Belum hilang rasa terkejutnya akan kenyataan bahwa ayahnya diam-diam memiliki selir, sekarang justru Draco memintanya bertanggung jawab pada gadis itu.
"Apa-apaan ini!" Izek semakin emosi sampai ingin memukul wajah ayah kandungnya sendiri.
Tapi, Draco tampak santai karena dia merasa kehadiran selirnya bukan tanpa sebab.
"Grace..." panggil Draco pada gadis berusia 20 tahun itu. Draco menatap Grace lekat rasanya tidak percaya gadis kecil yang tanpa sengaja dia nikahi sepuluh tahun lalu sudah tumbuh besar.
"Kenalkan itu adalah anakku, namanya Izek. Dia menjadi King hari ini jadi otomatis kau jadi tanggung jawabnya sekarang. Jadi, anggap Izek itu suamimu," ucap Draco.
Grace menggelengkan kepalanya dengan lelehan air mata sambil tangannya memberi isyarat bahwa dia tidak mau Izek menjadi suaminya.
"Bukankah kau menjunjung tinggi adat di tempat kau tinggal, sekarang kau juga harus menjunjung adat di tempatku. Siapa yang menjadi King dialah yang berhak terhadap para selir," sambung Draco.
Grace tetap menggelengkan kepalanya dan tangisnya semakin menjadi-jadi. Tangannya memberi isyarat untuk penolakan.
Dan interaksi itu disaksikan oleh Izek, sejenak amarah lelaki itu meredam.
Izek menatap ayahnya yang dibalas oleh Draco.
"Iya, dia tidak bisa berbicara," ucap Draco seakan tahu apa yang ada dipikiran putranya.
Izek menghembuskan nafasnya kasar dan mencoba mengontrol emosinya. "Jelaskan semua padaku!"
Sebelum menjelaskan semuanya, Draco meminta pelayan yang selama ini menemani Grace untuk membawa gadis itu ke kamarnya.
Tertinggal Draco dan Izek yang berada di studio milik Grace. Di studio lukis itu terdapat banyak lukisan pemandangan yang dilukis oleh Grace seorang diri.
"Namanya Grace, aku bertemu dengannya saat usia gadis itu masih sepuluh tahun. Pada saat itu aku sedang berkunjung ke desa Alpha untuk bertemu dengan kepala suku di sana karena ada masalah di perbatasan wilayah." Draco mulai menceritakan kejadian sepuluh tahun silam.
Grace dianggap lahir sebagai anak haram karena lahir tanpa sosok ayah, ibunya adalah korban pemerkosaan yang diasingkan di desa. Wanita itu membesarkan Grace seorang diri sampai usia anak itu berusia lima tahun, ibu Grace meninggal karena sakit dan meninggalkan Grace seorang diri.
Semenjak saat itu Grace mulai tidak berbicara sama sekali ditambah diskriminasi dari penduduk desa karena Grace dianggap pembawa sial.
Grace bertahan hidup dengan mengais sisa-sisa makanan penduduk atau gadis kecil itu akan pergi ke hutan untuk mencari buah-buahan.
Tidak sampai disitu, Grace juga mengalami bully sampai tindak kekerasan.
"Dasar gadis bisu, hahaha..." anak-anak di desa Alpha kala itu tengah membully Grace yang sudah berusia sepuluh tahun.
"Apa kau mau ini?" salah satu anak memamerkan roti kemudian membuang dan menginjaknya di tanah. "Sekarang, makanlah!"
Dengan tangan bergetar, Grace meraih roti yang sudah bercampur tanah itu. Dia berusaha membersihkan roti itu supaya bisa dimakan karena badannya yang lemah akhir-akhir ini membuat Grace tidak bisa mencari makanan.
"Jangan dimakan!" seru Draco yang pada saat itu lewat karena akan meninggalkan desa.
Grace menatap Draco takut, tubuhnya bergetar tapi Draco justru memberinya beberapa lembar uang.
"Belilah makanan yang layak!" ucap Draco kemudian.
Senyuman Grace mengembang karena bisa memegang uang, tangannya memberi isyarat pada Draco untuk berterima kasih.
Grace bergegas pergi ke kedai roti untuk membeli roti baru tapi sayang pemilik toko justru menuduh Grace mencuri. Gadis itu berusaha menjelaskan memakai isyarat tangannya tapi tidak ada yang percaya.
Uang pemberian Draco dirampas dan Grace diusir, gadis kecil itu menangis tergugu sampai badannya limbung. Beruntung Draco mengawasi dari kejauhan dan menangkap gadis kecil itu saat akan terjatuh.
"Di mana orang tuamu?" tanya Draco yang dijawab gelengan kepala oleh Grace.
Draco kemudian memberikan Grace sebuah pisau dengan lambang kerajaan mafia De Servant.
"Saat kau diperlakukan tidak adil, gunakan pisau ini dan perlihatkan lambangnya maka orang itu akan takut padamu," jelas Draco.
Draco tidak tahu mengenai adat di desa Alpha, saat seorang pria memberi pisau atau pedang pada seorang gadis di desa itu artinya adalah pria itu melamar sang gadis.
Merasa telah dilamar, Grace mencoba memberitahu kepala suku. Yang ada di pikiran Grace kala itu hanyalah kebebasan. Dia ingin keluar dari desa bersama Draco yang dianggapnya penyelamat.
Kepala suku pun menahan kepergian Draco, dia setuju saja Grace secepatnya pergi dari desa karena anak itu dianggap pembawa sial jadi kepala suku dan seluruh penduduk desa meminta Draco menikahi Grace saat itu juga.
Draco bisa saja menolak dan melakukan pemberontakan tapi melihat mata polos Grace kala itu membuatnya tak kuasa menolak.
Draco setuju menikahi Grace secara adat tapi semua yang ada di desa Alpha harus merahasiakan hal itu atau De Servant akan membantai mereka sampai punah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2024-09-22
0
nadya_hime
Btw, beib author salken, gw Wid yg di sebelah lagi baca adeknya Izek.. auto kemarih karena apa spoiler² cerita Izek, eeh beneerr wkwkwkk..😅🤭
2024-08-31
0
nadya_hime
Hooooaalaaahhhh... ngonooo toooh.. 🤔 *manggut² gw.. pahaam..
2024-08-31
0