Perbandingan

Kairan terdiam, menghela napas kasar. Mengangkat phonecellnya yang terus-menerus berdering. Dengan nama pemanggil Juan, pria itu menyender di pintu mobilnya kemudian mengangkat panggilan.

"Tuan besar, kenapa tuan muda tidak bisa dihubungi? Tuan muda hari ini harus mengatur orang untuk tender..." kata-kata Juan terpotong.

"Aku mengerti, untuk sementara waktu aku yang akan mengaturnya. Kirim semuanya ke alamat e-mailku," ucapnya, kembali masuk ke dalam mobil. Dirinya sejatinya juga cukup sibuk.

Arga yang selama ini didiknya untuk mengurus perusahaan dari pemuda itu lulus SMU. Bahkan Arga mengambil kuliah malam, sedang pada siang hari membatu sang ayah di perusahaan. Hingga kini pemuda itu telah meraih jabatan Chief Executive Official, selaku putra pemilik perusahaan. Sedangkan ayahnya sendiri lebih memilih mengurus usaha sampingan. Menyerahkan pada segalanya pada sang putra sembari memantau CEO mudanya menjalankan perusahaan.

Seperti yang dikatakan Intan, dirinya harus membawa Arga pulang. Pria paruh baya yang mulai membeli bakpao hangat, kembali masuk ke mobilnya. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan, tetap berada di dekat putranya untuk memantau segalanya.

Menghela napas berkali-kali menatap ke arah hujan yang turun."Apa Arga bahagia mendapatkan jatah?" gumamnya sejenak mengingat dirinya tidak mendapatkan jatah.

Pria yang kemudian mulai sadar."Tidak! Benar-benar wanita keterlaluan! Arga-ku yang polos malah dinodai!" geramnya.

*

Srak!

Suara rolling door terdengar, toko tersebut sudah di tutup. Liora tersenyum menatap kekasihnya yang mungkin menganggap mudah penjualan online.

"Kita dapat order, pembuatan untuk kaos partai. Sekitar 2000 lembar kaos, tenggat waktu satu bulan, uang depositnya 50% berapa nomor rekening bosmu?" tanya Arga pada Liora, wanita yang mengenyitkan keningnya. Bagaikan apapun yang disentuh suaminya akan menjadi emas.

"2000? Bukannya kamu baru mulai hari ini?" Liora benar-benar merasa dirinya di bawah sang tuan muda. Rakyat jelata, yang mencabut singkong, sedangkan tuan muda sekali mencabut tanaman, malah mendapatkan ginseng ratusan tahun.

Arga mengangguk."Aku membuat proposal, mengajukan pada beberapa partai. Serta orang-orang yang mengadakan event lari maraton. Sebenarnya ada beberapa pesanan dalam jumlah yang lebih besar. Tapi aku takut bosmu tidak bisa memenuhi dan melanggar kontrak tenggat waktu."

Liora mengenyitkan keningnya, pebisnis memang berbeda. Dapat diperkirakan olehnya, usia kekasihnya mungkin sekitar 35 tahun dari pengalaman dan cara bicaranya dalam berbisnis.

"Usiamu berapa?" tanyanya penasaran.

"24 tahun, jadi berapa nomor rekening bosmu?" tanya Arga lagi.

"24? Sedangkan di usiaku yang 20 tahun kuliah saja belum. Empat tahun lagi aku mungkin masih menjadi penjaga ruko..." sesalnya dalam hati, dahulu mungkin dirinya merasa sempurna di desa dengan para pelamar menumpuk ingin menikah dengannya. Namun, sekarang dirinya menyaksikan sendiri, dunia begitu luas ada beberapa makhluk yang dapat merubah nasi menjadi berlian.

"Aku akan menghubungi bosku, nanti dia sendiri yang akan mengatur semuanya." Liora duduk termenung, mengingat apa saja yang dilaluinya 20 tahun ini.

"Kamu pernah kursus apa saja?" tanya Liora.

"Bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, Jerman dan..." Kata-kata Arga disela.

"Bu... bukan itu, seperti khusus keahlian khusus," ucapnya yang sejatinya hanya pernah mengikuti khusus komputer program Microsoft office Word, Excel dan powerpoint. Mungkin tidak di bidang akademis dirinya dapat melampaui kekasihnya di bidang lain.

"Apa ya? Biola, menembak, aku sering ikut kompetisi memanah," ucap Arga masih konsentrasi mengetik sesuatu di komputer.

"Aku sering ikut kompetisi catur..." Kata-kata Liora yang hendak menyombongkan dirinya di sela.

"Kamu juga suka catur? Sebenarnya memalukan tapi aku pernah mendapatkan mendali perak ketika liburan di Inggris," gumamnya yang memang hanya iseng mengikuti kompetisi.

