Painfull Love (Cinta Yang Menyakitkan)

Painfull Love (Cinta Yang Menyakitkan)

Birthday Party

Sebuah pesta super mewah digelar di sebuah ballroom hotel bintang lima terkemuka di ibu kota Jakarta. Ratusan tamu undangan berikut para wartawan telah memadati ruangan yang sudah didekorasi sedemikian rupa. Pesta tersebut berkonsep serba merah jambu yang mana warna tersebut sering dikaitkan dengan sisi feminin bagi seorang wanita.

Sebuah lampu kristal berukuran besar menggantung di tengah ruangan ballroom yang mampu menampung sekitar lima ratus tamu undangan. Dekorasi yang cantik dengan salur-salur dan pot-pot bunga warna senada semakin menambah keindahan acara pesta ulang tahun tersebut. Kue ulang tahun bertingkat lima yang dipercantik dengan bunga-bunga berwarna putih tampak begitu menggugah selera.

Bak putri dalam negeri dongeng, gadis berusia dua puluh empat tahun tampak begitu mempesona. Gaun panjang dengan bagian bawah dihiasi bulu-bulu yang membentuk sosok angsa. Headpiece tiara didesain khusus oleh desainer terkenal di Asia membuat anak sulung dari dua bersaudara yang baru saja menyelesaikan kuliah kedokteran membuat para tamu undangan tak mampu mengedipkan mata karena saking terpesona oleh kecantikan gadis berparas jelita.

Tsamara Asyifa Gibran atau biasa dipanggil Tsa adalah anak pertama dari pasangan Fahmi Gibran dan Sekar Arum. Pasangan suami istri itu merupakan pengusaha sukses di sektor pariwisata. Sejak lahir, gadis cantik dalam balutan gaun pesta dengan model ball gown hidup bergelimang harta. Tak pernah sedikit pun merasa kekurangan, sebab harta yang dimiliki keluarganya tidak akan pernah habis tujuh turunan.

"Ma, Ka Bima sebenarnya ke mana sih? Kenapa jam segini belum juga datang padahal acara akan segera di mulai? Apa dia memang lupa kalau hari ini aku ulang tahun?" tanya Tsamara.

"Sabar, Sayang. Mungkin saja Bima terjebak macet. Kamu tahu sendiri bagaimana lalu lintas di negara kita. Selalu macet di mana-mana." Sekar mencoba memberi pengertian kepada Tsamara. "Sudah, sebaiknya kamu tunggu saja. Sebentar lagi Bima pasti datang."

Fahmi mengusap puncak kepala Tsamara dengan lembut. "Yang dikatakan oleh Mama-mu benar, Nak. Bima pasti hadir. Meskipun sedikit terlambat, tetapi Papa yakin, kalau dia akan datang."

Tsamara menghela napas kasar. Si sulung dari dua bersaudara terdiam. Ucapan sang papa ada benarnya juga. Bimantara atau biasa dipanggil Bima pasti datang menghadiri pesta ulang tahunnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Walaupun dia muncul di saat pesta telah berlangsung atau bahkan beberapa menit sebelum acara usai, tetapi pria berusia dua puluh sembilan tahun selalu menyempatkan diri hadir dan memberikan kado ulang tahun untuknya.

"Mas, kamu sudah menghubungi Bima dan meminta dia segera datang ke sini?" bisik Hasna--ibu kandung Bima. Kalau boleh jujur, sebenarnya dia pun kesal atas sikap anak semata wayangnya yang selalu datang terlambat. Padahal ia sudah mewanti-wanti agar datang tepat waktu dan tak membuat Tsamara kecewa. Namun, sang anak tetap mengulangi kesalahan yang sama.

"Tanpa kamu tanya pun, aku sudah menghubunginya berkali-kali. Namun, dia sama sekali tak mengangkat teleponku. Entahlah, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi agar anak itu berubah menjadi penurut dan patuh terhadap ucapan kita," keluh Irawan seraya memijat pelipisnya yang terasa pening. Ada rasa malu bercampur kecewa terlukis jelas di wajah. Seandainya ini merupakan pertama kali bagi Bima datang terlambat menghadiri pesta mungkin dia bisa memaklumi akan tetapi kejadian ini terus berulang 'tuk kesekian kali hingga membuat pria itu tak berani mengangkat wajah di depan Fahmi--calon besannya.

