Bab 19

Kanaya bersama Pak Hasan berjalan menyusuri jalanan menuju Pasar setempat.

Perjalanan yang lumayan jauh dari rumah namun Kanaya tampak menikmati nya apalagi udara di sana begitu sejuk.

" Capek ya Neng, Memang jauh jalan ke Pasar Neng"

" Gak Kok Pa, lagian udara di sini sangat segar "

Hasan mengangguk,,

Kanaya memang berbeda dari Mahasiswi lainnya, dia sangat sopan dan tidak pernah sombong.

" Jadi Bapak jarang ke Pasar ?"

" Setelah kepergian Ibu, Bapak sama sekali tidak ke pasar Neng lagian juga hanya Bapak yang di rumah."

" Maaf Pak,, "

" Gapapa Neng, Bapak sudah ikhlas kepergian Ibu "

Kanaya mengangguk..

Walaupun hanya hidup sendiri namun Pak Hasan sama sekali tidak pernah mengeluh.

Mereka akhirnya sampai di Pasar,

Cukup ramai dengan banyaknya pedagang di sana.

" Memangnya Neng mau beli apa ?"

" Em,, Apa saja Pa "

Hasan mengangguk dan mereka terus berjalan masuk ke dalam.

Kanaya menatap banyak sayuran yang masih segar, ikan, juga aneka yang di jual di sana.

" Kita beli sayuran Pak , Ikan juga tempe tahu"

" Boleh Neng "

Kanaya menghampiri pedang sayuran, sementara Pak Hasan terlihat melihat lihat Ikan.

Siska dan Bela yang juga berada di sana terus menatap Kanaya, mereka sengaja mengikuti Kanaya juga Hasan hingga ke Pasar.

Cukup lama mereka memiliki apa yang akan di beli, hingga sudah beberapa kantong plastik yang mereka bawa.

" Ini banyak sekali Neng, memangnya Neng mau masak apa ?"

" Gak tau Pa, Lagian sayur juga Ikan segar jadi langsung beli deh."

Mereka berjalan kembali,,

Namun di pertengahan jalan Seseorang memanggil Pak Hasan.

" Pak Hasan , Pak Hasan "

Kanaya menoleh dan terlihat seorang Bapak berlari menghampiri kami.

" Loh Jono, Ada apa lagi lari."

" Punten Neng,, " Ucap Jono menatap Kanaya yang tersenyum.

" Bisa tolong Saya Pa, Ada bongkaran Sayuran di pasar tapi tidak ada yang membantu saya "

" Bis saja, Tapi Saya antar Neng Kanaya pulang dulu ya "

" Gapapa Pak Hasan, Saya bisa pulang sendiri lagian kasihan Jono "

" Apa Neng tau jalan pulang, Biar Bapak antar dulu ya "

" Tau Pak,, Gapapa Kok "

" Ya sudah,, Neng hati hati pulangnya Bapak kembali ke Pasar dulu."

Kanaya mengangguk,,

Pak Hasan memang sering membantu penjual di pasar jika ada bongkaran apapun.

Kanaya menghela napasnya dan berjalan pulang, dia melewati jalanan yang sama saat bersama Pak Hasan.

Namun di saat pertigaan jalan, Kanaya berhenti dia lupa harus belok kemana untuk kembali ke rumah.

Aduh,,

Harus belok yang mana ya,, Aku lupa lagi..

Kanaya terdiam namun dia kembali berjalan ke arah Kanan .

Dia menyusuri jalanan lurus dan membuatnya bingung bahkan seakan di berjalan menuju perkebunan dan bukan ke pemukiman warga.

Langkahnya semakin jauh hingga di tidak tau lagi berada di mana.

dengan menatap sekeliling, Kanaya menoleh kanan dan kiri tidak ada sesuatu bahkan hanya terlihat pohon pohon tinggi.

Kayaknya aku salah jalan,,

Mending balik lagi deh ..

Kanaya berbalik dan kembali berjalan, bukan bertemu jalanan yang dia lewati sebelumnya namun malah jalanan sepi.

Dimana aku,,

Kak Revan, Tolongin aku ..

Kanaya coba terus mencari jalan namun tidak bertemu,,

Di Pemukiman warga,,

Terlihat beberapa mahasiswa/wi sudah keluar dan akan melanjutkan kegiatan mereka hari ini.

Davin bersama temannya berjalan menghampiri semua yang sudah berkumpul termasuk Revan.

" Kak Revan,, Kak Revan " Teriak Dita membuat semua menoleh.

" Maaf Kak,, Apa Kak Revan melihat Kanaya ?"

