Takut? Itulah perasaan Liora saat ini. Perlahan berjalan menelusuri lorong dengan masih menggunakan jas kebesaran yang dipinjamkan pria berwajah mengerikan yang baru dua kali ditemuinya.
Matanya menelisik, menghela napas berkali-kali. Takut? Tentu saja, namun tempat prostitusi ini lebih mengerikan daripada mengikuti langkah pemuda ini.
Tok! Tok! Tok!
Suara tongkat yang digunakannya kala berjalan dengan kaki pincangnya. Liora mengepalkan tangannya memberanikan diri, menahan air matanya yang hendak mengalir.
"Paman, maksudku kakak, ada empat temanku lagi yang dijual. Bisa kamu menolong mereka?" tanyanya gemetaran.
"Jika aku menolong mereka, imbalan apa yang akan kamu berikan?" Arga menghentikan langkahnya.
"Tubuhku?" Liora mengedipkan sebelah matanya genit. Ini sudah menjadi janjinya kan? Orang yang menolongnya harus dikejar olehnya hingga menjadi suaminya. Janji kepada Tuhan walaupun hanya di dalam hatinya.
Janji yang bagaikan mengantarkan dari mulut singa masuk ke mulut dinosaurus. Bagiamana tidak, dari om-om gemuk menjadi pria cacat berwajah mengerikan. Tapi mungkin rasa syukur dari dalam hatinya, setidaknya jika dirinya tetap mendekam di tempat ini, entah berapa pria hidung belang yang harus dilayaninya.
"Ya Tuhan, Engkau telah mengirimkan musibah sekaligus penolong padaku. Aku hanya bisa mengucapkan, kenapa tidak yang lebih tampan sedikit saja?" batin Liora, sebagai umat-Nya yang bersyukur, sekaligus tidak pernah puas dengan pertolongan yang diberikan-Nya.
Arga beringsut mundur, benar-benar wanita yang agresif. Menghela napasnya berkali-kali."Memang kamu mau tidur denganku?" tanyanya entah kenapa sifat konyolnya yang kali ini keluar. Setelah sekitar sebulan menjadi pemuda pemurung.
Dengan cepat Liora berlindung di balik punggung Juan (asisten Arga)."Tidak," ucapnya tersenyum menampakan deretan gigi putih ala iklan Pepsodent.
Sedangkan Juan menipiskan bibir menahan tawanya. Satu bulan ini dirinya sudah cukup jenuh berhadapan dengan pemuda yang depresi setiap menatap cermin. Dan sekarang pemuda itu sudah bisa bercanda?
Juan perlahan menggeser posisinya agar Liora tidak berlindung di belakang punggungnya. Namun, dengan cepat gadis itu, kembali mengikuti Juan bergeser. Hingga pada akhirnya Juan mendorong kepala Liora yang sebenarnya berlindung dari rasa takutnya menatap sosok Arga.
Dan kini Liora kembali menunduk."Tuhan, kenapa engkau mengirimkan dia padaku. Ayahku yang jauh lebih tua, bahkan lebih tampan darinya. Apa dosaku ya Tuhan?" batinnya berdebat antara janji dan jijik.
Luka di kulit wajah yang belum benar-benar kering, setengah rambut yang terbakar, di tambah kaki yang pincang. Wanita mana yang tidak akan mengeluh antara menghela napas dan membayar hutang budi. Dirinya hanya dapat mengejar pria ini seperti janjinya, berusaha mencintainya. Walaupun...tapi... begitulah...
"Aku hanya bercanda, jangan dianggap serius. Juan, bebaskan teman-teman gadis ini, ancam mucikari jika tidak bersedia membebaskan mereka maka tempat ini akan dipenuhi dengan polisi." Kata-kata yang keluar dari mulut Arga.
Tok! Tok! Tok!
Suara tongkat bagaikan penanda kedatangannya. Punggung pemuda itu ditatap Liora. Benar-benar pria yang baik bagaikan malaikat. Namun sialnya pria itu harus menjadi suaminya, seperti janjinya pada Tuhan.
Tidak memandang fisik? Adakah cinta seperti itu? Bagaimanapun fisik yang utama, setara dengan isi dompet. Bagikan dongeng Beauty and The Beast. Beauty tidak akan mencintai Beast jika tidak kaya dan Beast tidak akan mencintai beauty jika tidak cantik.
Tapi perasaan manusia tidak ada yang bisa menebak dalamnya. Liora hanya menatap ke arah punggung Arga, pria yang tidak dikenalnya sama sekali.