"Irawan, Hasna, sudah tidak apa-apa. Mungkin saja Bima memang ada urusan penting hingga tak bisa menghadiri pesta ulang tahun Tsamara." Sekar mencoba bersikap bijak dan tak mau membuat suasana semakin memanas.

Sekar melirik arloji merk brand terkenal yang melingkar di pergelangan tangan. Deretan angka pada benda berbentuk bundar telah menunjukan pukul delapan lebih lima belas menit dan itu artinya acara inti telah molor dari waktu yang ditentukan.

"Sebaiknya kita mulai saja acara tiup lilinnya. Aku takut para tamu undangan bosan karena menunggu terlalu lama," ucap Sekar. Maka, pesta pun dimulai tanpa menunggu kedatangan Bima.

Baru saja kaki melangkah naik ke atas panggung, netra Tsamara tanpa sengaja menangkap sesosok pria yang dinanti sedari tadi. Senyum merekah di bibirnya yang ranum. Wajah sumringah dan mata berbinar bahagia melihat sosok pujaan hati berjalan dengan gagah berani memasuki ruangan.

Tanpa menunggu lama, gadis cantik yang hari ini genap berusia dua puluh empat tahun berhambur mendekati pria itu. "Kak Bima! Kupikir Kakak melupakan pesta ulang tahunku," ucap Tsamara seraya melingkarkan tangan di lengan Bima.

"Kamu dari mana saja hem, jam segini baru sampai!" tanya Irawan dengan nada sinis. Ia masih sangat kesal kepada sang anak meski Bima telah datang dan berkumpul dengan mereka.

"Hampir saja kamu membuat kami malu, Nak, kalau sampai pesta ini usai tanpa kehadiranmu. Mau jawab apa bila para wartawan itu menanyakan perihal kamu yang tak juga datang." Hasna ikut menimpali suaminya.

"Maafkan aku, Pa, Ma. Tadi aku sedang meeting, membahas produk yang hendak dipasarkan tahun depan. Harus melakukan beberapa uji coba terlebih dulu sebelum akhirnya dipasarkan dan digunakan oleh masyarakat umum," ucap Bima menjelaskan kenapa dia datang terlambat.

"Om, Tante, please, jangan marahi Kak Bima. Kasihan dia. Baru saja sampai, tetapi kalian justru memarahinya." Tsamara mencoba menengahi perselisihan antara kekasih dan calon mertuanya. Sungguh, dia tidak tega jika harus melihat calon suaminya dimarahi oleh kedua orang tua pria itu.

Sejak dulu, Tsamara sudah dekat dengan kedua orang tua Bima. Irawan adalah sahabat Fahmi sejak mereka duduk di bangku kuliah dan persahabatan itu berlanjut hingga sekarang. Jadi tidak heran bila anak sulung Fahmi berani menegur calon papa mertuanya. Meski begitu, ia tetap memperhatikan sopan santun dan nada bicara saat berbicara dengan orang yang lebih sepuh.

"Irawan, apa yang dikatakan anakku benar. Kalau kamu memarahinya di sini tidak menutup kemungkinan berita tentang masalah ini tersebar luas dan menjadi konsumsi publik. Reputasi anakmu bisa hancur dan wibawanya di depan para karyawan rusak." Sekar kembali bersikap bijak di depan semua orang. Melihat sepasang mata indah milik anak tercinta mulai berkaca-kaca, hatinya terasa sakit bagai ditusuk sebilah pisau hingga menembus ke tulang sumsum.

Fahmi menepuk pundak sang sahabat pelan. "Redam emosimu, Wan. Jangan biarkan setan menguasai dirimu saat sedang marah!" ucapnya lirih.

