Kemunculan Sosok Hitam

Ting!

Pesan chat masuk dengan nomor tidak di kenal.

'Lastri aku jemput ya.”

'kamu siapa?' balas Lastri.

Chat itu dilihat namun tidak dibalas, Lastri menghiraukannya dan lebih memilih bersiap-siap untuk berangkat.

Hanya dalam beberapa menit pesan chat kembali masuk.

“Lastri aku sudah di depan,”

“Ini siapa sih, apa Ayu?” ucap Lastri sembari mengambil tas.

Lastri berpamitan dengan ibunya dan berjalan keluar untuk menghampiri orang yang menjemputnya.

Saat di depan gang Lastri melihat Emir tengah menunggunya di luar mobil.

“Emir. Kamu tahu nomorku dari mana?” tanya Lastri.

“Ada deh. Ayo masuk.”

Emir membukakan pintu untuk Lastri dan menutupnya. Mobil melaju menuju kantor Lastri hingga mereka sampai di depan kantor Lastri.

“Makasih ya sudah jemput aku,” ucap Lastri sembari melepas savety belt.

Emir keluar mobil dan membukakan pintu untuk Lastri.

“Kamu nggak perlu bukain aku bisa sendiri kok,” ucap Lastri.

Emir hanya diam dan tersenyum.

“Senyam senyum aja. Ya sudah aku masuk dulu ya, sekali lagi terima kasih.”

Lastri masuk ke dalam kantornya, saat akan masuk Lastri kaget melihat bayangan seorang wanita di balik pintu kaca sedang menatap ke arahnya dengan tatapan tajam.

Wujudnya terlihat samar bahkan bayangan itu hanya terlihat bagian kepala dan tubuhnya sedangkan kakinya tidak terlihat.

Lastri berjalan sambil menundukkan kepalanya hingga ia masuk ke dalam kantor, dengan perlahan ia menoleh ke arah pintu kaca otomatis itu namun tidak ada siapa pun yang berdiri di sana.

Lastri bergegas menekan tombol open pada pintu lift hingga pintu lift terbuka dan Lastri naik menuju ruangannya.

Sampai di ruangan Lastri duduk sembari berpikir apakah yang ia lihat tadi manusia atau bukan, Lastri kembali melihat jimat yang ada di tangannya.

'Apa jimat ini sudah tidak mempan lagi?' Lastri bermonolog.

Lastri memfokuskan pikirannya pada pekerjaanya. Terlihat map-map tebal berisi berkas menumpuk di mejanya. Ia membuka satu persatu berkas tersebut dan memulai pekerjaanya.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu.

“Ya masuk!” ucap Lastri.

Suara ketukan berhenti namun tidak ada yang masuk ke ruangan Lastri, suara ketukan itu kembali terdengar.

“Masuk saja tidak di kunci!” ucap Lastri lagi.

Gagang pintu mulai bergerak berulang kali dengan namun pintu itu tidak terbuka. Hal itu membuat Lastri terganggu dan mendatangi pintu itu.

“Masuk saja tidak-”

Ucapan Lastri terhenti saat membuka pintu, karena di depan pintu itu tidak ada satu orang pun. Lastri melihat ada seorang OB di ujung koridor sedang sibuk membersihkan lantai.

“Mas, apa kamu yang mengetuk pintu ruangan saya?” tanya Lastri.

“Tidak Bu. Saya dari tadi sibuk membersihkan lantai, dan dari tadi tidak ada orang lain selain saya,” sahutnya.

“Oh ya sudah. Terima kasih.”

Lastri menutup pintunya dan ingin kembali ke meja kerjanya. Baru beberapa langkah Lastri meninggalkan pintu gagang pintu itu kembali bergerak dengan cepat.

“Siapa? Jangan bercanda dengan saya!”

Duk! Duk!

Pintu ruangan Lastri di gedor dengan keras, seketika Lastri terkejut dan mulai mundur perlahan.

Suara gedoran itu semakin lama semakin cepat dan keras hingga hentakan itu terasa sampai ke lantai ruangan Lastri.

“Siapa kamu? Jangan ganggu saya!” pekik Lastri.

Bayangan hitam melesat menembus pintu ruangan Lastri, perlahan bayangan itu terlihat semakin jelas. Mata merah menyala dengan tubuhnya yang tinggi mencapai langit-langit. Sosok itu menyeringai dengan taring yang keluar dari mulutnya.

“Siapa kamu? Mau apa?” Lastri mundur perlahan.

“Aku ingin mengambil apa yang jadi milikku!” ucap sosok itu.

“Milikmu? Aku tidak memiliki apa pun!”

