BAB 14 : TIGA BELAS TAHUN YANG KELAM

Kediaman kakek Zelia.

"Kek, kamu baru saja mendapatkan sebuah kabar tentang tuan grey." Sahut Ferdy sang ajudan kakek Zelia.

"Grey?" Kakek Zelia terkejut mendengar perkataan Ferdy.

"Iya kek, setelah lima belas tahun menghilang, akhirnya kami bisa melacak keberadaannya." Jawab Ferdy.

"Dimana dia sekarang?"

"Sekarang dia berada di Swiss kek, tetapi kami mendapatkan kabar bahwa ia akan kembali ke Indonesia." Jawabnya dengan wajah serius.

"Lebih tepatnya lagi ia baru saja keluar dari penjara." Tambahnya lagi.

"Lalu?"

"Karena dia terlilit hutang, ia ingin menjerumuskan non Zelia kedalam hutang piutangnya."

Deg!

Seketika jantung sang kakek terasa berhenti berdetak, wajahnya seketika memucat disertai dengan kepanikan.

"Aku tak ingin hal itu terjadi kepada cucu ku! bagaimana pun caranya kalian harus berusaha menghabisi nyawanya!" Perintah sang kakek dengan suara yang bergetar.

"Tapi kek-.

Suaranya langsung terpotong setelah melihat sang majikan mengangkat tangan kirinya.

"Kenapa pada waktu saat ini ia kembali membawa masalah!"

"Aku sangat menyesal mengambil Zelia dari tangan Zivanya." Keluh sang kakek merenungi nasibnya.

*****

Flashback tiga belas tahun yang lalu....

Didalam kamar air mata Zivanya mengalir begitu deras. Kekerasan terhadap dirinya semakin hari semakin bertambah. Kali ini tak hanya fisik, tapi hati serta mental pun terbawa.

Sosok pria yang menikahinya bukanlah sosok yang dapat melindunginya, melainkan sosok yang setiap hari siap menerkamnya.

"Jika begitu, aku harus pergi membawa Zelia keluar dari dunia ini." Sahutnya mulai putus asa.

"Zelia putri ku ayo kemarilah, aku akan membawa mu keluar dari semua penderitaan ini." Tambahnya mengelus rambut putrinya dengan sangat lembut.

Brukk.....

Suara pecahan gelas jatuh dari dapur miliknya.

"Cukup.... cukup sampai di sini saja penderitaan ku." Batin Zivanya memejamkan matanya.

"Zelia, tunggulah disini." Sahutnya sembari mencium bibir mungil putri kecilnya.

Zivanya keluar dari kamarnya, kemudian melangkah menghampiri sumber suara yang begitu merusak telinganya.

"A- apa ini! Kau!" Zivanya menggertakkan giginya sendiri seusai melihat suaminya bersama seorang gadis dipangkuannya.

Aroma alkohol seketika tercium sangat pekat begitu pria itu meminumnya dan menumpahkan minuman beralkohol kedalam gelas wine kecilnya.

"Ini kah yang sudah kau janjikan pada ku? kau berjanji pada ku bukan untuk tidak menghianati ku setelah warisan itu jatuh ditangan mu serta setelah menghabiskan nyawa ibu ku sendiri?" Mata Zivanya berkaca kaca dengan perasaan hancur dan sangat kecewa.

"Ayo mendekatlah pada ku, mari kita rayakan hari kemenangan kita."

"Semudah itu kau berkata itu pada ku?" Zevanya mengalihkan pandangannya.

"Baik! aku mengakui keahlian mu, tanpa diri mu aku tak akan bisa mendapatkan semua ini."

"Lalu? hanya itu saja?"

"Dasar bodoh! apa kau tau aku menikahi mu hanya untuk balas dendam semata?" Sontak saja membuat Zivanya langsung terbelalak.

"Demi balas dendam kau rela mempermainkan ku? dasar manusia berwujud iblis." Umpat Zivanya membuat amarah pria dihadapannya mulai bergejolak.

pria itu berjalan dengan mata yang terlihat sayu, menghampiri Zivanya yang terpatung dihadapannya.

"Ya... Teruslah menangis, tunggulah sebentar lagi dimana kau akan ku buat menangis darah." Gumam pria itu sambil tersenyum licik.

"GREYYYY!!!!" Pekik Zivanya menghantam dada bidang pria dihadapannya.

