Godaan

Canggung? Tidak lagi, bukan tempat tidur yang empuk berukuran king size seperti biasanya, atau selimut bedcover tebal. Hanya ada karpet spon dan bantal, serta kain tipis sebagai selimut untuk mereka berdua.

Dua orang yang saling menatap tersenyum simpul. Saling mendekat menghangatkan, hingga dua pasang bola mata itu kembali bertemu. Saling mengatur posisi, memejamkan mata mereka seakan pasrah dengan segalanya.

Ini sejatinya benar-benar aneh bagi Arga, dirinya berganti liur dengan orang lain. Bahkan tidak ada kata jijik sama sekali. Saling memainkan lidah, wanita ini miliknya, hanya boleh menjadi miliknya.

"Aku mencintaimu," ucap Arga pria berwajah rusak.

"Aku juga..." Liora tersenyum padanya.

Hal yang terjadi setelahnya? Tidak ada mereka hanya saling memeluk merasakan perasaan nyaman dalam hati mereka.

*

Hingga pagi menjelang, Liora membawakan bubur untuk kekasihnya. Memakannya bersama-sama, sesekali saling menyuapi. Apakah ada cinta yang tulus? Entahlah, namun semenjak semalam entah berapa kali mereka sudah berciuman.

Ingat, hanya berciuman, dua orang yang benar-benar baru merasakan perasaan seperti ini.

"Aku akan mencari pekerjaan," ucap Arga tiba-tiba, sedikit menunduk menyadari jika terlalu lama seperti ini dirinya hanya akan menjadi beban.

Liora tersenyum, mengetahui harga diri Arga yang mungkin terluka."Kakak bisa mengurus penjualan online. Nanti kurir akan datang menjemput setiap hari selasa, kamis, dan sabtu. Aku akan bicara pada pemilik ruko,"

Arga hanya terdiam sejenak, mengecup dahi Liora."Terimakasih," hanya itu yang diucapkannya. Jemari tangan saling menggenggam.

Ayahnya tidak menyetujui hubungannya dengan Liora? Tapi dirinya sudah benar-benar mencintainya.

Pemuda yang dimasa remajanya hanya belajar tanpa tahu apapun. Bahkan dengan tegas menolak wanita yang mendekat. Karena seperti kata ibunya, Lisa adalah orang yang akan menjadi istrinya.

Namun kini tidak, Liora seseorang yang baru dikenalnya membuatnya dapat seperti ini. Wanita penghibur yang mungkin sudah ditiduri banyak pria.

Tapi itulah hati manusia, Arga mencintainya. Andai saja dirinya bertemu dalam keadaan normal kala wajahnya belum rusak mungkin dirinya lebih dapat membahagian kekasihnya. Pemuda yang tidak peduli bagaimanapun status Liora di masa lalu.

"Liora aku ingin..." ucap Arga tiba-tiba, dengan cepat gadis itu meraih tengkuknya, mengecup bibir Arga sekilas.

"Ingin apa?" tanya Liora dengan wajah polosnya, setelah mengecup bibir kekasihnya.

"A...aku ingin ke kamar mandi," jawab Arga gelagapan. Tubuhnya menegang, apa ini reaksi alami? Namun nalurinya membuat dirinya menelan ludah berkali-kali.

Benar-benar sesuatu yang bodoh. Apa yang diinginkan tubuhnya? Apa mungkin berkembang biak, mengingat usianya yang kini sudah menginjak 24 tahun?

Dengan cepat pria itu berjalan menggunakan tongkatnya ke kamar mandi. Menutup pintu tanpa peduli apapun lagi.

"Kak, mau aku bantu mandi?" tanyanya dari luar sana dengan nada suara menggoda.

"Ti... tidak lukaku sudah kering, aku bisa mandi sendiri!" ucapnya, menghela napas berkali-kali.

Pakaiannya di tanggalkan olehnya. Benar-benar memijit pelipisnya sendiri, semenjak kehadiran Liora di rumahnya entah berapa kali dirinya bermimpi melakukan adegan ranjang. Terbangun sebagai pria normal dengan celana yang basah. Tapi sekarang? Terkadang hanya ciuman singkat bisa tiba-tiba membuatnya seperti ini.

"Aku mohon, jangan bereaksi, dia hanya bebek," gumamnya terus menerus mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Berharap dapat meredam segalanya. Punya pacar dengan bentuk tubuh ideal, ditambah wajah yang begitu menawan.

Apa ada pria yang dapat menahan diri? Karena itu sang pemuda memutuskan, akan menjaga jarak. Sebelum menikahi Liora, itulah yang ada di fikirannya.

Walaupun Liora sudah tidak perawan lagi, namun dirinya ingin melepaskan keperjakaannya dengan baik di malam pertama. Benar-benar pria yang baik.

Bahkan terlalu baik, hingga benar-benar menyiksa dirinya.

*

Arga menyender di rak, usai mencatat stok barang, masih memegang buku kecil dan pena.

"Kak," ucap Liora tiba-tiba memojokkannya dalam posisi bagaikan memeluk. Belahan dada yang tertutup kaos berbentuk V itu terlihat. Arga menelan ludahnya berkali-kali.

