Kehadiran Danu

Diana terbangun di tengah malam. 

Saat itu ia langsung menunaikan ibadah malamnya.

Diana merasakan sekujur tubuhnya seperti remuk redam, karena tak cukup sekali Angga bahkan dua kali mengulangi perbuatannya itu.

Dalam sujudnya Diana meminta agar diberikan kekuatan untuk terus Istiqomah dalam menjalankan tugas sebagai seorang istri.

Rasanya berat merelakan tubuhnya untuk suami yang sudah berniat untuk menikahi wanita lain, apalagi pernikahan itu sebentar lagi akan terjadi.

"Ya Allah ya Rabb, di sisimu aku letakkan harga diriku, biarlah manusia menganggap hamba lemah, pada dasarnya hamba memang seorang yang lemah, maka berilah hamba kekuatan untuk menghadapi semua ini . Hamba serahkan semua ini kepada engkau yang hakiki, engkaulah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Hamba pasrah karena hamba tak pernah kecewa ketika meminta pada engkau. "

Jika harus jujur, Diana masih berharap suatu saat Angga akan berubah menjadi suami yang begitu mencintainya. Dan semuanya itu ia kembalikan pada Tuhannya.

***

Waktu terus berlalu kini pernikahan Angga tinggal dua bulan lagi dan semenjak malam itu Angga memilih tidur bersama istrinya agar bisa melampiaskan hasratnya kapan saja ia mau.

Selama sebulan ini Angga memang tak pernah bertemu dengan Naysila. Namun semua tak terasa berat baginya.

Angga tetap menjalani rutinitas seperti biasa begitupun Diana. Sementara persiapan pernikahan diatur oleh Bu Wina yang dibantu oleh beberapa asisten dan saudaranya.

Diana merapikan kerudungnya.

" Mas, besok datanglah ke butik, aku mau menjahit jas untuk mu," ucap Diana.

"Apa gaun Naysila sudah siap ?" tanya Angga balik sambil menyimpul dasi.

"Gaunnya rencana Minggu ini baru mau aku potong, karena Naysila meminta bahan satin import untuk bahan dasar gaunnya. Mungkin besok atau lusa bahannya baru akan tiba."

"Kebaya untuk akad nikahnya sih sudah selesai. Tinggal kebaya untuk para pengiring pengantin."

"Oke nanti aku ke butik kamu."

"Satu lagi Mas, aku mau izin pulang terlambat, karena kegiatan ku semakin padat saja. Jika tak begitu gak akan terkejar dalam waktu dua bulan ini." 

"Terserah kau sajalah."

***

Pak Wijaya baru saja menutup teleponnya.

"Bagaimana Pa?"

"Belum ada kabarnya Ma," jawab pak Wijaya.

"Tapi peristiwa penusukan terhadap Angga itu sudah dua bulan Pa, kok belum ada tanda-tanda seorang pun yang dijadikan tersangka sih?" tanya Bu Wina.

"Iya Ma, polisi masih mencari bukti dan saksi, karena saat kejadian tak ada bukti ataupun saksi mata yang melihat kejadian itu."

"Bukan hanya kasus penusukan Angga saja Ma, kasus penembakan yang terjadi pada Irfan Prasetyo juga masih belum di temukan jejak penembakan sama sekali."

"Irfan Prasetyo, maksud Papa mantan suami Diana yang kedua?" tanya Bu Wina.

"Iya, dan detektif yang papa sewa begitu yakin jika penusukan terhadap Angga tersebut ada kaitannya dengan peristiwa penembakan Irfan, dengan kata kunci satu orang Ma."

"Maksud Papa, Diana ?"

"Iya Ma, mungkin ini ada kaitannya dengan Diana."

"Pa, jangan asal menuduh."

"Papa bukan menuduh, hanya mencurigai jika kasus itu mungkin saja  ada kaitannya dengan Diana. "

Bu Wina mendelik, ia tak terima jika menantu kesayangan itu dibawa-bawa.

"Ma, cara kerja detektif itu untuk mengungkapkan suatu kasus yang sulit dipecahkan ya itu mereka mengait-ngaitkan sebuah kasus yang pernah terjadi sebelumnya dengan kasus yang dihadapi. Meskipun cara yang dilakukan penjahat yang menusuk Angga dan menembak Alm Irfan berbeda, tapi mereka memiliki beberapa kata kunci yang sama."

Bu Wina menatap pak Wijaya.

"Kata kunci mereka berupa status Korban sendiri yaitu suami dari Diana dan kedua pembunuh misterius yang terencana, ya meskipun Angga tak sampai meninggal. "

"Keduanya ada kaitannya dengan Diana kan Ma?" tanya pak Wijaya.

"Ehm iya benar Pa. Apa mungkin motif dari pelaku adalah kecemburuan atau asmara yang Pa ? Mengingat para korbannya adalah suami Diana."

"Wah sudah bisa jadi detektif Conan mama," kelakar pak Wijaya sambil tertawa kecil.

"Is papa ada-ada saja. Lagi serius nih." 

"Selain itu Ma, tak hanya Angga dan Irfan ternyata papa juga baru mengetahui tentang kasus Rasyid pengusaha mebel  yang menjadi korban kecelakaan, dan ternyata  Rasyid itu juga suami Diana Ma."

"Hah! Mama baru tahu Pa."

"Menurut penyelidikan, mobil Rasyid itu di sabotase Ma. Hingga kecelakaan tersebut terjadi."

Bu Wina semakin tegang.