" Loh Bukannya dia sekamar sama Lo, memangnya dimana Kanaya ?" Ucap Revan

" Di kamar gak ada Ka, aku juga sudah mencari ke seluruh rumah tapi tidak ada."

Revan segera berlari masuk dan mencari Kanaya namun benar kata Dita jika tidak ada Kanaya di dalam.

" Astaga De,, kamu dimana ?" Gumam Revan kembali keluar.

" Gimana Van " Ucap Davin

" Kanaya gak ada di dalam,, Gue cari dia dulu "

" Revan tunggu,, " Cegah Siska mendekat.

" Apa sih, Gue harus cari Kanaya "

Siska melirik Davin yang berada di sana.

" Mending Lo tanya Davin deh "

" Maksud Lo apa sih, Gue gak ada waktu "

" Lo lihat ini "

Siska memberikan ponselnya kepada Revan dimana Davin bersama Kanaya semalam.

Davin menautkan kedua alisnya Bingung,,

Sementara Bela bingung dengan apa yang di lakukan Siska,,

Revan Memberikan ponselnya dan berlari mencari Kanaya,

Keberadaan Kanaya sekarang itu lebih penting.

" Loh Vin Lo mau kemana ?" Ucap Gilang saat Davin pergi .

Davin akan mencari Kanaya,

Dia pun khawatir dengan keadaan Kanaya saat ini.

" Em,, Yang lain kita bantu cari Kanaya dulu " Ucap Gilang dan semua mengangguk.

Sementara Siska dan Bela tersenyum melihat kepanikan semua termasuk Revan.

" Gak usah balik aja deh mending tuh cewek, "

" Dia cuma jadi penghalan buat Kita, Mending mati di makan hewan buas di hutan "

Revan bersama yang lain terus mencari Kanaya , mereka berpencar dengan terus memanggil nama Kanaya.

Revan terlihat jelas begitu khawatir, apalagi semua menitipkan Kanaya kepadanya.

" Astaga De, kamu dimana.. Maafin Kakak yang gak bisa jagain kamu De..

Ya Tuhan, Jaga Kanaya .. "

Revan terus mencari Kanaya,,

Davin pun terus ikut mencarinya, dia berharap Jika Kanaya segera di temukan.

Kanaya sangat ketakutan apalagi dia sudah berjalan jauh dari pemukiman, dan tidak lagi terlihat rumah warga hanya pohon besar tinggi lah yang mengitarinya sekarang.

Dia sendiri lupa jika tidak membawa ponsel nya saat ini .

Daddy,, Mommy,, Kak Revan,,

Aku takut.. dimana kalian..

Kanaya menangis ketakutan, dia berusaha mencari jalan untuk bisa kembali.

Pak Hasan baru saja selesai, dia akan kembali pulang namun dia melihat Revan yang seperti mencari seseorang.

" Pak Hasan,, Apa Bapak Melihat Kanaya ?" Ucap Revan.

" Neng Kanaya, Bukannya kembali ke rumah ?"

" Kanaya tidak ada di rumah Pa, Kita bahkan sedang mencari nya."

" Tapi Tadi ke Pasar bersama Bapak, terus Bapak ada bongkaran dan Neng Kanaya pulang sendiri, Bapak mau Antar tapi Neng Kanaya menolak nya."

Revan mengusap wajahnya Kasar..

Jadi Kanaya tersesat sekarang dan harus kemana mereka mencari nya.

" Kita cari Neng Revan " Ajak Hasan dan semua kembali mencarinya.

Terlihat jelas jika Revan begitu khawatir,,

Dita terus menatap Siska dan Bela yang tampak biasa saja berbeda dengan semua yang sangat khawatir.

" Eh, Gue curiga sama Lo berdua atau jangan jangan kalian yang buat Kanaya ilang."

" Jaga Mulut Lo ya, Lagian buat apa kita melakukan semua itu." Ucap Siska

" Fine,, Kalau semua ini ulah Kalian gue pastikan hidup kalian gak akan tenang.

" Enak Saja Lo, Lo gak tau siapa Papi gue " Teriak Bela namun Dita terus berjalan pergi meninggalkan mereka yang terus menggerutu kesal dengan sikap Dita.

Terpopuler

Comments

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

lanjut thor up yg banyak thor semanggat upnya thor

2022-11-26

0

Dinda Lestiyana

Dinda Lestiyana

lnjut up yg bnyak dong kk ,,,, penasaran bngt ni,,,

2022-11-26

0

Anggita Anggini

Anggita Anggini

lanjut up

2022-11-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!