Pagi telah tiba, seperti biasanya Zelia akan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Namun semangatnya kali ini berbeda dari sebelumnya, karena ia sudah tak sabar ingin memamerkan foto kebersamaannya dengan seseorang pujaannya.
1.....
2....
3.....
Tinggg
Zelia berlari kecil menuruni anak tangga, kemudian menghampiri meja makan yang tak jauh dari hadapannya.
Tampak kakeknya sudah menghabiskan secangkir kopinya.
"Kek! Zelia pergi sekolah dulu." Zelia mencium tangan sang Kakek kemudian bergegas keluar sembari mulut yang dipenuhi roti.
"Hati hati! belajar yang rajin!" teriak kakek Zelia dari dalam.
"Iya! tenang aja kek."
Zelia bergegas membuka pintu lalu masuk dengan secepat kilat.
"Tumben Lo semangat empat lima? gue kira Lo ga bakalan pergi sekolah." Tanya Ketrin penasaran.
"Ayok,,,, cus pergi sekolah."
Ditengah perjalanan hanya ada keheningan diantara mereka, Ketrin dan Maya begitu heran menatap wajah Zelia yang begitu ceria.
Begitu juga saat jam pelajaran berlangsung, senyuman manisnya masih belum hilang serta satu kata dua kata pun tak keluar dari mulutnya.
"Oke, sampai di sini dulu pelajaran kita." Ujar Deko.
"Pak Deko, bapak ga ambil absen dulu pak?" Tanya Bella.
"Oh iya, Zelia apa hari ini ia Alfa?" Tanya Deko memperhatikan daftar absen.
"Hadir Kokoo..." Jawab Zelia dengan santainya.
"Untuk hari ini ada kemajuan! kamu tidak membuat keributan lagi saat saya mengajar dikelas ini." Sahut Deko.
"Oke semuanya, kalian semua boleh istirahat." Sahut Deko membereskan buku bukunya.
••••
Sesampai di kantin senyuman itu masih belum menghilang dari wajahnya.
"Lo habis kesambet setan apaan pagi tadi?" Tanya Ketrin penasaran.
"Nih neng, jangan lupa tambah lagi ya." Sahut pelayan kantin dengan ramah.
"Woke Bu."
Zelia mengotak atik layarnya kemudian memperlihatkan sebuah foto kepada kedua sahabatnya.
"Omega tiga! gilaa Lo kok bisa!" Ketrin tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
"Ya,,, mulai lagi nih kang pamer, tapi itu hanya foto bukan orangnya, so Lo ga perlu ngarep." Sahut Maya sontak menghilangkan senyum diwajah Zelia.
"Tapi gue penasaran, kenapa pak Deko bisa datang ke rumah Lo? dan ngapain?" Tanya Ketrin.
"Dia mau lamar guee!! arghhh sumpah ngelenyot guee."
"Boong lu kan! mana mungkin pak Deko tertarik dengan remahan jagung kayak Lo!"
"Kalian berani taruhan?" Zelia beralih duduk diantara Ketrin dan Maya.
"Berani, kalau Lo nikah sama pak Deko! Gue bakalan kasih Lo uang seratus juta! Cash! Langsung gue bayar didepan penghulu." ujar Maya dengan percaya diri, ia berfikir mana mungkin si rabunsell bakalan berjodoh dengan guru biologinya.
"Oke, taruhan Lo menggiurkan juga! kapan lagi coba gue terima uang ratusan juta cuman pakai modal nikah sama pak Deko ganteng, dan Lo?." Ujar Zelia semangat empat lima.
"Hmmm, gue sebenernya juga ada perasaan sama pak Deko, kalau dia memang bukan jodoh gue....
Ketrin tiba tiba berdiri sembari menatap Zelia, "Tapi setidaknya pak Deko itu jodoh Lo Rabun! kalau gue ga ditakdirkan buat jadi istrinya, tapi setidaknya gue bakalan jadi sosok yang berarti buat pak Deko dengan cara membiayai satu ekor bocil hasil hubungan gelap kalian sampai dia sukses!" Antusias Ketrin disertai tepukan dari Zelia dan Maya.
"Uhukkkk, Lo serius mau ngebiayain anak Zelia? Hutang cireng Lo udah dua tahun aja belum Lo bayar bayar, mau Lo biayai pakai apa?" Bella tak sengaja mendengar pembicaraan Ketrin.
