BAB 10 : CALON SUAMI

"Saya sekarang sudah mengajar disebuah sekolah menengah atas pak." Jawab Deko dengan senyuman manisnya.

Kakek Zelia tampak tak percaya, mana mungkin sosok lelaki muda dihadapannya sudah mengajar disalah satu sekolah menengah atas.

"Jangan bilang kalau nak Deko ini umurnya sudah matang tetapi wajah masih awet muda." Sahut Kakek Zelia masih tak percaya.

"Kek... sebenarnya saya kuliah selama lima tahun." Jawab Deko membuat Kakek tua itu terkesan.

"S1?"

"Lebih tepatnya S2 kek." Jawab Deko semakin membuat Kakek tua itu geleng geleng kepala.

Selain memiliki otak yang jenius, Deko juga memiliki tekad yang kuat, sehingga membuatnya melewati masa kuliah selama lima tahun untuk S2 nya.

"Loh gimana caranya? menurut saya ya kek ya mana mungkin secepat itu, kakek tau kan adik saya sekarang udah lima tahun kuliah tapi kenapa masih belum lulus?" Tanya Bobi tak percaya.

"Lebih baik kamu tanya sendiri sama adik mu." Jawab Kakek Zelia terkekeh pelan.

••••

Tiga ratus empat belas.....

Tiga ratus lima belas...

Tiga ratus enam belas.....

Tiga ratus tujuh belas.....

Tiga ratus sembilan belas.....

Empat ratus.....

"Lahhh! uang gue kemana seribu lagi?" Tanya Zelia kebingungan.

"Tadi hilang dua ribu, sekarang kok hilang seribu? awass aja Lo tuyul! gue doain semoga Lo bangkrut lima menit lagi."

Sedari tadi ia hanya menghitung uangnya untuk menghilangkan rasa kantuk. Sudah lebih empat jam ia menunggu sang kakek yang masih tak kunjung datang.

"Ehh ehhh, kok gue pengen buang air kecil ya? mana pintu rumah masih dikunci lagi, apa jangan jangan gue buang air kecil disamping rumah aja? mumpung tetangga udah pada masuk semua kan." Batin Zelia tak tahan ingin buang air kecil.

Zelia berlari menuju pagar rumahnya sembari melihat situasi lingkungan sekitar rumahnya. "Gini nih keuntungan kawasan elit, semua para warga masih sibuk kerja walaupun hanya didalam rumah."

Karena merasa aman, Zelia berlari menuju samping rumahnya, untung saja di samping rumahnya di beri tembok sebagai pagar.

"Nah, aman! kalau masih ada mata manusia yang lihat gue, fix itu jodoh gue." Sahut Zelia setelah meletakkan pot bunga yang begitu besar untuk menutupi dirinya.

Sementara itu pintu Zelia perlahan terbuka, tampak sosok wanita paruh baya membawa kresek hitam dari dalam rumah.

"B- beneran ada uang merah merah? ini yang punya siapa ya?" Sebut saja namanya Bi Siti, pembantu keluarganya Zelia.

"Alhamdulillah ga ada orang disini, berarti ini uangnya Siti dong! hmm bisa nih Siti beliin ke Skincare buat ketemu ayank beb mweheheh." Sahut Siti memasukkan uangnya kedalam saku bajunya.

••••••

"Nahh rumah itu rumah saya." Sahut Kakek Zelia sambil menunjukkan arah.

"Baik kek." Jawab Deko memperlambat laju mobilnya.

Mobil Deko sudah hampir mendekati kediaman kakek Zelia.

Deg! jantung Zelia langsung seketika berhenti berdenyut. Untung saja saat itu rok sekolahnya sudah terpasang walau sedikit berantakan.

"Kambing!" Umpat Zelia melihat pembantu keluarganya berlari keluar untuk membukakan pagar.

Sebuah mobil masuk kedalam halaman rumah Zelia dengan perlahan, kemudian langsung berhenti dan tampak Bobi bergegas keluar mobil.

"Kakek toh, saking gabutnya ganti mobil mulu, emang gitu ya gabutnya orang kaya?" Batin Zelia ternganga melihat kedatangan kakeknya.

Zelia bergegas mendekati mobil itu "Bisa nih gue lukis dikit."

