Zaki Ardiansyah atau lebih akrab dipanggil Jack , pemuda berusia dua puluh tahun, lulusan sebuah unirversitas negeri dengan jurusan ilmu komputer dan teknologi. Anak kedua dari pasangan suami istri bernama Andini dan Morano. Padahal dia keturunan lokal asli tapi tampangnya mirip keturunan bule. Panggilan Jack sendiri di awali oleh sang ibu yang tergila gila dengan nama Jack dalam film titanic. Dari sana lah, nama panggilan zaki berubah menjadi nama Jack.
Pemuda yang suka makan bubur ayam tanpa di aduk itu memang suka traveling terutama mendaki gunung. Sia sudah mendaki beberapa gunung yang terkenal di negara ini. Saat ini dia sedang berada di kawasan satu gunung di satu daerah yang terkenal dengan bahasa ngapaknya.
Jack dan rombongan sudah mencapai titik tertinggi gunung tersebut dan saat ini mereka sedang beristirahat di sebuah warung kecil tak jauh dari tempat dimana mereka menitipkan kendaraannya di salah satu rumah warga.
"Kamu nggak ada yang terluka, Jack?" tanya salah satu rekannya buat memastikan kondisi Jack yang tadi sempat terjatuh saat turun gunung.
"Nggak ada, cuma nyeri dikit sih ini," jawab Jack sambil memijat mata kaki kanannya.
"Olesin ini lagi, Jack," ucap salah satu rekan cewek sambil menunjukkan krim dengan kemasan merah putih.
"Sini," Jack menerima krim itu dan langsung mengeluarkan isinya sedikit lalu mengolesnya pada bagian yang sakit.
"Setelah ini kita nyari penginapan buat istirahat. Besok kita baru pulang," ucap salah satu dari mereka yang menjabat sebagai pimpinan rombongan.
Mereka terdiri dari tujuh orang, lima pria dan dua wanita. Jack dan kawan kawan sengaja jauh jauh kesini dari tempat asalnya yaitu Bandung dalam rangka merayakan tiga tahun klub pendaki yang mereka dirikan. Harusnya klub itu terdiri dari lima belas anggota, tapi karena kesibukan, sebagian tidak dapat ambil bagian dalam perayaan tersebut.
"Ya udah kita sekarang berangkat, mumpung belum gelap," ucap anggota wanita dan semuanya nampak setuju. Semua beranjak menuju satu mobil yang mereka bawa.
Waktu terus merangkak maju, kini Jack dan kawan kawan telah berada di salah satu penginapan murah. Mereka menyewa tiga kamar buat tujuh orang jadi ada satu kamar untuk bertiga. Jack kebagian satu kamar bersama ketua rombongan. Rasa lelah yang mendera tubuh, membuat mereka memilih untuk tidur lebih awal.
Begitu juga dengan Jack. Setelah menikmati makanan yang dia beli di depan penginapan, Jack langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang hingga tak butuh waktu lama, Jack pun terlelap seperti teman di sebelahnya.
"Jack! Bangun! Jack!"
"Aaakh!"
Jack terbangun dan langsung terduduk. Nafasnya terengah engah dengan keringat yang bercucuran.
"Kamu mimpi buruk?" tanya temannnya yang sedari tadi berusaha membangunkan Jack. Dia terbangun gara gara mendengar Jack yang mengigau begitu keras seperti orang ketakutan.
"Aku mimpi aneh banget, Ndi," balas Jack setelah keadaannya mulai tenang.
"Mimpi dikejar setan ya? Hih!" balas teman Jack sambil bergidik ngeri.
"Bukan! Tapi aneh," bantah Jack.
"Ya wajarlah aneh, namamya juga mimpi, dah lah aku mau tidur lagi, ngantuk."
Jack hanya diam ketika temannya kembali memejamkan mata. Pikirannya menerawang ke mimpi yang baru saja dia alami. Tapi beberapa saat kemudian dia menggeleng dan meyakini kalau itu hanya mimpi, bukan sesuatu untuk dipikirkan. Jack lantas kembali berbaring untuk melanjutkan tidurnya. Tanpa Jack sadari, di dalam tas slempang Jack cahaya ungu kembali menyala.
Waktu cepat berganti dan siang ini Jack dan rombongan sedang dalam perjalanan pulang menuju kota tempat tinggal mereka. Dengan memakan waktu hampir sepuluh jam, sampailah Jack di kediamannya. Kedatangannya di sambut oleh Ibu dan adiknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah.
"Eh, bocah petualang baru pulang, masih ingat rumah, Jack?" sindir sang Ibu begitu anaknya nongol dari balik pintu utama.
"Apaan sih, Bu, yang penting kan aku pulang dengan selamat," ucap Jack membela diri.
"Oleh olehnya mana, A?" tanya sang adik perempuan.
"Oleh olehnya lahar panas tuh di dalam tas," sindir sang ibu lagi.
Jack menghela nafasnya berat, dia memilih segera masuk ke kamar daripada ribut sama Ibu yang tidak pernah menyukai hobby anaknya naik gunung. Jack langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa ranjang.
Dalam diamnya, Jack kembali kepikiran dengan mimpi yang dia alami semalam saat di penginapan. Jack juga teringat dengan batu aneh berbentuk seperti bagian dari buah jeruk. Diambilnya batu itu dan diamatinya dalam dalam. Hingga tanpa terasa mata Jack diserang rasa kantuk yang luar biasa. Mata itu pun perlahan dan pasti langsung terpejam. Tak butun waktu lama, Jack benar benar terlelap.
Beberapa menit kemudian.
"Tidak! Jangan! Jangan! Tidak!"
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
S H 10
gpp kok jackk ..
langsung tdur aja dehh..
/Proud//Proud//Proud//Proud/
2025-01-19
0
fariezka
oh.... ygdi iklanin agnesmo. 🍉
2024-03-08
0
fariezka
pesona bunga nya yak tor? kota sejuta kimc(sensor)
2024-03-08
0