"Tuhan, entah kenapa kamu menganugerahkan orang ini dengan berbagai kemampuan. Aku benar-benar merasa seperti ikan lele di kolam pancing dengan makanan pelet dan dia ikan koi Maruten Kohaku yang dengan bangganya di pelihara ayahku," batin Liora, bertambah pesimis Kairan akan menyetujui hubungannya.

"Apa dulu kamu tampan?" tanya Liora kembali. Setidaknya jika wajah Arga sebelum kecelakaan jelek dirinya dapat mengambil hati sang calon mertua dengan memperbaiki keturunan, mengingat kwalitas wajahnya.

"Kamu ingin tahu?" tanya Arga, membuka akun Facebooknya sendiri. Beberapa foto terlihat, foto keluarga, bahkan foto acara liburan.

"Dia tampan..." batin Liora ingin rasanya menangis, wajah setampan itu kini menjadi sejelek ini. Hanya karena seorang wanita bernama Lisa.

Namun hanya sejenak wanita yang mengenyitkan keningnya. Playboy? Itulah anggapannya, tampan, kaya, pintar. Semakin tinggi sebuah pohon semakin kencang juga angin yang menerpanya.

"Mantanmu ada berapa?" tanyanya penuh selidik.

Arga menghela napas kasar."Aku juga bingung apa aku bisa dibilang mempunyai mantan?"

"Kenapa?" Liora mengenyitkan keningnya.

"Aku dan Lisa dijodohkan dari usia kami sekitar 10 atau 11 tahun. Saat itu aku tidak mengetahui apapun, ibu hanya memberitahuku Lisa akan menjadi istriku nanti. Jadi aku tidak boleh melihat pada wanita lain, menjadi setia melindungi dan menjaganya. Kami tumbuh dewasa bersama, dia mempunyai banyak teman, sedangkan aku hanya mempunyainya."

"Memperlakukannya dengan baik, meskipun aku tidak mempunyai banyak waktu, karena sejak SMU sepulang sekolah aku lebih sering berada di kantor ayah. Kursus, dan semua yang aku pelajari, mungkin membuat hubungan kami tidak seperti kekasih. Dia lebih sering marah, bertanya kenapa aku tidak seperti pria lainnya saja," ucap Arga menyadarkan punggungnya di kursi.

"Kenapa kamu tidak melepaskannya?" Wanita itu mulai duduk di hadapan Arga, tertarik mendengarkan semuanya.

"Karena ibuku bilang dia yang akan menjadi istriku. Keluarganya menjaga pergaulannya, tidak mengijinkannya memiliki kekasih. Ibuku hanya ingin yang terbaik untukku." Jawaban dari Arga.

Liora terdiam, benar-benar sama dengannya. Ayah yang hanya ingin kebaikan untuk dirinya. Tidak menginginkan dirinya memiliki kekasih, namun apa bisa?

"Mau berciuman?" tanya Liora, dengan posisi berdiri namun membungkuk. Tangannya bertumpu pada kursi yang diduduki Arga.

Pemuda itu mengangguk, menyetujui. Dua pasang mata yang terpejam perlahan bergerak bagaikan ingin mencari celah untuk menyatu.

Lidah yang saling bertemu bahkan di luar mulut. "Aku ingin menikah denganmu. Apa kamu mau menikah denganku?" tanya Arga pada akhirnya.

Perasaan yang benar-benar membuatnya gila. Jakun yang naik turun kala menelan ludahnya sendiri. Dirinya ingin memiliki Liora, ingin Liora tetap ada bersamanya. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?

Wanita yang mengangguk, mendapatkan tujuannya. Kembali mencium bibir Arga. Dia orang yang baru belajar tentang perasaan kasih.

*

Hujan gerimis masih turun, Kali ini Arga tidak berjalan menggunakan tongkat. Sang pemuda meletakkan lengannya di bahu wanita yang berjalan membimbingnya.

Telah menemukan tempatnya berpegangan. Kala dua tubuh itu berjalan saling merapat, dalam perlindungan payung yang tidak begitu besar.

Kairan menutup laptopnya, menatap kepergian putranya dengan Liora, mungkin hendak membeli makanan. Malam yang dingin, putranya tersenyum kala tidak memiliki apapun.

Berjalan dibimbing oleh wanita yang dicintainya.

Terpopuler

Comments

ummah intan

ummah intan

wah Arga paket komplik

2024-09-10

0

Lovesekebon

Lovesekebon

Cinta yang manis 🥰🥰

2023-02-20

2

UTIEE

UTIEE

dapat perumpamaan baru:
lele vs koi
😂😂😂😂

2023-01-14

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!