BAB 4 : DEMI HUTANG, AKU RELA MENJUAL SAHABAT KU

Berselang beberapa waktu, akhirnya mereka sampai pada suatu Cafe pada pusat kota. Keramaian disana sangat terasa dari luar yang tengah mengadakan sebuah pesta.

"Haii Zelia! Teman teman gue semuanya lihat nih kang traktir kita udah datang." Sambut Bella menarik tangan Zelia yang baru saja masuk.

"Lo ingatkan Zel taruhan kita tadi siang? Lo udah janjikan bayarin semua makanan tamu undangan gue dan cuci kaos kaki gue selama dua Minggu?" Bisik Bella.

"Hahah, Lo tenang aja! Gue terlahir pada keluarga yang kaya raya." Jawab Zelia santai dengan senyuman manisnya. Tapi pada kenyataannya, senyuman itu hanyalah sebuah tipuan.

"Asal lo tau Bella! Gara gara Lo gue jadi keringat dingin dari tadi siang, mau gue bayar pakai apa nanti? Lo yang ngadain acara, kenapa malah gue yang bayarin semuanya, emang anak Dajjal!" Batin Zelia mengepalkan tangan kirinya.

Dua jam kemudian.....

"Bye Bella, gue pulang dulu, btw pesta ulang tahun Lo keren parah!" Pamit seorang gadis sambil melambaikan tangan kanannya.

"Bye.... Gue juga harus pulang sekarang"

"Oh iya! Zelia... Makasih ya semuanya, semoga Lo ga bangkrut pas pulang. Gue pulang dulu ya, soalnya gue mau buat tugas biologi pakai pulpen kesayangan gue." Pamit Bella lagi dan lagi membuat Zelia naik pitam.

"Iya! Cepatan pergi dari hadapan gue! Sebelum Lo gue terkam pakai pisau bermata tujuh!" Batin Zelia lagi dan lagi terpancing emosi.

"Zel... ayo kita bayar, gue mau pulang nih." Panggil Maya yang baru saja pulang dari toilet.

"O- oh iya, hampir lupa gue." Jawab Zelia berpura pura lupa. Zelia memanggil seorang pelayan Cafe dengan segera.

Pelayan cafe itu segera menghampiri meja mereka, kemudian memberikan selebar cek kepada mereka.

"Total seluruhnya lima puluh juta kak." Gumam sang pelayan cafe dengan ramah.

Tangan Zelia saat itu mulai bergetar, mana mungkin ia bisa menghabiskan uang puluhan juta dalam sekejap.

"Zel?"

"Oh iya." Lamunan Zelia seketika langsung buyar. Tanpa berpikir panjang, Zelia memberikan black card-nya pada pelayan cafe.

"OHH sial! Emang anak Dajjal Lo Bell!" Umpat Zelia dalam hati.

"Maaf kak, kartunya sudah diblokir." Ujar Pelayan Cafe itu membuat Ketrin dan Maya melotot.

"A- apa? Sudah di b- blokir?" Ujar Maya tak percaya bahwa black card Zelia dikatakan sudah diblokir.

"Pasti sandinya salahkan Zel! Zelia coba Lo telfon kakek Lo sekarang!" Tambahnya lagi yang mulai panik.

"S- sorry guys, g- gue baru sadar kalau black card gue di blokir sama kakek gue satu bulan yang lalu." Sahut Zelia sambil menggigit bibir bawahnya.

"Brengsek!" Umpat Maya tak karuan.

( Oke kita skip aja, soalnya tidak baik dibaca oleh umur tujuh belas tahun ke atas, jadi harap dimaklumi )

Tiga gadis cantik itu berdiri dan saling beradu tatapan mata.

"Haishh sial, sekarang Lo ngertikan? Ga ada gunanya Lo taruhan sama mereka! Cukup sampai disini gue sama Ketrin mengalah selama ini, kita itu hanya remahan Rapunzel sayang." Gerutu Maya yang mulai tak tahan atas sikap cerobohnya Zelia. Bagaimana tak emosi, kali ini Zelia harus mengeluarkan banyak uang untuk membayar semua makanan para tamu yang hadir pada pesta ulang tahun Bella.

"Pokoknya! Sekarang bagaimana pun caranya Lo ga boleh terobsesi lagi sama pak Deko! Titik ga pakai koma ga pakai batas dan tidak bisa di ganggu gugat." Tambahnya lagi menghentikan aktivitasnya.

"Sekarang Lo pilih. Minum obat pelupa, atau pakai jalur dukun, atau ga gue benturin kepala Lo ke dinding?" Sahut Maya seketika membuat Ketrin dan Zelia saling berhadapan.

"Ihhh Lo ihhh, masih mending uang Lo yang hilang dari pada sahabat Lo sendiri yang hilang!" Zelia melanjutkan aktivitasnya membersihkan piring piring yang sudah kotor.

