Keesokan paginya Lastri mulai kembali bekerja, sebelum bekerja Minah Ibu Lastri mengajaknya untuk sarapan bersama.
“Lastri mari makan Ibu sudah masak makanan kesukaanmu,” ucap Minah ibunya seraya menyiapkan masakan di meja makan.
“Baik Bu,” sahut Lastri yang bergegas menuju meja makan.
Mereka berdua pun mulai duduk bersama di meja makan sambil berbincang-bincang.
“Lastri apa hari ini kamu kerja lembur?” tanya Minah seraya menyendok makananya.
“Sepertinya tidak Bu.”
“Jangan bersedih lagi Nak! Dengarkan apa kata Ibu, Ibu bangga mempunyai anak seperti kamu walau orang lain banyak menghinamu,” tutur Minah yang memberikan Lastri nasehat dan semangat.
Mendengar ucapan Ibunya Lastri tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
Selesai sarapan pagi, Lastri pun berpamitan kepada Ibunya untuk pergi bekerja. Sementara Ibunya yang berprofesi sebagai penjahit melanjutkan pekerjaannya.
Lastri pun bergegas keluar dari rumah dan tak lupa mencium tangan Ibunya, Ia berjalan keluar gang dan menunggu angkutan umum. Tidak lama kemudian angkutan umum berhenti tepat di depannya Lastri pun langsung menaikinya dan duduk di dalam angkutan tersebut sepintas Ia teringat dengan ejek-ejekan para karyawan kepadanya.
Sesampainya di kantor yang masih sepi dan para karyawan belum ada yang datang Lastri memulai pekerjaannya dengan beberapa teman yang satu profesi dengannya.
“Pagi Lastri,” Ayu yang menyapa Lastri di saat tengah bekerja.
“Eh Ayu, pagi Yu,” sahut Lastri.
“Bagaimana hari ini, apakah kamu merasa tenang?” tanya Ayu yang khawatir dengan kejadian malam tadi.
“Iya aku sudah baikkan Yu,” sahut Lastri dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
“Syukurlah jika begitu, jangan lagi melakukan tindakan seperti itu yah Lastri,” Ayu yang menasihati Lastri.
“Eh Yu, kenapa kamu suka sekali berteman dengan si keling ini, entar menjatuhkan reputasi kamu sebagai sekretaris,” ucap salah satu karyawati yang sedang melintas.
“Kenapa sih kamu Dewi, suka menghina Lastri, dia itu sahabatku!” sahut Ayu dengan tegas kepada Dewi.
“Ye ... di kasih tahu malah nyolot!” ejek Dewi.
“Sudah Yu, benar apa kata Dewi, ya sudah aku mau membersihkan toilet dahulu,” ucap Lastri yang meninggalkan Ayu dan Dewi.
Di dalam toilet Lastri menangis karena ejekan si Dewi kepadanya, Ia bercermin di depan wastafel melihat wajah dan dirinya yang sangat buruk menurutnya.
Secara tiba-tiba ada yang masuk dalam toilet itu, seorang wanita berparas cantik, berkulit putih, bertubuh tinggi dan berambut gelombang. Melihat ada yang masuk ke dalam toilet Lastri secara spontan langsung mengusap air matanya yang sedang terjatuh dan kembali membersihkan wastafel.
Wanita cantik itu menuju cermin yang berada di dekat wastafel Wanita itu merias ulang wajahnya, sementara Lastri yang berada di sampingnya tengah sibuk membersihkan wastafel lain.
Wanita itu memperhatikan Lastri, dia mengingat-ingat seseorang yang mirip dengan Lastri.
“Sepertinya aku mengenali OB ini,” gumam Wanita itu dalam hati.
Setelah Wanita berusaha mengingatnya dan ternyata Lastri adalah temannya saat SMA dulu.
“Lastri? Kamu Lastri kan?” tanya Wanita itu.
“Iya benar, Anda siapa?” tanya Lastri yang binggung.
“Aku Nilam, teman SMA mu dulu masih ingat?” jelaskan Wanita itu yang bernama Nilam kepada Lastri.
“Nilam? Iya aku ingat kamu cantik sekali sekarang,” sahut Lastri yang terkejut melihat pesona kecantikan Nilam.
“Iya kebetulan sekali kita bertemu aku baru di terima bekerja di perusahaan ini.”
“Selamat ya Nilam,”
“Oh iya, sepertinya kamu habis menangis ada apa?” tanya Nilam yang melihat mata Lastri yang sembab.
“Tidak apa-apa Nilam,” ujar Lastri yang tidak ingin memberitahukan Nilam.
“Ayolah ceritakan kepadaku, aku akan jaga rahasia,” Nilam yang membujuk Lastri agar bercerita.
Lastri pun akhirnya bercerita kepada Nilam dengan apa yang terjadi kepadanya dengan perilaku para karyawan kepada dirinya.
Setelah mendengar cerita Lastri Nilam pun merasa simpatik kepada Lastri sedari di sekolah Lastri selalu di buli hingga sekarang.
“Bagaimana jika kamu mengikuti caraku agar kamu terlihat cantik dan tidak ada yang menghinamu lagi, malahan orang-orang akan terpesona dengan kecantikanmu,” Nilam yang menawarkan sesuatu kepada Lastri.
Lastri yang sangat penasaran pun menanyakan kepada Nilam.
“Apa itu Nilam?” tanya Lastri dengan sangat penasaran.
“Ikut aku memakai susuk, jika kamu memakai susuk wajahmu dan tubuhmu akan berubah secara drastis menjadi cantik. Aku hanya merasa simpatik kepadamu Lastri sedari sekolah kamu selalu di hina hingga sekarang, bagaimana apakah kau mau jika iya aku akan menemanimu,” tutur Nilam yang mengajak Lastri memakai susuk.
“Susuk? Apakah tidak apa-apa memakai itu,” sahut Lastri yang ragu.
“Kamu pikir saja Lastri, mau di ejek seumur hidup apa kamu mau berubah menjadi cantik tunjukan kepada orang-orang yang telah mengejekmu.”
Lastri hanya terdiam mendengar ucapan Nilam, Ia ingin namun masih ragu.
“Begini saja ini nomor teleponku jika kamu berminat Lastri aku akan ajak kamu ke dukun yang memasangkan susukku,” ucap Nilam sembari memberikan kertas yang terdapat tulisan nomor teleponnya.
“Terima kasih Nilam,”
“Oke Lastri aku mau ke ruangan pak Gunawan dulu karena sudah janji tadi jam 9 aku harus sudah berada di ruangannya,” ujar Nilam yang meninggalkan Lastri.
Setelah Nilam pergi Lastri pun terdiam memikirkan kata-kata Nilam.
“Kamu pikir saja Lastri, mau di ejek seumur hidup apa kamu mau berubah menjadi cantik tunjukan kepada orang-orang yang telah mengejekmu.”
Kata-kata itu selalu terbesit di pikirannya.
Bersambung dulu gengs
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
neng ade
keputusan ada di tangan mu Lastri ..
kamu harus memilih
2024-07-15
0
Fatimah Ziyadatul Khair
seharusnya tidak perlu merasa insecure, karena seseorang tidak akan dihisab karena penampilan fisiknya. justru kalau cantik dengan jalan menyimpang akan dihisab
2024-06-17
1
Nyi Roro Gendis
memang nyatanya susuk itu lebih hebat dari skincare. skincare bisa bikin cantik dan glowing tpi blom tntu ada saya tariknya
2024-05-31
2