"Sirik aja Lo semvak!! Lo ga diajak buat sidang, Lo cukup jadi saksi aja." Bentak Maya dengan sinis.
"WTF!! sejak kafan pak Deko mau difoto?" Bella terkejut melihat foto yang tertera pada layar handphone Zelia.
"Sejak gue umpan pakai pulpen yang kemarin gue curi." Jawab Zelia mengeluarkan sebuah pulpen dari saku saku bajunya.
"Hah? Lo ambil pakai curi aja? hehh asal Lo tau ya Zel! gue aja dapetin pulpennya hasil beli! bukan main curi aja kayak Lo." Sindir Bella mengibaskan tangannya.
"Hahahh lebih menang yang mana, cintanya dicuri atau cintanya dibeli?"
"Ihhh sewot Lo!" Bella sengaja menumpahkan gelas air kearah Zelia, namun sayang sasarannya kali ini tidak tepat, ia malah mengenai orang lain.
Zelia sontak terkejut melihat sosok lelaki yang berdiri dihadapannya.
"So- sorry Veer! Bella ga sengaja." Sahut Maya mengambil tisu diatas meja.
"Ya santai aja, Lo tenang aja, bentar lagi baju gue bakalan kering."
"Beneran?"
"Sure, kalau gitu gue ke sana dulu." Ujarnya berlalu pergi.
"Sesinis sinis apa pun Lo ke cowo, ternyata Lo masih normal! Pasti Zelia bangga punya beban kayak Lo May!" Ujar Ketrin setelah mendengar drama dramatis dari kedua temannya.
"Heh! Kalian berdua kalau udah sukses jangan langsung hilang dari bumi! Tolong dibayar dulu hutang buat beli minyak timah buat mobil gue! Ya kali kalian numpang aja." Senyuman Zelia seketika hilang dan berubah menjadi sosok yang kalem.
"Yaaa, abad depan gue bayar!" Sahut Zelia.
Zelia menuliskan sesuatu pada selembar kertas, tak sampai lima menit kemudian Zelia memberikannya kepada Ketrin dan Nazifah.
"Nih kalian tanda tangan!" Tambahnya lagi.
"Ogheyyy!" Dua gadis itu melakukan perintahnya.
"Done!"
"Bell! Lo tanda tangan disini." Pinta Zelia memberikan kertasnya.
"Tumben Lo butuh gue." Ujar Bella sambil menanda tangani kertas Zelia.
"Done." Bella memberikannya kembali kepada Zelia.
"Lo cuman saksi, bukan orang yang ikut taruhan!" Lagak Zelia mengibaskan kertasnya.
"Ternyata kertas yang ga berguna ini, bisa berubah menjadi kertas yang paling berguna...."
"Sama kayak si formalin, dulu ga berguna, tapi gara gara sertifikat dia jadi berguna dua menit yang lalu." Sindir Zelia membuat Bella naik pitam.
"Udah! sabar Bell, namanya juga sirabun, mending kita pergi aja dari sini." Bisik Aulia menarik Bella untuk pergi menjauh dari Zelia.
🦋🦋🦋🦋
Ada yang penasaran sama sertifikatnya ga?
Oke, deh aku ketik aja ya, soalnya kertas Zelia keburu hilang kemarin wkwk.
~Sertifikat Perjanjian partai Romusa~
Dengan selembar kertas yang tidak berguna ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Rapunzel Zizwana Putri, menuliskan perjanjian taruhan yang telah disepakati oleh dua belah pihak.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Ketrin Lexsa Savier, berjanji akan membiayai satu ekor bocil peliharaan Zelia dan pak Deko sampai sukses.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Maya Renanda Fakhira, berjanji akan memberikan uang tunai sebesar seratus juta didepan penghulunya langsung secara cash.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Bella Shofie Farmolin sebagai saksi dan calon pelakor di rumah tangga pak Deko.
Taruhan ini akan berlaku jika:
• Zelia nikah sama Pak Deko.
• Sertifikat ini masih utuh, tidak hilang.
Sumber:
•Kertas : Hasil nyolong.
•Pulpen : Pinjam pulpennya pak Deko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
manusia( ̄ヘ ̄;)ᴍ֟፝ᴀ💙♡⃝ 𝕬♡
kgk modal chuk 🤣🤣
2022-11-15
1