BAB 5 : SPIDERMAN

"P- Pak, bapak serius? saudara tiri saya hanyalah remahan jagung pak." Ujar Zelia yang mulai panik.

"Saya ga peduli." Jawab lelaki itu singkat dan padat.

"Setelah keluar dari sini siap siap kepala Lo bakalan gue penggal!" Umpat Maya berbisik di telinga Zelia.

"Astaga! gue kira bapak nya becanda, ya kali gue rela jual teman gue tanpa dikasih uang satu em ber." batin Zelia.

"Ayo, saya tunggu diruangan saya." Sahut lelaki itu bersemangat.

"Eh eh, pak saudara tiri saya becanda kali, hadehh udah tua baperan lagi, malu sama yang lebih muda pak!" Ujar Zelia membuka suara.

"Apa kamu bilang? hahah dasar tidak tau diri! sudah hutang disini, mecahin piring juga, kamu mau saya tuntut." Bentak lelaki itu.

"Ya udah kalau gitu pak! kami juga punya harga diri, bapak kira kesucian saya harganya hanya sekedar untuk bayar hutang lima puluh juta? gila kali, mending saya kasih ke Lucinta Luna pak!" Sahut Ketrin asal asalan.

"Dihhh gue engga ya, mending gue kasih s

"P- Pak, bapak serius? saudara tiri saya hanyalah remahan jagung pak." Ujar Zelia yang mulai panik.

"Saya ga peduli." Jawab lelaki itu singkat dan padat.

"Setelah keluar dari sini siap siap kepala Lo bakalan gue penggal!" Umpat Maya berbisik di telinga Zelia.

"Astaga! gue kira bapak nya becanda, ya kali gue rela jual teman gue tanpa dikasih uang satu em ber." batin Zelia.

"Ayo, saya tunggu diruangan saya." Sahut lelaki itu bersemangat.

"Eh eh, pak saudara tiri saya becanda kali, hadehh udah tua baperan lagi, malu sama yang lebih muda pak!" Ujar Zelia membuka suara.

"Apa kamu bilang? hahah dasar tidak tau diri! sudah hutang disini, mecahin piring juga, kamu mau saya tuntut." Bentak lelaki itu.

"Ya udah kalau gitu pak! kami juga punya harga diri, bapak kira kesucian saya harganya hanya sekedar untuk bayar hutang lima puluh juta? gila kali, mending saya kasih ke Lucinta Luna pak!" Sahut Ketrin asal asalan.

"Dihhh gue engga ya, mending gue kasih sama Pak Deko dari pada ke Lucinta Luna." Balas Zelia.

"Ihhh gue juga, Lo kira gue mau apa?" Ujar Ketrin yang mulai membuat keributan.

"Stop! kalian ini gimana sih! kok malah kalian yang jadi berantem? pokoknya tepati janji kalian!" Lerai lelaki itu.

"Emang kenapa? bapak mau ikut? ayo sini pak kita bertumbuk!" Bentak Zelia tak ingat situasi.

"Dasar kau rubah kecil-." Umpat lelaki itu mengangkat tangan kanannya untuk menampar wajah Zelia.

Namun seketika tangannya ditahan oleh sosok Spiderman dengan kuat. Sehingga menghentikan tamparan yang hampir saja mengenai Zelia.

"Pak, jangan bertindak sesuka hati mu pak." Sahut Deko spontan menimbulkan amarah.

Lelaki itu memandang Deko dengan geram,

Ia melangkah maju, namun Zelia langsung berdiri menghalangi langkah lelaki itu.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian berkata "Kau ini siapa?"

"Dia ini guru saya dan calon suami saya."

"Sumpah! gue pengen pingsan dengar ucapan si rabun." Bisik Ketrin tak kuasa menahan rasa malunya.

"Oh jadi dia ini calon istri mu? lalu apa masalahnya dengan mu?" Ujar Lelaki itu sembari mendekat ke arah Deko.

"Berapa nominal kerugian yang mereka perbuat." Sahut Deko mengeluarkan handphone dari sakunya.

"Seratus juta, aku tak yakin kau akan bisa membayarnya, karena bagaimanapun juga kau datang kemari hanya untuk mengincar minuman gratis disini bukan?" Ujar Lelaki itu dengan lagak sombongnya.

" Lahh! Seratus juta-." Jawab Zelia tak terima namun langsung dipotong oleh Deko.