Dengan penuh keberanian, Zivanya memukul dada bidang Grey dengan sangat keras, dan mendekatkan wajahnya kepada wajah pria dihadapannya. Sorot matanya begitu tajam, seolah pertanda bahwa dirinya sungguh membenci sosok dihadannya.

"Bunuh aku! dan putri ku sekarang juga!" Pinta Zivanya menarik kra baju milik Grey.

Bugh..

Sebuah benda keras menghantam bagian kepala belakang Zivanya. Zivanya tampak menjerit kesakitan atas perlakuan gadis liar dibelakangnya.

Matanya terlihat sayu melirik tangan kiri wanita dibelakangnya, sebuah benda keras yang membuat kepalanya serasa pecah dan mengeluarkan banyak darah.

"Sudah ku kabulkan! sekarang hanya putri mu yang tersisa." Sahut pria itu tanpa bersalah.

Mata Zivanya perlahan tertutup beserta darah yang mulai mengalir deras.

Grey pergi berlalu menuju kamar milik putri kecilnya yang diikuti oleh sosok wanita dibelakangnya.

"Zelia!" Panggilannya menghampiri ranjang milik sang putri.

"Kemana dia pergi! segera kau cari dia sekarang! kita harus segera menghabisi dia!" Bentak Grey frustasi tak menemukan sosok yang ia cari.

"Tapi sayang, lebih baik kita pergi jauh dari sini, mungkin saja ini pertanda bahwa ada seseorang yang sudah mengetahui kejahatan kita." Sahutnya sambil menarik tangan Grey.

"Hei kalian berdua! berhenti!" Panggil segerombolan lelaki membawa senjata tajam.

Bughhh

"S- sayang!"

Grey mendorong tubuh wanita dihadannya, kemudian berlari menyelamatkan dirinya sendiri.

"Grey! tolong aku Grey! Greyyy jangan tinggalkan aku!" Pekiknya memohon pertolongan dari Grey.

"Aku akan kembali merebut kebahagiaan kalian di masa mendatang." Batin Grey berlari pergi keluar melalui jendela.

Sebagian mereka berlari mengejar Grey, tetapi saat di pertengahan jalan mereka tak menemukan sosok Grey.

"Tuan! kita sudah terlambat untuk menyelamatkan nyonya Zivanya, begitu juga dengan Grey, ia sudah kehilangan jejak." Sosok lelaki menghampiri majikannya.

"Bagaimana mungkin! pokoknya kalian harus mencari iblis itu sampai ketemu!" Bentaknya sembari menggendong seorang gadis kecil.

"Baik tuan!"

******

"Aku sangat hancur mengingat masa lalu ku." Sahut sang kakek mengusap matanya dengan pelan.

"Tak apa kek, kakek tak perlu risau, non Zelia kini sudah besar." Sahut Ferdy menenangkan kakek Zelia.

"Lalu apa yang harus kita perbuat? apa menurutmu kita harus selalu bersembunyi untuk menghindarinya?" Tanya Kakek Zelia khawatir.

"Oh iya aku baru ingat, bagaimana kalau kita pindah ke Jepang? aku baru ingat bahwa disana ada seorang teman ku yang menetap disana." Tambahnya lagi.

"Tidak kek, jika begini terus kita bisa jatuh melawannya, kemungkinan hanya ada satu jalannya." Jawab Ferdy untuk memberi saran.

"Apa itu?"

"Kita harus menjodohkan Zelia bagaimana pun caranya." Jawab Ferdy.

"Kau ini ada ada saja, kau lupa bahwa Grey merupakan sosok yang bagaimana?" Kakek Zelia tak setuju dengan saran Ferdy.

"Lagi pula mana mungkin ada seorang lelaki yang bisa tahan hidup bersama Zelia, apa kau lupa dengan sikap Zelia yang menjengkelkan?"

"Aku percaya bahwa dia akan berubah menjadi sosok yang baik saat berada dalam genggaman sosok yang tepat."

"Kita coba dulu kek, kakek masih ingat dengan seorang anak kecil yang dulu kakek hidupi pendidikannya? mungkin saja saat ini ia menjadi seorang yang sukses." Sahut Ferdy berusaha meyakinkan kakek Zelia.

"Tidak! jika aku masih bisa bernafas, aku akan berusaha untuk menjaga cucu ku sendiri, tanpa campur tangan orang lain."

"Dan bagaimana pun juga, aku ingin Zelia menjadi seorang yang sukses dan berguna bagi semua orang." Sahutnya bertekad bulat menolak saran dari Ferdy.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!