"A...aku," gumamnya merasa ada yang salah dengan dirinya sifat pemuda yang benar-benar lembut. Dibalik rupanya yang mengerikan.
"Yang mana saja temanmu, aku akan membebaskan mereka dan mengatur kepulangan mereka ke tempat asalnya," ucap Juan mengejutkannya.
Liora melangkah bersama Juan, memeriksa kamar satu persatu. Benar-benar bersyukur ada orang yang telah menolong dirinya.
"Aku juga boleh pulang?" tanya Liora tidak tahu malu.
"Tidak! Tuan tidak mau rugi sudah membayarmu mahal-mahal, tugasmu adalah mengatur semua keperluannya tuan muda, dari mulai makan, minum, olahraga, membersihkan lukanya, dan ranjang," jawab Juan.
"Ranjang?" Liora mengenyitkan keningnya, membayangkan menyerahkan malam pertamanya pada sang itik buruk rupa.
"Iya ranjang, mengganti seprei menurut selera tuan muda. Kamu fikir tuan muda akan melakukannya dengan wanita penghibur sepertimu? Entah sudah berapa jagung dengan saus mayones yang kamu cicipi..." Juan berdidik antara ngeri dan jijik.
"Jagung dengan saus mayones?" gumam Liora tidak mengerti. Namun hanya sejenak menyadari ada hal yang janggal tentang jagung dengan saus mayones.
"A...aku masih perawan! Jangan salah!" bentak Liora, kesal.
Tapi mana ada pria yang akan percaya? Dirinya ditemukan Arga di tempat prostitusi. Sudah cukup wajar Arga dan Juan mungkin menganggapnya sudah pernah mencicipi jagung.
*
Hari sudah cukup malam, tidak banyak pembicaraan dalam mobil yang tengah melaju. Bahkan kala mobil memasuki rumah yang cukup besar.
Liora hanya tertunduk cemas entah bagaimana dengan nasibnya. Wanita yang melangkah mengikuti Arga. Seorang wanita paruh baya tiba-tiba bangkit dari sofa. Berjalan mendekat ke arah mereka.
"Kenapa kamu ke tempat prostitusi?!" teriak Intan (Ibu Arga) pada putranya. Wanita yang menatap tajam dengan air mata mengalir.
Mata Liora menelisik, terdapat satu orang lainnya yang duduk disana. Seorang wanita yang mungkin juga sudah berusia di atas 45 tahun.
Tania itulah namanya, ibu dari tunangan Arga. Yang membatalkan pernikahan dengan alasan pergi sekolah ke luar negeri. Setelah mengetahui keadaan Arga usai kecelakaan.
Mencari kesalahan Arga? Itulah yang dilakukan Tania. Hingga pembatalan pertunangan akan menjadi kesalahan di pihak Arga. Mengingat dua perusahaan besar yang hendak disatukan dengan menggunakan perjodohan yang diatur sejak dini.
Arga menghela napas kasar mentap ke arah Intan, ibunya."Ibu, aku hanya mencari kesenangan sesekali. Sementara Lisa (tunangan Arga) yang tinggal di Australia entah setia atau lebih menyukai pria asing yang perkasa. Dibandingkan denganku yang cacat mungkin tidak ada apa-apanya..."
"Arga! Aku bersyukur Lisa memutuskan kuliah di luar negeri daripada menikah denganmu. Sudah cacat! Bahkan membawa wanita penghibur ke rumah. Intan, aku sarankan beri nasehat pada putramu. Aku tidak akan membiarkan Lisa yang cantik menikah dengannya," Tania mulai bangkit, bersamaan dengan mulut Arga yang juga berucap.
"Aku setuju pertunangan kami berakhir. Ibu, sudahlah jika memang tidak berjodoh," Arga menghela napas kasar tersenyum.
"Sadar diri juga! Setelah ini aku akan mengumumkan putusnya pertunanganmu dengan putriku Lisa." Pada akhirnya tujuan kedatangan Tania tercapai. Tidak ingin memiliki menantu cacat wajah dan kaki.
Tok! Tok! Tok!
"Baik, tapi dengan ini aku selaku CEO Sky Control, menyatakan kerjasama kedua perusahaan berakhir. Aku akan mencari perusahaan yang lebih kompeten untuk menjadi suplaiyer." Jawab Arga berjalan lebih dekat menggunakan tongkatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Sembok
😂😂😂
2023-08-20
1
Lovesekebon
Masih menyimak Thor 🥰🥰
2023-02-19
0
who am I
wow, tantangan tekanan bisnis 😁
2022-12-02
1