau jadi pela cur di rumah ini?'' Bu Sandra bertanya tanpa berpikir dulu. Bahkan tidak peduli jika yang dia katakan itu menyakiti hati.

''Maaf, tapi saya tidak seperti yang Nyonya tuduhkan,'' ucap Raisa.

Bu Sandra tampak terdiam. Jika yang di lihatnya tadi, Raisa baru turun dari lantai atas.

'Siapa yang melakukan itu kepadanya? Apa itu Raka?' batin Bu Sandra.

Bu Sandra pergi begitu saja dari hadapan Raisa. Tujuannya saat ini ke kamar anaknya.

Bu Sandra sudah berada di depan kamar anaknya, lalu membuka pintu tanpa permisi. Bu Sandra masuk ke dalam kamar dengan begitu saja. Betapa terkejutnya saat melihat anaknya yang sedang berbaring di bawah selimut. Namun bagian atasnya terlihat, dan itu tidak memakai pakaian.

''Raka, apa-apaan ini? Jadi kamu meniduri wanita itu?'' Bu Sandra terlihat sangat marah.

Spontan Raka membalikkan tubuhnya menghadap ke ibunya.

Dia terkejut saat melihat ibunya yang sudah berada disana. Dia kira tadi yang datang itu Raisa yang kembali ke kamarnya, jadi dia sama sekali tidak menoleh saat mendengar pintu kamarnya terbuka.

''Maaf, Mah. Habisnya Raka tidak tahan lagi. Lagian dia yang menggoda Raka, jadi Raka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan.

''Astaga, kamu tahu kan kalau mamah tidak suka sama wanita itu. Berulang kali mamah memintamu untuk menceraikannya, namun yang kamu lakukan saat ini malah menidurinya.

''Maaf, Mah. Namanya juga khilaf.''

''Jangan ulangi khilafmu itu, Raka. Awas saja jika wanita itu sampai hamil. Mamah tidak mau mengakui anaknya sebagai cucu mamah. Setidaknya mamah ingin mendapat cucu dari wanita yang sepadan sama kita. Kamu secepatnya harus menceraikannya. Lagian kakekmu juga sudah tidak ada, jadi tidak ada yang akan menahanmu lagi.''

''Iya nanti, Mah.''

''Jangan menunggu nanti dong. Harusnya sekarang juga kamu usir dia dari sini.''

''Iya, besok akan Raka lakukan.''

''Bagus, dengan begitu mamah bisa menjodohkan kamu dengan anak teman mamah.''

''Raka tidak mau di jodohkan, Mah. Lagian Alina sudah kembali, dan kini kami sudah berpacaran lagi.''

''Bagus dong, segera lamar dia untuk menjadi istrimu. Lagian dia anak orang kaya kan?''

''Iya, Mah. Bisnis ayahnya sempat redup, tapi sekarang sudah bangkit lagi seperti semula.''

''Nanti malam kamu ajak dia untuk datang ke rumah mamah. Kita akan makan malam bersama.''

''Baik, Mah. Nanti akan Raka sampaikan kepadanya.''

''Cepat mandi! Mamah tidak suka jika jejak wanita itu menempel di tubuhmu,'' setelah mengatakan itu Bu Sandra keluar dari kamar anaknya.

Melihat ibunya sudah pergi, Raka langsung saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Bu Sandra mencari keberadaan Raisa. Dia memanggil-manggil Raisa, namun tidak ada sahutan. Bi Marni langsung saja menghampiri majikannya yang sejak tadi memanggil Raisa.

''Maaf, nyonya. Tapi Non Raisa sedang mandi,'' ucap Bi Marni.

''Jangan panggil dia dengan sebutan itu. Dia disini bukan majikan,'' ucapnya.

''Maaf, Nyonya.''

Bu Sandra meminta Bi Marni untuk berbicara kepada Raisa dan memintanya untuk menemuinya di ruang keluarga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!