"Benar kata mereka, Mas. Malam ini adalah ulang tahun Tsamara. Kalau kita merusaknya maka calon menantu kita bisa sedih," bisik Hasna di telinga suaminya.

Irawan terdiam, mencerna setiap perkataan yang diucapkan oleh istri beserta calon besannya. Semua yang dikatakan oleh mereka ada benarnya. Ia tidak seharusnya semarah ini terhadap Bima. Walaupun tingkah anak semata wayangnya selalu membuatnya naik pitam, tetapi tak seharusnya merusak moment bahagia Tsamara.

Lantas, Irawan pun menarik napas dalam kemudian mengembuskan secara perlahan. Mencoba mengurai emosi agar amarah dalam diri tidak meledak dan malah menghancurkan pesta dari anak sahabatnya.

"Ikut kami naik ke atas panggung. Ada hal penting yang ingin disampaikan di hadapan semua orang," kata Irawan dengan nada datar. Walaupun dada pria itu masih kembang kempis, disertai kilatan emosi terpancar jelas di mata tetapi ia mencoba bersikap biasa-biasa saja.

Refleks, Bima mendongakan kepala menatap wajah papa tercinta. Mata memicing dengan tatapan penuh tanda tanya. "Hal penting apa yang ingin Papa umumkan di depan semua orang?" tanyanya penasaran.

Sekar tersenyum manis sambil mengusap lembut pundak calon menantunya. "Nanti juga kamu akan tahu. Ayo, kita mulai dulu pestanya!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

