Lisa mulai meminum Jack Daniels yang dituangkan dalam gelasnya, menghela napas kasar.
"Kamu orang Asia?" tanya sang pemuda.
Lisa mengangguk kemudian tersenyum."Aku sudah punya pacar,"
"Pacarmu tidak akan tahu, kita hanya melakukannya malam ini saja. Ini sudah biasa, bersenang-senang sesekali," bisik sang pemuda menarik Lisa ke atas pangkuannya.
"Tapi..." pertimbangannya ragu, apa benar cara bergaul harus seperti ini? Walaupun dirinya menginginkannya, setelah pengalaman pertamanya. Benar-benar rasa nikmat yang tidak dapat dijelaskan.
"Keluargamu? Pacarmu? Mereka tidak akan tahu, kamu juga tidak akan hamil jika kita melakukannya dengan pengaman," ucapnya mulai menggerakkan tangannya mempermainkan tubuh Lisa.
Cantik, memiliki bentuk tubuh indah, siapa yang tidak akan tergoda. Wanita yang baru terlepas dari sebuah kekangan pertunangan.
Apa yang sebenarnya terjadi di hari kebakaran? Sebuah rahasia yang tertahan. Wanita yang sudah jenuh, berlatih menjadi istri yang baik, bahkan untuk memiliki kekasih pun tidak diijinkan. Hanya Arga menjadi tujuannya. Dirinya tidak seperti Arga yang mengikuti kemauan orang tuanya. Lisa sesekali bergaul mengikuti teman-temannya.
Diam-diam memiliki kekasih seperti remaja lainnya. Walaupun hubungan akan diakhirinya, jika diketahui oleh orang tuanya. Status sosial? Hanya itu yang ada di fikiran orang tuanya. Walaupun itu sejatinya demi kebaikan putrinya. Arga yang telah dijodohkan sedari kecil, adalah pilihan terbaik untuk Lisa.
Bukan orang yang jahat? Itulah Arga, setiap ada waktu akan mengirimkan hadiah untuk tunangannya. Putra konglomerat yang terlalu fokus belajar tentang bisnis.
Lisa membenci tunangannya sendiri, tunangan yang menurutnya hanya berpura-pura baik. Benar-benar membencinya, setidaknya itulah yang dahulu dirasakannya, menganggap pertunangan adalah rantai yang mengekang kehidupannya. Dan kini berbeda, dirinya telah sepenuhnya melupakan Arga.
Wanita yang tidak mengetahui bagaimana perasaan kasih yang sesungguhnya. Para pemuda yang memujanya, bagaikan menawarkan perasaan cinta tulus padanya. Memuji setiap lekuk tubuhnya, memberikan kebahagiaan yang tidak pernah diberikan Arga.
Tapi apa benar? Sebuah fatamorgana yang menyamarkan segalanya. Mungkin ada kalanya, suatu saat nanti dirinya mengetahui bagaimana mencintai yang sesungguhnya.
Menginginkannya, ingin bersama dengannya. Ingin memutar waktu yang tidak dapat diundur kembali. Kala dirinya dengan sengaja menutup jalan keluar, agar tunangannya kesulitan meninggalkan tempat kebakaran.
Mengganjal jendela dari luar dengan kayu. Tunangan yang setia menjaganya layaknya seorang suami pada istrinya. Arga mengetahui segalanya, apa yang dilakukan Lisa padanya. Menyimpan sebagai luka terakhir yang diberikan.
*
Untuk pertama kalinya wajah Winata sama sekali tidak tenang. Pria yang terdiam dengan raut wajah kesal. Bagaimana tidak? Putri tunggalnya akan menikah dengan pria yang memiliki luka bakar dan bahkan pincang.
Putrinya yang benar-benar rupawan. Gadis kebanggaannya peraih nilai tertinggi ujian nasional se-provinsi, dua tahun lalu. Tidak satupun dari pria yang dihubunginya berhasil menjemput putrinya pulang.
Winata terdiam sejenak fikirannya benar-benar kacau untuk pertama kalinya. Hingga hanya satu hal yang dapat dilakukannya. Menghubungi Kairan.
Tepat tengah malam beberapa kali suara phonecell terdengar. Namun tidak ada yang mengangkat, mengapa? Sang pemilik tengah meminta jatah dari istrinya, setelah membuat kesepakatan dengan Liora.
"Kenapa tidak diangkat?" keluh Winata, terdiam sesaat. Menatap ke arah jutaan bintang yang terlihat jelas di desa tempatnya tinggal selama ini.
Pria botak dengan wajah tenang, kembali memakan bakpao hangat. Dirinya merindukan putrinya, kini Liora akan menikah dan meninggalkannya seorang diri.
Sebenarnya kehidupan dalam bayangan Winata cukup sederhana. Putrinya menjadi bidan di desa, memiliki suami setidaknya PNS yang bekerja di kelurahan atau puskesmas. Tinggal dengan dirinya di desa. Hingga dirinya dapat melambaikan tangan, menatap menantunya yang berpakaian PNS membonceng putrinya yang telah menjadi bidan. Melewati jalanan desa yang tidak begitu rata.
