Niat Memasang Susuk

Saat di perjalanan menuju tempatnya bekerja, tepatnya di dalam angkot beberapa orang memandangi Lastri hal ini membuat Lastri canggung dan tidak nyaman.

Sesampainya di tempat kerja Lastri langsung masuk dan berjalan menuju ruang loker untuk mengganti pakaiannya dengan seragam kerja di ruangan itu juga terdapat beberapa rekan satu profesi Lastri yaitu Dina, Yanti, dan juga Rita.

“Eh lihat tuh si Keling!” ucap Rita.

“Tumben-tumbenan si Keling pake baju rapi, nggak pantes banget,” ejek Dina dengan terkekeh tertawa.

“Wah ... Wah. Tumben kamu hari ini rapi banget,” ucap Rita sembari menghampiri Lastri.

“Selamat pagi Mbak Rita,” sapa Lastri.

“Oh iya Lastri kamu belum mandi kan?” Yanti menghampiri Lastri sambil membawa ember kecil berisi air bekas pel lantai.

“Saya sudah mandi Mbak Yanti,” Lastri mulai siaga karena takut air itu di siramkan ke tubuhnya.

“Din pegangin dia!” perintah Rita.

“Mbak Rita mau ngapain?” Lastri berontak.

Air kotor bekas cucian pel itu diguyurkan ke tubuh Lastri, seketika semua pakaian dan tubuh Lastri basah.

“Ha-ha-ha nah gini kan bagus, kamu bisa mandi lagi, oh iya Keling jangan lupa bersihin lantainya,” ucap Rita.

“Apa salahku? Kenapa kalian melakukan ini?!” teriak Lastri meluapkan emosi.

“Berani ya kamu sekarang bentak aku! Nih rasain! Kamu kira aku takut hanya karena Ibu Ayu itu temanmu!” ucap Rita sembari menumpahkan sampah ke kepala Lastri.

“Mbak Rita udah, ayo kita keluar sebelum yang lain datang,” ajak Dina.

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan Lastri yang terduduk di lantai sambil menangis tersedu.

Amarah yang terpendam membuat Lastri menyimpan dendam terhadap orang-orang yang memperlakukannya semena-mena.

“Tidak ada bedanya aku merubah penampilanku atau tidak mereka tetap sama,” ucap Lastri sembari menangis.

“Suatu saat pasti akan aku balas perlakuan mereka semua terhadapku!” guman Lastri dalam hati sembari mengepal tangannya.

Lastri membersihkan diri dan bergegas mengganti pakaiannya dengan seragam kerja, dengan mata sembab Lastri berjalan menuju ruang penyimpanan peralatan dan memulai pekerjaan rutinnya.

“Pagi Lastri,” sapa Ayu yang melihat Lastri sedang membersihkan lantai.

“Pagi yu,” sahut Lastri tersenyum.

“Mata kamu kok kaya habis nangis Lastri, kamu kenapa? Apa ada yang menjahatimu lagi?” tanya Ayu sembari memperhatikan Lastri.

“Oh ini. Mataku tadi habis kelilipan kena debu ini saja masih perih rasanya,” ucap Lastri sembari mengusap matanya.

“Ya sudah kalau begitu aku masuk ke dalam dulu ya Lastri.”

“Iya silahkan Yu,” sahut Lastri.

Lastri kembali melanjutkan pekerjaannya, hingga ia mendengar suara cibiran dari beberapa rekan kerja yang ada di belakangnya.

“Liat tuh si Keling sok cari perhatian, mentang-mentang Ibu Ayu itu temannya,” ucap Yanti.

“Biasalah manusia nggak tahu diri,” ucap Rita dengan meninggikan suaranya.

Lastri hanya bisa diam mendengarkan cibiran mereka sembari terus bekerja. Lastri menghela nafas panjang, rasa sesak begitu dalam dirasakan Lastri akibat terus memendam kesedihannya.

Saat jam istirahat para karyawan lain asik berkumpul menikmati makan siang, Lastri malah duduk termenung sendirian, ia berusaha meredam kesedihan dan kekecewaan yang ia rasakan.

'Aku akan memasang susuk! Aku benar-benar sudah lelah' batin Lastri.

Lastri merogoh tasnya untuk mencari secarik kertas yang bertuliskan nomor handphone Nilam dengan handphone jadulnya Lastri memberanikan diri untuk menghubungi Nilam.

“Semoga saja pulsanya cukup,” ucap Lastri sembari menekan nomor yang ia tuju.

“Halo Nilam,” ucap Lastri sesaat setelah teleponnya diangkat oleh Nilam.

“Iya ini siapa?” tanya Nila di balik telepon.

“Ini aku Lastri,” sahut Lastri.

“Oh kamu Lastri, apa kabar kamu?” tanya Nilam.

“Baik Nilam, ada yang ingin aku tanyakan Nilam,” ucap Lastri dengan sedikit ragu.

“Gini aja, sekarang kamu dimana?”

“Aku ada di tempat kerja.”

“Iya aku tahu, maksudnya kamu sekarang dimana di ruang loker, kantin, atau dimana?”

“Di ruang loker yang ada di ujung ruangan, kamu sudah keterima kerja di sini?” tanya Lastri.