Zelia kemudian berjalan mengelilingi mobil dengan menggoreskan kuku panjangnya pada mobil. Mobil hitam itu berwarna hitam dan bisa dikatakan sebagai barang mahal, tetapi karena goresan Zelia membuat keindahan mobil ini langsung rusak.

Dannnnnn

BRUKKKK....

Zelia tak sengaja menabrak dada bidang seseorang dihadannya, entah kenapa orang itu keluar dari mobilnya tanpa aba aba.

"Astaga! Lo ga punya mat... haa tomat tomat gitu ko, Koko kenapa bisa disini? jangan bilang Koko tersesat?" Sahut Zelia gelagapan.

"Zelia! ngapain kamu disana? mana belum tukar baju lagi, ayo masuk!" Panggil sang kakek tegas.

"Lahh non? non Zelia udah pulang?" Tanya Siti baru sadar.

"Lebih tepatnya sudah dari tadi, oke bi! tadi bi Siti kemana aja? Bi Siti ga kasian apa sama Zelia yang kedinginan dan belum makan sedari tadi?" Tanya Zelia.

"Aduh maaf non, Bi Siti tadi ketiduran non, maaf ya non."

"Ga papa bi Siti Sans aja." Sahut Zelia berpura pura lebih ramah.

"Non, ayo mandi dulu non, air panasnya udah dari tadi Bi Siti siapin." Sahut Bi Siti membuat Zelia menyium aroma badannya.

"Ga bau kok Bi." Jawab Zelia.

"O- oh ya udah kalau gitu Zelia pamit mandi dulu ya." Zelia bergegas pergi untuk masuk dalam rumahnya.

"Non Zelia kesambet apa ya?" Bisik Bobi pada telinga Bi Siti.

"Kelamaan diluar kali." Jawab Bi Siti dengan sebuah bisikan.

"Ekhemmm nak Deko ayo masuk dulu." Ajak Kakek Zelia mempersilahkan sang tamu untuk masuk dalam rumahnya.

"Baik kek, kakek duluan saja, saya ingin menghubungi seseorang dulu sebentar." Ucap Deko di jawab dengan anggukan oleh Kakek Zelia.

Sementara itu.....

"Aaaaa demi apa Bi Siti ngomong begituan di samping Koko gue, ihhh bikin malu gue aja." Zelia mengacak acak rambutnya dengan kesal.

"Loh non Zelia belum mandi?" Tanya Bi Siti tiba tiba masuk kedalam kamar Zelia.

"Bi ayo sini bi!" Rengek Zelia membuat Bi Siti bergegas mendekati majikannya.

"Biii bibi lihat ga ekspresi calon suami Zelia tadi gimana?" Tanya Zelia.

"Haaaa? Suami non Zelia? maksudnya Bobi gitu?" Bi Siti malah berbalik mengajukan pertanyaan.

"Ihh bukan BII, maksudnya tamunya kakek." Jawab Zelia sedikit kesal.

"Bukannya Siti ga mau jawab, tapi setiap waktu Siti selalu dibayar dengan komisi gitu non. Ya tau lah non, mbok dikampung lagi sakit sakitan." sahut Bi Siti malu malu.

"Berapa? satu juta cukup?" Tanya Zelia membuat telinga Bi Siti sontak berdiri.

"Lebih dari cukup non." Ujar Bi Siti.

"Done."

"Waduh makasih ya non."

"Sekarang jawab."

"Oh itu, biasa aja kok non." sahut Bi Siti singkat.

"Oh gitu, ehh btw calon suami Zelia ganteng ga."

"Aduhh jangan ditanya non, cuakep pisan." Jawab Bi Siti sambil mengacungkan kedua jari jempolnya.

"Ya udah, karena gue lagi baik, gue kasih bonus." Sahut Zelia meraup saku sakunya.

Bi Siti terlihat sangat gembira mendengar perkataan majikannya yang tiba tiba saja baik.

Tangannya sudah tak sabar lagi untuk memegang uang tambahan yang terbilang sangat banyak.

"Hmmm uang gue kemana?" Tanya Zelia yang masih berusaha meraup saku sakunya.

"Non jangan bilang uang non hilang lagi, langsung patah nih semangat kerja Siti." Sahut Siti sedikit kecewa.

"UANGGGG GUEEEE HILANGGGG!!!" Teriak Zelia berlari keluar kamarnya.

🦋🦋🦋🦋

Hayo loh siapa nih yang ambil uangnya Zelia?

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!