BAB 9 : ENTAH SIAPA YANG SALAH, KU TAK TAU

"Seperti biasa nyokap gue nyuruh gue ngungsi ke rumah tetangga." Ujar Ketrin membagikan kisahnya.

Mereka bertiga berbagi cerita tentang kejadian pemberian surat pemanggilan kedua orang tua mereka.

"Ket, tumben mama mertua aku datang ke sekolah." Ujar Reyvan ikut duduk disamping Ketrin.

"Ada apa? cerita dong sama aku." Tambahnya lagi.

"Ga usah, kemarin kamu kemana aja? kenapa off haa? padahal aku lagi datang tamu! sakit perut loh Rey! jadi kemarin itu aku butuh kamu buat cerita, tapi nyatanya kamu kemana?" Jawab Ketrin kesal terhadap Reyvan.

"Ya maaf Loh, ya kamu kan tau aku kemarin lagi ngejar skin Alucard terbaru aku loh beb." Jelas Reyvan.

"May, perut aku sakit!" Seketika Reyvan dan Ketrin melirik ke arah Zelia.

"Astaga, kamu kenapa sayang? kamu mau datang tamu ya? gimana kalau kita beli emas sekarang?"

"Ihhh kamu itu ga tau rasa sakit perut aku gara gara kepengen berak! ihhh aku butuhnya kamu itu on terus." Rengek Zelia meniru kebiasaan Ketrin.

BRUKKK...... Sepatu Reyvan seketika melayang mengenai kepala Zelia.

"Kalian berdua bisa diem ga sih?" Bentak Reyvan.

"Oh jadi gini, bilang aja kamu sebenarnya nyuruh aku buat diem kan? udah lah! kita putus aja! urusin aja tuh Alucard Lo!" Ujar Ketrin berlalu pergi meninggalkan Reyvan.

"Eh beb, lohh kok malah ngajak putus sih." Ujar Reyvan mengikuti Ketrin dari belakang.

"Ehh ternyata aslinya kak Vina itu memang cantik ya." Sahut seorang gadis yang baru masuk dalam kelasnya.

"Wah Lo yang benar?" Tanya teman temannya membuat kerumunan.

"Iya, tadi gue ga sengaja ketemu di depan ruang majelis guru."

Tentu saja berita ini membuat kuping Zelia dan Maya langsung berdiri. Pemikiran mereka kali ini sama.

"Yoi." Angguk Maya langsung paham apa yang akan di katakan Zelia.

Zelia dan Maya bergegas menuju ruangan majelis guru dengan berpura pura meletakkan buku tugas tugas mereka pada meja Fahra.

Baru saja sampai di depan pintu mereka sudah terbelalak melihat sosok wanita dihadannya. Kulitnya putih, tinggi, hidung mancung, rambut pirang, dengan tubuh seksi bak gitar spanyol.

"Gue akui sebagai perempuan juga tertarik sama dia yang wanita." Sahut Maya ternganga.

Begitu pula dengan Zelia, ia juga kagum melihat sosok wanita yang sempurna dihadannya. Bayangkan saja, tinggi badan Zelia hanyalah setinggi bahunya, entah itu Zelia yang terlalu pendek atau kah wanita itu yang terlalu tinggi bagi Zelia.

"Lihatlah dia sangat cocok dengan Pak Deko!" Seru Maya seketika membuat Zelia langsung tersadar.

"Ihh apaan sih, cantikan gue dari pada dia." sahutnya melangkahkan kaki tanpa melihat apa yang berada dihadapannya.

BRUKKK.....

"Astaga! Lo punya mata ga sih?" Bukannya minta maaf, gadis ini malah menyalahkan orang yang di tabrakannya.

"Ehh adek kamu ga apa apa kan?" Tanya Wanita tinggi itu.

"Adek adek kata Lo! Lo pikir gue adek Lo apa." Bentak Zelia merapikan rambutnya.

"Vin, kamu ga papa." Suara lelaki itu seperti tak asing bagi Zelia. Zelia mendongakkan kepalanya dengan penasaran.

"Ga papa kok Deko." Jawabnya halus.

"KOKOOOOO!!! HARUSNYA KOKO KHAWATIR NYA KE ZELIA! BUKAN KE TANTE GIRANG INI LOH KO!" Teriak Zelia tak ingat tempat.

"Zelia, jaga sikap mu." Sahut Deko membuat Zelia langsung kecewa.

"Koko ternyata berani salahin Zelia?" Ujar Zelia dengan suara yang bergetar. Deko hanya menatapnya tajam kemudian memijit pelipisnya dengan pelan.