“Iya Lastri, ya sudah aku ke sana ya,” ucap Nilam sembari menutup teleponnya.

Setelah beberapa menit terdengar suara langkah kaki memasuki ruang loker.

“Lastri,” sapa Nilam sembari menghampiri Lastri.

“Nilam aku ....”

“Kamu kenapa Lastri? Kayanya kamu lagi sedih apa kamu ada masalah?” tanya Nilam sambil menyentuh pundak Lastri.

“Apa memakai susuk itu mahal?” tanya Lastri.

“Kamu mau? Apa kamu sudah memikirkannya dengan baik?” tanya Nilam.

“Iya Nilam tekad ku sudah bulat, aku ingin merubah hidupku aku lelah dihina terus menerus,” pungkas Lastri.

“Baiklah, bagaimana kalau besok kita pergi ke dukun itu, kebetulan besok hari libur,” ucap Nilam..

“Na-nanti dulu, aku belum siapkan uangnya.”

“Udah nggak perlu, besok aku jemput di rumahmu. Ya sudah aku balik ke ruanganku dulu ya Lastri,” ucap Nilam sembari melangkah pergi.

Waktu istirahat berakhir Lastri kembali melakukan pekerjaannya, kali ini ia mulai semangat dan berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dalam pikirannya saat ini adalah bayangan dirinya yang menjadi cantik serta tidak ada lagi cacian tentang fisiknya.

Lastri terus tersenyum karena membayangkan hal itu, hingga ia tidak sengaja menyenggol seseorang yang baru saja lewat.

“Ma-maaf saya tidak sengaja,” ucap Lastri sambil menunduk.

“Tidak apa. Lanjutkan saja,” sahutnya dingin.

“Sekali lagi saya minta maaf Pak, biar saya bersihkan sepatunya,” Lastri mengambil handuk kecil yang ada di bahunya.

“Sudah tidak perlu.”

“Baik,” ucap Lastri sambil menengadahkan kepalanya.

Lastri seketika terkesima dengan seseorang yang ada di hadapannya, pria tinggi berkulit putih dengan paras yang manis berdiri tegap di hadapannya. Stelan jas rapi dengan aura berwibawa menghipnotis mata Lastri hingga ia tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun.

“Maaf apa ada yang salah?” tanya pria itu.

“Oh ti-tidak Pak. Sekali lagi saya minta maaf,” ucap Lastri yang kembali menunduk.

“Lastri.” Pria itu menunduk untuk membaca nametag yang terpasang di seragam Lastri.

Pria itu berlalu pergi setelah membaca nametag Lastri, dengan wajah kebingungan Lastri melanjutkan pekerjaannya hingga jam kerja berakhir. Lastri berjalan keluar menuju pinggir jalan untuk menunggu angkot, sudah beberapa menit menunggu tapi tidak ada satu angkot pun yang lewat hingga Lastri memutuskan untuk berjalan kaki.

Lastri berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang berharap ada angkot yang sedang melaju.

Sekitar lima menit Lastri berjalan terdengar suara klakson dari arah belakangnya, Lastri menoleh serta berhenti berjalan dan mengira jika dirinya menghalangi jalan mobil tersebut.

Anehnya mobil itu juga ikut berhenti. Tanpa berpikir apapun Lastri kembali melanjutkan perjalanannya di ikuti oleh mobil mewah berwarna hitam yang membunyikan klaksonnya tadi .

‘Siapa? Kenapa mengikutiku, apa penjahat?’ pikir Lastri.

Merasa di ikuti Lastri berhenti dan melepas salah satu sendalnya dan bersiap melempar ke arah mobil itu. Dengan cepat mobil tersebut melaju dan melewati Lastri.

“Orang kaya jaman sekarang suka sekali mempermainkan orang lain!” omelnya sembari memakai sendalnya kembali.

Akhirnya Lastri harus terus berjalan kaki hingga sampai ke rumahnya.

Lastri masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi sambil meluruskan kakinya.

“Baru pulang kamu Nak?” tanya Ibu Lastri.

“Iya Bu. Tadi nggak ada angkot jadi Lastri jalan kaki,” sahut Lastri sembari mencium punggung tangan Ibunya.

“Ya sudah. Kamu duduk dulu habis itu langsung mandi ya, Ibu mau pergi ke hajatan tetangga dulu,” ucap Ibu Lastri.

“Baik Bu, oh iya. Lastri besok mau pergi sama Nilam bolehkan Bu?” Lastri meminta izin.

“Nilam? Biasanya sama Ayu. Ya sudah boleh tapi harus ingat waktu.”

“Tenang aja Bu.” Lastri tersenyum sumringah.

Lastri merasa sangat senang karena besok adalah awal mula perubahannya, di dalam kamar ia terus bercermin membayangkan betapa cantiknya dirinya.

Bersambung gengs, jangan lupa dukungannya.

Bersambung gengs.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

Semoga aja sesuai dngn harapan Lastri

2024-07-15

1

Nur Bahagia

Nur Bahagia

jahat banget mereka

2024-06-07

0

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Rita bener2 keterlaluan,,,,msh satu divisi aja belagu sok bully

2023-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!