"Ya Allah, apa Angga juga dalam bahaya Pa ?"

"Tak hanya Angga Ma, tapi Diana juga dalam bahaya. Bukan tak mungkin mereka sebenarnya juga mengancam nyawa Diana. Karena menurut pengakuan Diana ketika di malam Angga di tusuk orang yang tidak dikenal, bukannya mobil taksi yang Diana tumpangi itu mengalami pecah ban, dan hal yang sama juga terjadi pada Angga di malam itu. Ban mobil Angga dibuat kempes di jalan yang cukup sepi. Karena itulah Angga keluar."

"Astaghfirullah hal Azim, iya Pa. Ya Allah ada apa sebenarnya ini." Bu Wina syok.

"Lalu bagaimana cara kita agar bisa melindungi mereka, Pa?"

Karena itulah papa menugaskan Beberapa orang untuk mengawasi Angga dan Diana secara sembunyi-sembunyi.

"Hiks iya Pa. Mama jadi khawatir dengan keselamatan mereka, semoga saja dari kasus ini ada titik terangnya."

***

Diana tengah sibuk mendesain sebuah gaun pengantin di ruangannya.

"Mbak, Ada yang mencari anda," ucap salah seorang karyawannya.

"Siapa ?" tanya Diana.

"Hehe katanya sih dia suami mbak Diana. "

"Oh, mas Angga."

"Iya suruh saja dia masuk."

"Oke."

Beberapa saat kemudian Angga masuk ke dalam ruangan Diana. Angga mengedar pandangnya di sana ia melihat beberapa foto Diana dengan menggunakan beberapa model gaun pengantin.

Diana tampak cantik dengan beberapa gaun adat yang ia kenakan di foto tersebut.

"Silahkan duduk Mas, aku mau menunjukkan ke kamu desain jasnya."

Diana membuka beberapa foto desain jas yang sudah ia persiapkan untuk Angga.

"Kamu pilih saja desainnya Mas, setelah itu kamu pilih bahannya, kemudian barulah kita fitting jas untuk kamu," ucap Diana sambil memperlihatkan beberapa desain jas di laptopnya.

Diana mengarahkan kursor sementara Angga berada di belakang Diana dengan posisi yang seperti hendak memeluk Diana dari belakang.

"Kamu mau yang mana ?"

Angga mengamati gambar-gambar tersebut, karena belum ada yang dipilih Angga, Diana membuka halaman berikutnya.

"Atau yang ini, Mas ?" tanya Diana.

"Permisi Mbak! Ada pelanggan yang mencari mbak !" tiba-tiba Mira kembali menghampiri Diana.

"Siapa?" tanya Diana

"Gak tau mbak, katanya dia teman mbak Diana. Dia ingin pesan jas dengan desain khusus," sahut Mira.

"Teman?" Diana bingung karena dia tak memiliki teman pria lagi.

"Oh Iya sebentar."

"Mas kamu silahkan saja pilih masih ada contoh desain di halaman selanjutnya."

"Aku lihat ke depan sebentar," ucap Diana sambil beranjak dari tempat duduknya.

Diana keluar dari ruangan tersebut.

Karena merasa penasaran akan sosok pria yang mencari Diana, Angga ikut keluar menyusul istrinya.

Diana menghampiri seseorang yang sedang melihat etalase .

"Danu." Panggil Diana ketika melihat punggung laki-laki yang sudah dikenalnya.

"Hai Din," sapa Danu sambil melambaikan tangannya.

"Aku gak ganggu kamu kan Din?"

"Gak, kamu mau pesan jas dengan model seperti apa ?"tanya Diana.

Diana berjalan menuju sebuah etalase yang berisi contoh jas.

"Silahkan pilih saja modelnya," ucap Diana sambil membuka pintu etalase.

Angga masih mengamati Diana dan pria itu dari jauh. Ia coba mendengar apa yang mereka bicarakan.

Karena sepertinya mereka terlihat akrab.

"Kamu sajalah Din yang pilih, pilihan kamu pasti bagus," ucap Danu.

"Yah sudah aku yang pilih, kamu butuh  jas untuk apa Nu, kamu mau menikah ya?" tanya Diana.

"Gak lah, gak mungkin aku menikah lebih dulu, aku aku masih menunggu kamu kok," cetus Danu sambil tersenyum.

Angga yang mendengar ucapan Danu tersebut langsung menghampiri mereka. Namun kedua orang tersebut masih tak menyadarinya.

"Ihs kamu nih Nu, aku nanya serius kok, malah di becandain."

"Aku serius kok Din. Apalagi setelah aku tahu sebentar lagi kamu akan bercerai, aku siap kok Din menerima kamu apa adanya," ucap Danu sambil menatap Diana dengan penuh cinta.

Diana yang sedang memilih jas langsung menoleh ke arah Danu.

Hm, 

Angga langsung berdehem.

Kedua orang itu langsung menoleh ke Angga yang sedang menatap tajam ke arah Danu sambil melipat kedua tangannya ke dada.

Saat itu Danu dan Angga sama-sama saling menatap.

Bersambung gengs

 Bersambung dulu gengs.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

weleeehh .... bos Angga cemburu ya ?
bilaaanngg .... 🤪🤪🤣🤣🤣

2023-05-09

0

Anggi Anggi

Anggi Anggi

kapan lanjut ceritanya thor

2022-11-13

1

lovely

lovely

smoga s Angga berubah pikiran ga jadi nikahi s Naysila

2022-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!