"Udahlah Zel kita keluar aja, Lo lupa disini itu banyak guru?" Maya menarik tangan Zelia untuk keluar.

"Stop May! Lo ini kenapa sih!" Zelia menghempaskan tangan Maya.

"Loh Zelia Lo kenapa?" Ketrin tiba tiba datang disusul oleh Reyvan dibelakangnya.

"Gue mau pulang dulu." Ujarnya langsung pergi tanpa membawa tas sekolahnya untuk pulang.

"Zel!" Ketrin ingin menghampiri Zelia namun di tahan oleh Maya.

"Kenapa dia?" Tanya Ketrin penasaran.

"Noh gara gara Zelia jalan ga pakai mata trus nabrak Tante girang tuh ."

"Jangan bilang kalian habis labrak kak Vina? haisss kalian ini ngotak ga sih, udah dia tinggi putih, lah kalian mungil mungil berdua. Nihil kalian menang, terus gimana lagi?."

"Dia tadi habis dimarahin sama Pak Deko, entah siapa yang salah ku tak tauuu." Sahut Maya dengan raut wajah frustasi.

"Goblok tuh Vina! seramah apapun Lo ke gue... Lo tetap bintang satu bagi gue." Sementara Zelia hanya berkicau di sebuah taxi menuju rumahnya, walaupun ia tak membawa tas sekolahnya kembali untuk kerumah.

Tak lama kemudian ia telah sampai di rumahnya, pintu rumahnya tertutup rapat dan di kunci, sehingga membuatnya tak bisa masuk dan terkunci diluar.

"Kakekkk! buka in pintu kek!" Teriak Zelia berharap kakeknya membukakan pintu untuknya.

•••••••

Sementara itu, Kakek Zelia masih menunggu mobilnya baik kembali. Ya, mobil itu mogok di tengah perjalanan menuju sekolah Zelia.

Sudah lebih dua jam ia menunggu perbaikan mobilnya, tetapi tetaplah nihil. Karena mulai mengantuk ia mulai terlelap tertidur dan berharap semoga saja mobilnya bisa baik kembali.

Hari sudah mulai senja, tetapi mobilnya masih saja rusak.

"Andai saja aku tak mengambil jalan pintas." Supir pribadinya mulai khawatir karena mobilnya rusak ditengah hutan.

"Bobi, apakah mobil sudah kembali normal?" Tanya Kakek Zelia keluar dari mobilnya.

"Belum kek, dari tadi saya juga berusaha nelfon bengkel kek tapi signal ga ada disini, mobil juga ga ada dari tadi yang lewat kek." Jawab supir pribadi Kakek Zelia dengan wajah cemas.

"Tak perlu cemas, kita tunggu saja orang yang lewat, ayo istirahat dulu kamu pasti capek kan?" Begitulah kakek Zelia, baginya supir, pembantu, serta ajudannya sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri.

Setengah jam kemudian ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan sedang, tanpa pikir panjang Bobi langsung berdiri. Mobil itu seketika berhenti dengan segera Bobi melangkah mendekati mobil itu.

Bobi tampak menanyakan sesuatu kepada sang supir, kemudian ia kembali menghampiri majikannya.

"Kek, ayo pulang, untung saja orang itu mau membantu kita." Sahut Bobi membantu Kakek Zelia untuk berdiri.

Mereka berdua kemudian masuk dalam mobil itu, disana tampak tak ada penumpang, hanya ada seorang supir yang duduk paling depan.

"Sudah pak? kalau begitu kita mulai jalan ya." Ucap lelaki itu sambil menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Jadi ternyata rumah kita searah?" Tanya Kakek Zelia.

"Tidak pak, kebetulan rumah teman saya satu arah dengan rumah bapak."

"Ohh ternyata begitu, nama kamu siapa nak?" Tanya Kakek lagi dan lagi mengajukan pertanyaan.

"Panggil saja saya Deko pak." Ya, lelaki itu adalah Deko.

"Nak Deko? Kamu sekarang kuliah dimana?"

Deko terlihat menahan tawanya, sudah sekian banyak orang menanyakan hal yang sama.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🍀⃟🦌𝙼𝙾𝙼 𝚂𝚈𝙰𝙷𝚆𝙰

🍭ͪ ͩ🍀⃟🦌𝙼𝙾𝙼 𝚂𝚈𝙰𝙷𝚆𝙰

si zelia ,dia yg salah dia yg marah²

2022-11-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!