Tapi menikah dengan orang kota yang terkena luka bakar dan pincang? Itulah terlalu jauh dari bayangannya tentang nasib putrinya yang cantik dan pintar.
Hingga Kairan menghubunginya kembali, dengan cepat Winata mengangkatnya.
"Bagaimana apa kamu menyetujui pembangunan akses jalan?" tanya Kairan dari seberang sana, masih dengan Intan memeluk tubuhnya di balik selimut yang cukup tebal. Usai kegiatan mereka, melepas rindu setelah perang dingin.
"Aku menyetujui kesepakatan sebelumnya," jawaban dari Winata.
"Kesepakatan sebelumnya? Menjodohkan putrimu dengan putraku?" tanya Kairan antusias.
Plak!
Intan memukul suaminya menggunakan bantal. Baru saja suaminya setuju dengan Liora, sekarang kembali mencoba menjodohkan Arga? Bagaimana jika raut wajah Arga yang seperti orang sembelit itu kembali?
Bagaimana jika putranya tercinta mencoba bunuh diri dengan kekasihnya karena tidak direstui? Mungkin itulah yang ada di fikiran Intan saat ini.
"Tolak..." ucap Intan dengan suara kecil, namun aura mendominasi dari ibu yang terlalu menyayangi putranya benar-benar terasa.
"Winata tunggu sebentar, aku bicara dengan istriku dulu. Dia ada di sini," ucapnya pada Winata.
"Iya aku tunggu," ucap Winata tanpa mematikan panggilan.
Sedangkan Kairan menjauhkan phonecellnya agar pembicaraannya dengan istrinya tidak terdengar oleh Winata.
"Intan, ini kesempatan emas untuk Arga. Anak Winata, jarang keluar, tidak terpengaruh pergaulan bebas, walaupun hanya lulusan SMU tapi cukup pintar, kita dapat memasukannya ke universitas terkemuka, tidak materialistis seperti Winata. Satu lagi yang paling penting, dari gosip yang aku dengar wajahnya benar-benar cantik. Banyak pria yang melamar tapi di tolak oleh Winata. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan," pinta Kairan pada istrinya.
"Kamu bisa memastikan anaknya lebih cantik dari Liora?" tanya Intan mengenyitkan keningnya.
"Aku..." Kairan terlihat ragu, pasalnya kekasih putranya saat ini bahkan tidak dapat dibandingkan dengan Lisa. Selebriti? Bahkan selebriti juga kalah telak. Jika dijadikan selebriti mungkin akan memiliki potensi besar, setidaknya menjadi foto model.
"Tidak kan? Aku hanya mempunyai seorang putra. Arga dari kecil tidak pernah mengeluh sedikitpun. Tidak pernah meminta apapun, dia tidak punya teman sebaya, terlalu sibuk mengurus bisnis. Bahkan berlibur saja tidak pernah. Wajahnya rusak, kakinya pincang karena meninjau pabrik yang baru saja kamu buka. Jika sebagai ayah kamu tidak dapat menghargai putramu, kita bercerai saja! Biar aku tinggal dengan Arga dan Liora!" tegasnya Intan murka, baru saja dirinya memberi imbalan. Tapi suaminya kembali ingin mengecewakan putra tunggal mereka.
"Jangan! Besok aku akan melamar Liora untuk Arga pada orang tuanya! Segera setelah Liora tandatangan surat kesepakatan! Kita langsung berangkat ke kampung halamannya. Jangan bercerai ya..." pinta Kairan menelas.
Dimana lagi dirinya menemukan makhluk cerewet tidak tahu malu seperti istrinya. Wanita yang mengangguk kembali ke posisi semula membaringkan tubuhnya sambil memeluk Kairan.
Tangan pria itu gemetar kembali meraih phonecellnya."Winata maaf, putra saya sudah akan menikah jadi..."
"Tidak apa-apa..." Winata langsung menutup panggilan sepihak.
Sedangkan Kairan, menghela napas kasar pada akhirnya dirinya membuang oleh-oleh dari desa untuk putranya. Menantu perempuan yang cantik serta villa miliknya akan menjadi bangunan terbengkalai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
ummah intan
astagfirullah.. ternyata Lisa wanita yg jahat?kejam sekali dia dah diselamatkan Arga tp dgn sengaja membiarkan Arga terbakar didlm
2024-09-10
1
Sulaiman Efendy
JDI LBH MURAH DN KOTOR DARI PELACUR TUBUH LO LISAAA.. SYUKUR2 LO KAFIR, KLO LO MUSLIM, BETAPA KOTORNYA DIRIMU BRZINAH DGN PRIA2 BULE KAFIR YG KEMALUANNYA KULUP GK DISUNAT ATAU DIKHITAN, YG GK TAU BRHADAS DN BRISTINJAK.. TPI KLO LO JUGA KAFIR YAA UWESLH.. BAGI KALIAN ZINAHKN TRADISI MODERN..
2023-03-27
1
Lovesekebon
Lisaa 🙄😏
2023-02-20
0