Naik Jabatan

" Si-siapa kamu?” pekik pria itu.

Terlihat Nyi Ratih berdiri di belakang Lastri, menatap tajam dengan wajahnya yang pucat. Pria itu mundur perlahan karena ketakutan.

Nyi Ratih bergerak seperti hembusan angin menembus tubuh Lastri dan membuat pria itu semakin ketakutan. Nyi Ratih mendekat dan langsung mencekik pria itu, pria itu jatuh tersungkur sembari memegangi lehernya.

Wajahnya memerah dengan nafas tersengal, Lastri yang melihat hal itu pun panik dan langsung berlari pergi meninggalkan pria itu, Lastri sendiri tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada pria paruh baya itu dengan wajah ketakutan ia terus berlari tanpa henti.

“Lastri!” teriak seseorang.

Lastri menghentikan larinya semberi mengatur nafas.

“Ayu.”

“Kamu kenapa kok lari-lari? Apa kamu lagi di kejar seseorang?” tanya Ayu.

“I-iya yu.”

“Ya sudah. Ayo masuk ke mobilku Lastri!”

Lastri dengan cepat masuk ke dalam mobil Ayu, ayu menjalankan mobilnya dan melaju menuju kantor.

“Kamu di kejar siapa Lastri?”

“Tadi ada orang narik aku Yu, maksa aku buat ikut sama dia. Terus aku nolak dan dia malah narik tangan aku dan nutup mulut aku,” tutur Lastri.

“Astaga! Untung kamu bisa kabur.”

“Tapi aku bingung. Orang itu tiba-tiba ketakutan Yu, dan dia langsung jatuh saat itu aku langsung lari ninggalin dia.”

“Tapi kamu nggak apa-apa kan?”

“Iya. Yu, alhamdulillah nggak apa-apa.”

Ayu bernafas lega karena sahabatnya itu baik-baik saja. Saat di dalam mobil Ayu memperhatikan wajah Lastri karena ia baru menyadari jika tanda lahir yang ada di wajah Lastri itu sudah tidak ada.

“Wah Lastri, aku baru sadar kalau tanda di muka kamu sudah nggak ada,” ucap Ayu.

“Iya Yu tanda itu udah nggak ada,” sahut Lastri.

“Dan aku lihat kamu semakin cantik, kulitmu juga bersih sekali sekarang.”

“Ah ... Itu cuma perasaan kamu aja Yu.”

“Nggak Lastri. Kamu beda banget sekarang, tapi aku senang sekarang kamu sudah berubah kamu lebih ceria,” ucap Ayu tersenyum.

“Terima kasih Yu. Kalau bukan karena kamu yang terus menyemangati mungkin aku sudah mati.”

“Oh ya. Tumben kamu pagi sekali sudah berangkat,” ucap Lastri.

“Iya Lastri. Kerjaanku banyak dan belum selesai jadi aku putusin buat berangkat pagi-pagi.”

Selang waktu beberapa menit mereka pun sampai di kantor, saat di lobi Ayu dan Lastri pun berpisah dan menuju ruang kerja masing-masing.

Sekarang Lastri tidak lagi merasa takut, sedih atau pun tertekan akan perundungan, karena sekarang bukan hinaan lagi yang melintas di telinganya melainkan ucapan pujian serta rayuan-rayuan gombal dari para karyawan.

Semenjak Lastri melakukan ritual itu, ia terus mendapat keberuntungan serta perhatian lebih dari para karyawan meskipun ia hanya tukang bersih-bersih.

Bahkan Rita, senior paling menyebalkan itu tidak bisa berbuat macam-macam lagi terhadap Lastri karena selalu saja ada yang membela bahkan membantu Lastri.

Hingga suatu hari Lastri di panggil ke ruangan HRD.

“Permisi Pak,” ucap Lastri sembari mengetuk pelan pintu ruang HRD.

“Ya masuk!” sahut seseorang dari dalam.

“Bapak manggil saya?”

“Iya. Silahkan duduk!”

“Begini Lastri. Apa kamu punya pengalaman dalam bidang administrasi?”

“Punya sih Pak, dulu sebelum saya melamar jadi OB saya pernah kerja jadi admin di salah satu toko elektronik tapi Cuma sebentar,” sahut Lastri.

“Kenapa kalau boleh tahu?”

“Karena wajah saya, para pelanggan sering mengaduk ke bos saya katanya jijik lihat saya,” tutur Lastri.

“Oke. Jika kamu diberi kesempatan apa kamu mau?”

“Maksud Bapak?”

“Salah satu staf administrasi tiba-tiba diberhentikan dan ada yang harus segera mengisinya. Apa kamu mau?”

“Bapak serius? Kenapa Bapak memilih saya?”

“Karena dari berkas yang dulu kamu ajukan saat melamar pekerjaan di sini kamu mencantumkan pengalaman sebagai Admin. Jadi apa kamu mau mencobanya lagi?”

Dengan senyum semringah dan penuh percaya diri Lastri langsung mengiyakan tawaran langka tersebut.

“Baik Pak saya bersedia,” sahutnya.

“Baik. Mulai besok akan jadi masa training kamu. Kamu saya training selama tiga bulan kalau kinerja mu bagus saya akan jadikan kamu staf tetap perusahaan ini.”

“Ba-baik Pak. Saya akan berusaha sekuat dan sebisa saya.”

Dengan perasaan tidak percaya Lastri keluar dari ruangan HRD, ia bahkan mencubit tangannya sendiri memastikan jika ini bukanlah mimpi.

'Besok adalah awal dari kehidupan baruku.’

Dengan penuh percaya diri serta pandangan yang lurus ke depan Lastri berjalan menuju ruang loker khusus OB itu. Lastri membereskan semua barang-barangnya untuk dibawa pulang.

Rita yang melihat hal itu mulai mencemooh Lastri.

“Beres-beres? Kenapa kamu. Pasti di pecat ya,” terka Rita sambil tertawa kecil.

“Iya mulai besok saya tidak lagi menjadi tukang bersih-bersih di sini,” sahut Lastri.

“Ha-ha-ha ... Akhirnya Si Keling enyah juga dari tempat ini!” Rita terlihat begitu senang.

“Iya tempat ini sudah tidak cocok lagi denganku. Ya sudah, sampai jumpa besok ya Mbak Rita."

Lastri beranjak sembari membawa semua barangnya.

“Besok? Memangnya kamu masih bekerja di sini,” Rita tersenyum menghina.

Tanpa membalas perkataan Rita, Lastri pergi meninggalkan Rita yang tengah bahagia atas berhentinya Lastri. Saat Lastri berjalan sembari membawa barang-barangnya, banyak karyawan lain bertanya kepada Lastri namun Lastri enggan menjawabnya.

Ia hanya berjalan sembari tersenyum, karena ia ingin semua orang yang merendahkannya itu terkejut karena mulai besok Lastri bukan lagi si Keling tukang bersih-bersih namun Lastri sebagai staf administrasi.

Bersambung dulu gengs

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

alhamdulillah naik jabatan .. ingat Lastri km jngn lupa diri

2024-07-15

1

Putri Minwa

Putri Minwa

hai thor Dendam mampir ya

2022-11-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!