"Baiklah, coba kau cek sudah masuk bukan?" Sahut Deko memperlihatkan bukti pembayarannya.

"H- haa ko? Koko beneran?" Tanya Zelia tak percaya.

"P- Pak Deko ternyata punya uang?" Tambahnya Ketrin juga ikut tak percaya.

Jika dilihat dari penampilannya, Deko tampak sederhana dengan wajah begitu tampan. Alis hitam rapi, kulit putih, hidung mancung, dan bibir tipisnya membuat tampilannya tampak memukau walaupun dengan pakaian yang sederhana.

"Selesai kan pak masalahnya?"

Sejenak lelaki itu amarahnya mulai menggebu gebu dengan perkataan Deko. Tetapi ia tetap berusaha menahan amarahnya, karena ia tak boleh gegabah hingga merusak perekonomiannya.

"Oke kalau gitu, kalian bisa pergi dari sini secepat mungkin." Ujar lelaki itu pergi berlalu meninggalkan mereka.

"Makasih banyak ya ko-."

"Segeralah pulang atau tidak besok pagi saya akan mengirimkan surat pemanggilan orang tua terhadap kalian bertiga." Potong Deko dengan sudut mata tajam.

"T- tapi ko-."

"Baik pak, sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas pertolongan bapak. Kalau begitu kami pulang dulu ya pak." Pamit Maya dan Ketrin sambil menarik Zelia untuk keluar.

••••••••

"Oke gue pulang dulu sama Ketrin, btw Lo hati hati ya manjat dindingnya." Pamit Maya mulai menghidupkan mobilnya.

"Iya iya, kalian hati hati ya." Teriak Zelia dari kejauhan.

Zelia membuka pagar rumahnya, kemudian melangkah pergi menuju pintu begitu saja, tanpa menutup kembali pagar rumah.

"Dari mana saja kamu?" Sahut kakeknya yang sudah berada dihadapannya.

"Astaga! Kenapa bisa lupa sih Zelia." Umpat Zelia sambil menepuk jidatnya pelan.

"I- itu Kek, tapi Zelia pulang dari rumah Bu Reni." Bohong Zelia dengan suara kecilnya.

"Masa sih kamu malam malam begini kesana, lihat baju mu itu! Apa kah pantas ke rumah Bu Reni dengan pakaian seperti yang kamu pakai sekarang?" Ujar Kakek Zelia.

"Ah Kakek, Aku mau tidur kek! Ngantuk banget, besok Zelia mau ke sekolah." Zelia pergi begitu saja tanpa ada rasa bersalah.

"Dasar bocah tengil! Masih tak pernah berubah, aku masih tak yakin untuk menurunkan semua warisan ku padanya." Umpat Kakeknya.

"Pak, tahan saja emosi mu pak, tak baik untuk kesehatan mu." Ujar seorang pria menenangkan majikannya.

⛅⛅⛅

Oke skip hari Senin, soalnya hari Minggu Zelia hanya di penuhi oleh kisah rebahan saja.

"Zel ayo makan dulu." Panggil Kakeknya sembari mengambil roti yang terletak dimeja makan.

"Morning Kakek." Ujarnya melahap roti sambil berdiri.

Begitulah Zelia, saat pagi hari telah tiba masalahnya langsung hilang dari benaknya. Tetapi inilah yang disukai Kakeknya, ia tak pernah memanjangkan masalah.

"Gimana sekolah mu Zelia?" Tanya Kakeknya.

"Hmmm biasa biasa aja kok Kek. Eh iya Kek Zelia harus pergi dulu ya soalnya Ketrin udah nelfon katanya dia udah sampai diluar." Pamit Zelia sambil mencium tangan sang Kakek.

"Tumben mereka tak masuk?" Tanya sang Kakek menghentikan langkahnya.

"Biasa kek lagi mode wanita kurir, jadi serba cepat." Ujar Zelia mengelak dari pertanyaan kakeknya. Namun pada kenyataannya Ketrin dan Maya sedang takut dimarahi oleh Kakek Zelia, makanya mereka tak berani memasuki rumah Zelia.

"Hati hati dijalan."

"Iya kek." Ujar Zelia berlari kecil keluar dari rumahnya.

Terpopuler

Comments

Bungsu_Fii

Bungsu_Fii

ini knpa ngulang dr awal, eror yak, benerin sanah

2022-11-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!