"Udahlah May, lebih baik sekarang kita kelarin dulu nih ngebabu, emangnya Lo mau tidur disini, kalau gue sih ogah." Sahut Ketrin melerai Pertikaian kedua sahabatnya.

"Ya udah maafin gue ya, gua salah." Sahut Ketrin yang menyadari kesalahannya.

"Santai aja kali May." Zelia tergelak pelan.

"Terima ka... sih monyet." Maya merangkul kedua sahabatnya dengan kedua tangan yang kotor.

"Ihhh Maya Lo jorok banget!" Pekik Ketrin yang mulai menyadari keusilan Maya.

Zelia mengambil nampan yang berisi sebuah air, kemudian menyiraminya kapada kedua sahabatnya. "Nahhh kenakan kalian para babu! mampus kalian berdua."

"Awas aja ya Lo Zelia bakalan gue balas pakai siraman qolbu ustadz Samsudin!"

Dan begitulah selanjutnya. Bukannya malah menyelesaikan pekerjaan mereka, mereka malah sibuk bermain air. Sehingga lantai sekitar mereka sudah menjadi becek.

••••••

"Sudah ku duga, pada akhirnya aku akan berakhir seperti ini." Keluh Arif yang sudah kenyang meminum tujuh cup minuman Dengan rasa yang berbeda.

"Aku ingin sekali muntah." Sahut Kevin menyerah menghabiskan cup yang ke enam.

"Lalu kapan kau akan traktir kami makanan yang lezat dan bergizi Ko?" Tanya Arif menyeruput cup yang ke delapan.

"Tahun dua ribu lima tujuh." Jawab Deko.

Uhukkk..... Arif menyemburkan air kearah Kevin. Tentu saja membuat wajah Kevin menjadi basah.

"Oh sial! apa kau bosan hidup haa?" Bentak Kevin tak terima karena terkena air semburan.

"Maaf.. maaf aku tak sengaja."

"Astaga, kalian ini membuat kericuhan saja." Ucap Deko memberikan tisu kepada Kevin.

"Kau yang benar saja? tahun dua ribu lima puluh tujuh?! haiss yang benar saja, kau kira gigi ku akan awet muda?" Ucap Arif dengan wajah murungnya.

"Haii kau bisa diam tidak, setidaknya sekarang kau bisa menikmati minuman mahal ini."

"Setidaknya kau merasa bangga karena menjadi kelinci percobaan pada restoran dan cafe yang mahal." Tambah Deko meneguk air minum terakhirnya.

"Ya sudah, kalau begitu aku ke toilet sebentar." Pamit Deko beranjak dari duduknya.

"Iya iya, jangan pakai lama."

Deko beranjak pergi menuju toilet, belum sampai di pintu toilet ia telah mendengar keributan yang berasal dari dapur.

"Pokoknya saya ga mau tau! kalian harus mengganti kerugian yang telah kalian perbuat!" Bentak suara lelaki dari dalam dapur.

"T- tapi saya sama saudara tiri saya ga sengaja pak." Sahut Zelia dengan nada lemah lembutnya. Ya, kali ini mereka bertiga memainkan drama belas kasihan anak tiri yang terbuang.

"Sengaja ga sengaja pokoknya kalian harus ganti rugi!" Jelas lelaki itu dengan nada tinggi.

"Pak, bapak ga kasihan sama saudara tiri saya? jangankan makan pak, minum aja masih minum air got pak saking sengsaranya hidup kami pak." Belas kasihan Zelia sambil duduk memohon kepada sosok lelaki dihadapannya.

"Kalian pikir saya percaya, kulit putih bening dan pakaian branded kalian ini masih minum got? saya ga percaya!" Balas lelaki itu sambil geleng geleng kepala.

"Pak, tolong pak! kalau bapak mau, bapak silahkan bermalam dengan kedua saudara tiri saya pak? saya ikhlas kok, dan mereka juga ikhlas, tapi saya tau pasti bapak ga mau."

"Oh sial! dalam situasi begini si rabun masih sempat berulah sama gue? liat aja Lo Rabun! habis Lo sama gue." Batin Maya mengepalkan tangannya.

"Hmmm oke kalau gitu." Jawab lelaki itu membuat mereka bertiga langsung terbelalak.

Terpopuler

Comments

🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

vangkee saudara nya masak kayak gitu sih

2022-11-26

0

🍾⃝ ᴋɪͩʀᷞᴀͧɴᷡᴀͣ 🏘⃝Aⁿᵘ

🍾⃝ ᴋɪͩʀᷞᴀͧɴᷡᴀͣ 🏘⃝Aⁿᵘ

wkwkwk.... Mampus auto jadi tukang cuci piring 😅😅😅😅

2022-11-26

1

Bungsu_Fii

Bungsu_Fii

mampuss lu ah🤣🤣🤣

2022-11-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!