baru pertama baca karya author senja_90

2023-12-03

1

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-02-26

0

Airhujan

Airhujan

Semangat up. mampir juga iya😊

2022-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 Birthday Party
2 Rencana Pernikahan
3 Pertemuan Pertama
4 Kedatangan Irawan dan Hasna
5 I Love You, Kak Bima!
6 Kecemasan Tsamara
7 Internship
8 Yudistira Airlangga
9 Memilih Dekorasi Pernikahan
10 Hari Pernikahan
11 After Wedding Party
12 Off To Maldive Islands
13 Honeymoon (Kepulauan Maldives)
14 Whale Submarine, Maldives
15 Menikmati Senja di Tepian Pantai
16 Setelah Lima Tahun Berpisah
17 I'm Coming, Sayang!
18 PROMOSI KARYA
19 I'm Still Love You
20 Melebur Menjadi Satu
21 Secangkir Kopi untuk Bimantara
22 Subsix, Maldives
23 Hampir Ketahuan
24 Please, Trust Me!
25 Naluri Seorang Istri
26 Mencintaimu Setulus Hati
27 Duet Maut Duo Dokter Muda
28 Kantor Danendra Grup
29 Omlet VS Beef Teriyaki
30 Terbongkar
31 Keputusan Tsamara
32 Obat Penawar Rasa Sakit Hati
33 Wahana Permainan
34 Tekad yang Sudah Bulat
35 Kedatangan Tsamara di Kediaman Gibran
36 Kemarahan Fahmi
37 Pisah Rumah
38 Rumah Sakit
39 Bimantara VS Yudhistira
40 Perhatian Kecil dari Tsamara
41 Gosip Hangat
42 Wanita itu Bernama ... Emma
43 Rooftop Rumah Sakit
44 Dingin dan Acuh
45 Pregnant
46 Jurus Gombal Gembel ala Yudhistira
47 Nasi Goreng Mang Kabayan
48 Divorce
49 Thank You and Good Bye!
50 After Divorce
51 Pertemuan Dua Lelaki
52 Beri Aku Waktu
53 Dipecat?
54 Nasib Sial
55 Petuah Bijak Dokter Fatma
56 Move On
57 Me Time Versi Tsamara
58 Berjalan di Tepi Pantai
59 Setelah Tiga Bulan
60 Terbongkarnya Masa Lalu
61 Untuk Pertama Kali
62 "Aku Menunggumu di Depan Gerbang!"
63 Menjemputmu di Rumah
64 Sebuah Fakta
65 Berita Buruk untuk Yudhistira
66 Sebuah Kisah di Masa Lalu
67 Kebenaran yang Terungkap
68 Buku Diary Annchi
69 Kedatangan Fengying di Rumah Sakit
70 Mengunjungi Makam Annchi
71 Pertemuan Yudhistira dan Fengying
72 Jangan Pernah Menemuiku Lagi!
73 Permintaan Terakhir Latifah
74 Rencana Bimantara
75 Bertemu Teman Lama
76 Ditipu?
77 Sebuah Karma?
78 Keguguran
79 Kangen?
80 Memangnya Kalau Janda, Kenapa?
81 Temui Orang Tuaku!
82 Karena Aku Juga Mencintaimu
83 Restu
84 Wedding Day
85 Setelah Pesta Pernikahan
86 Maafkan Aku, Pa, Ma
87 Permintaan Maaf Emma
88 Sailendra Airlangga
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Birthday Party
2
Rencana Pernikahan
3
Pertemuan Pertama
4
Kedatangan Irawan dan Hasna
5
I Love You, Kak Bima!
6
Kecemasan Tsamara
7
Internship
8
Yudistira Airlangga
9
Memilih Dekorasi Pernikahan
10
Hari Pernikahan
11
After Wedding Party
12
Off To Maldive Islands
13
Honeymoon (Kepulauan Maldives)
14
Whale Submarine, Maldives
15
Menikmati Senja di Tepian Pantai
16
Setelah Lima Tahun Berpisah
17
I'm Coming, Sayang!
18
PROMOSI KARYA
19
I'm Still Love You
20
Melebur Menjadi Satu
21
Secangkir Kopi untuk Bimantara
22
Subsix, Maldives
23
Hampir Ketahuan
24
Please, Trust Me!
25
Naluri Seorang Istri
26
Mencintaimu Setulus Hati
27
Duet Maut Duo Dokter Muda
28
Kantor Danendra Grup
29
Omlet VS Beef Teriyaki
30
Terbongkar
31
Keputusan Tsamara
32
Obat Penawar Rasa Sakit Hati
33
Wahana Permainan
34
Tekad yang Sudah Bulat
35
Kedatangan Tsamara di Kediaman Gibran
36
Kemarahan Fahmi
37
Pisah Rumah
38
Rumah Sakit
39
Bimantara VS Yudhistira
40
Perhatian Kecil dari Tsamara
41
Gosip Hangat
42
Wanita itu Bernama ... Emma
43
Rooftop Rumah Sakit
44
Dingin dan Acuh
45
Pregnant
46
Jurus Gombal Gembel ala Yudhistira
47
Nasi Goreng Mang Kabayan
48
Divorce
49
Thank You and Good Bye!
50
After Divorce
51
Pertemuan Dua Lelaki
52
Beri Aku Waktu
53
Dipecat?
54
Nasib Sial
55
Petuah Bijak Dokter Fatma
56
Move On
57
Me Time Versi Tsamara
58
Berjalan di Tepi Pantai
59
Setelah Tiga Bulan
60
Terbongkarnya Masa Lalu
61
Untuk Pertama Kali
62
"Aku Menunggumu di Depan Gerbang!"
63
Menjemputmu di Rumah
64
Sebuah Fakta
65
Berita Buruk untuk Yudhistira
66
Sebuah Kisah di Masa Lalu
67
Kebenaran yang Terungkap
68
Buku Diary Annchi
69
Kedatangan Fengying di Rumah Sakit
70
Mengunjungi Makam Annchi
71
Pertemuan Yudhistira dan Fengying
72
Jangan Pernah Menemuiku Lagi!
73
Permintaan Terakhir Latifah
74
Rencana Bimantara
75
Bertemu Teman Lama
76
Ditipu?
77
Sebuah Karma?
78
Keguguran
79
Kangen?
80
Memangnya Kalau Janda, Kenapa?
81
Temui Orang Tuaku!
82
Karena Aku Juga Mencintaimu
83
Restu
84
Wedding Day
85
Setelah Pesta Pernikahan
86
Maafkan Aku, Pa, Ma
87
Permintaan Maaf Emma
88
Sailendra Airlangga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!