Wajahnya memerah."Minggir," pintanya.

"Aku hanya ingin mengambil stok barang," jawaban polos dari Liora meraih beberapa pakaian berukuran XL di belakang Arga, berbalik pergi.

"Aku bisa gila!" gumam Arga mengacak-acak rambutnya frustasi.

Sementara Liora tersenyum puas, menggoda? Tentu saja itu yang dilakukannya agar segera dinikahi. Sebuah strategi yang disusunnya sedemikian rupa. Memiliki kekasih barhati baik, tidak akan melakukannya sebelum pernikahan. Karena itu dirinya harus menggoda Arga, agar segera menikahinya.

Mengapa? Jika Kairan tahu dirinya anak dari Winata, maka drama Romeo dan Juliet akan terjadi. Dirinya dan Arga akan dipisahkan, tidak akan membiarkan tujuannya melarikan diri, itulah yang ada di benaknya saat ini.

Dirinya sudah mulai mencintai Arga. Menikah tanpa restu bukan jalan yang baik. Banyak hal yang ada di fikirannya. Wanita berusia 20 tahun yang fokus pada satu tujuannya, tidak akan berpaling jika sudah menemukan pria baik yang dikasihinya.

Setiap orang memiliki dasar ideologi dan prinsip yang berbeda-beda. Itulah Liora, memiliki batasan norma, namun melakukan segala hal untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Persediaan stok plastik untuk mengemas barang telah habis."Jaga ruko sebentar, aku membeli plastik di dekat sini," ucapnya mengedipkan sebelah matanya genit.

"Iya!" ucap Arga memalingkan wajahnya, menahan rasa malunya.

Liora menghela napas kasar berjalan beberapa puluh meter. Hingga sebuah mobil mendekatinya."Bisa kita bicara?" tanya seorang pria yang ada di dalam sana.

"Sial!" umpat Liora dalam hatinya.

*

Pada akhirnya wanita itu masuk ke dalam mobil yang diparkirkan di tepi jalan. Seorang pria duduk di kursi pengemudi sedangkan dirinya duduk di kursi penumpang bagian depan.

"Kamu ingin berapa? Akan aku berikan, tinggalkan Arga!" perintah yang sama, nada suara yang yang sama. Bukan ibu mertua kali ini, namun ayah mertua, musuh bebuyutan ayahnya.

Mungkin keadaan kini lebih tenang. Namun dulu, bahkan pernah ada kalanya Kairan mengumpat di depan rumahnya berteriak murka dipegangi dua warga desa yang mencoba menghentikannya. Sedangkan Winata hanya tersenyum tenang mengatakan 'tidak' pada pengusaha yang mengamuk sambil membawa map.

Liora menelan ludahnya sendiri, bagaimana jika dirinya ketahuan sebagai anak Winata? Mungkin dirinya akan di deportasi kembali ke desa, tidak pernah akan bertemu Arga-nya yang pemalu lagi.

"Aku ingin bersama Arga, aku mencintainya," jawaban dari Liora, mengenyitkan keningnya, dirinya dulu memang hanya pernah melihat sosok Kairan dari jendela kamarnya.

"Kamu wanita penghibur kan? Kesetiaanmu dari awal sudah diragukan. Mungkin jika bertemu dengan pria yang tampan dan kaya kamu akan meninggalkan Arga. Dengar ini, aku tidak ingin putraku disakiti dan digerogoti lintah sepertimu," tegas Kairan, membayangkan putranya yang polos diacuhkan sang istri rupawan. Seorang istri yang mungkin hanya akan berselingkuh suatu hari nanti. Menghabiskan uang hasil kerja keras putranya.

Liora tersenyum menyeringai, mengetahui Kairan tidak tahu apapun."Aku dan Arga bisa hidup mandiri tanpa kalian. Tanyakan pada Arga, jika dia mau pulang aku tidak akan melarang. Tapi mungkin dia tidak akan mau pulang. Karena acara olahraga kami semalam, dia benar-benar liar..." dusta wanita itu membuka pintu mobil, kemudian berlari pergi dengan cepat sebelum mendengar umpatan Kairan.

"Wanita br*ngsek! Wanita murahan! Berani-beraninya siluman sepertimu meniduri putraku yang polos!" teriak Kairan keluar sekitar tiga langkah dari mobilnya. Menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya.

Sedangkan Liora yang sudah pergi cukup jauh, membentuk tanda hati menggunakan jarinya. Kemudian tertawa kembali melarikan diri.

Kairan mengepalkan tangannya kesal, dirinya terlalu gengsi untuk menemui Arga. Wanita ini juga cukup sulit untuk dihadapi, terlalu tenang tidak tergoda dengan uang, satu lagi kukuh pada pendiriannya. Aura yang benar-benar mirip dengan seseorang yang dilupakannya sejenak.

Terpopuler

Comments

ummah intan

ummah intan

kan mereka ayah dan anak jd pastilah sama

2024-09-10

0

ummah intan

ummah intan

justru kau salah liora jika kairan tahu klo anak Winata dia akan segera melamar mu utk arga

2024-09-10

0

Lovesekebon

Lovesekebon

Itulah menantu idaman 🤭🥰👍👍👍✌️

2023-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!