Kaki Lastri gemetar hingga ia tak mampu berdiri, dengan mata yang menggenang ia berusaha mengusir makhluk itu dengan terus melempar semua barang yang ada di dekatnya hingga Nyi Ratih menampakkan wujudnya.

Untaian selendang merah mengayun lembut mengiringi kemunculan Nyi Ratih wangi semerbak bunga melati menyeruak di seluruh ruangan Lastri.

“Kau jangan menghalangiku!” ucap Makhluk itu.

“Makhluk rendahan yang hanya mengincar kelemahan manusia, seharusnya aku menyadarinya sejak awal,” ucap Nyi Ratih.

“Aku hanya mengambil apa yang harusnya menjadi milikku! Jadi kau jangan ikut campur!”

“Kau jangan begitu sombong! Kau tidak ada hak atas manusia. Begitu pula sebaliknya,” sahut Nyi Ratih.

Erangan kemarahan dari sosok itu memecah keheningan ruangan Lastri, tekanan energi yang begitu kuat membuat Lastri mual dan gemetar rasa sesak juga dirasakan Lastri ketika makhluk itu mulai mendekat.

Nyi Ratih mengayunkan selendang merahnya hingga tercipta biasan cahaya. Cahaya itu melesat dan menghantam tubuh besar sosok hitam tersebut.

Sosok hitam itu menghilang seketika hanya dalam hitungan detik.

“Kamu berhati-hatilah. Suatu saat dia pasti akan kembali.”

Nyi Ratih menghilang setelah mengucapkan hal tersebut. Lastri perlahan berdiri dengan mata yang sembab ia berusaha memungut satu persatu barang yang berhamburan di lantai.

'Kenapa jadi seperti ini? Jadi cantik atau jelek tidak ada bedanya. Hanya ada masalah yang aku dapatkan,' Lastri bermonolog sambil mengusap air matanya yang menetes.

Usai memberesi ruangannya Lastri duduk termangu menatap kosong layar komputer membiarkan semua pekerjaannya terbengkalai.

Lastri mulai menghela nafas panjang dan berusaha kembali fokus pada pekerjaannya.

Beberapa jam sudah berlalu Lastri masih berusaha menyelesaikan tugasnya yang menumpuk walau jam kerja berakhir Lastri masih tetap berusaha menyelesaikannya.

Hingga ia mendengar suara Ayu di depan pintu.

“Lastri apa kamu masih di dalam?” ucapnya.

“Iya aku masih di dalam. Kamu masuk aja nggak dikunci,” sahut LLastri.

Ayu masuk ke ruangan Lastri dan duduk di depan meja Lastri.

“Aku tunggu kamu sampai selesai ya,” ucap Ayu.

“Apa kamu nggak cape Yu? Aku masih banyak ini.”

“Nggak kok. Oh iya ini aku belikan kamu minum. Kamu belum keluar kan dari tadi,” ucap Ayu.

“Wah ... Makasih banget Yu. Kebetulan aku haus banget.”

Dengan cepat Lastri membuka minuman kemasan itu dan langsung meminumnya.

“Alhamdulillah,” ucap Lastri setelah meminum minuman yang diberikan Ayu.

Lastri melanjutkan kembali pekerjaannya hingga pukul 20.00 pekerjaan Lastri selesai.

Ayu dan Lastri berjalan ke luar ruangan dan masuk ke dalam lift di dalam lift Ayu hanya diam tanpa berkata apapun hingga mereka berdua keluar dari kantor.

“Lastri kamu tunggu di sini ya aku ambil mobil dulu.”

“Iya Yu.”

Ayu berjalan ke basemen untuk mengambil mobilnya. Cukup lama Lastri menunggu namun Ayu tidak kunjung muncul. Lastri memutuskan untuk menelepon Ayu karena ia takut masuk ke basemen.

“Halo Lastri,” sahut Ayu dalam telepon.

“Ayu kamu masih lama ngambil mobilnya? Apa ada masalah?”

“Maksudnya?” sahut Ayu bingung.

“Kan kamu tadi nyuruh aku nunggu di depan kantor karena kamu mau ambil mobil di basemen,” tutur Lastri.

“Lastri. Kamu lupa ya aku nggak pernah parkir di basemen. Dan lagi aku dari jam 5 sore sudah ada di rumah.”

“Ayu kamu jangan bercanda dong. Jelas-jelas kamu tadi nemenin aku kerja di ruanganku sampai aku selesai.”

“Astaga aku nggak bohong Lastri aku dari tadi sudah di rumah.”

bersambung dulu reader jangan lupa dukungannya ya 🙏😁

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

waduh .. lalu siapa itu sosok yg menyerupai Ayu .. s3moga aja dia bukan orang jahat

2024-07-15

1

Putri Minwa

Putri Minwa

tetap semangat ya thor

2022-11-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!