Dilamar Lagi

Setelah acara selesai Bu Wina menghampiri Bu Rania dan Diana.

"Assalamualaikum, Bu Rania, dek Diana."

"Waalaikum salam, Bu Wina."

"Dek Diana, suara kamu bagus sekali. Ibu suka sekali mendengarnya."

Diana mengulum senyumnya sambil tertunduk malu, "Terimakasih, Ibu."

"Lain kali kalau ibu ada acara pengajian boleh dong ibu undang kamu untuk jadi qori?. "

"Tentu saja boleh Bu.  " Diana meraih dompet kemudian menyodorkan sebuah kartu nama.

Dengan senang hati Bu Wina meraih kartu nama tersebut.

"Oh, kamu bekerja di butik ?"tanya Bu Wina.

"Iya Bu. Kebanyakan pakaian yang dijual adalah rancangan dan hasil jahitan saya sendiri." 

"Wah hebat, kalau begitu nanti sesekali ibu berkunjung ke butik kamu."

"Iya silahkan saja, Bu."

"Seragam yang kami kenakan ini juga hasil jahitan Diana loh Bu," imbuh Bu Rania.

"Oh, begitu, iya deh. Kapan-kapan saya mampir ke butik kamu Diana, siapa tau saya mau pesan baju couple. Kalau begitu saya permisi dulu ya, " ucap Bu Wina dengan sopan.

"Iya Bu, silahkan."

Bu Wina pun pamit dari hadapan mereka.

***

Sepulang dari pengajian Diana dan bu Reina langsung pulang ke rumah lnys.

ketika sampai mereka heran melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan halaman rumah.

"Mobil siapa ya itu Diana?"

"Gak tau Bu, Diana gak punya teman yang memiliki mobil mewah seperti itu."

"Oh, mungkin temannya Dina, tapikan Dina masih kuliah. Masa temannya punya mobil mewah begitu."

"Kita lihat saja Bu," cetus Diana sambil tersenyum.

"Assalamualaikum," ucap Bu Rania dan Diana.

"Waalaikum salam." Seorang pria paruh baya menyahut salam Bu Rania dan Diana.

"Eh Pak Dodi.Sudah lama menunggu."

" Iya Bu Rania, saya ada perlu." 

Bu Rania duduk, sementara Diana setelah melempar senyum ke arah pak Dodi ia kemudian masuk ke dalam kamar.

Memang kebiasaan Diana jika pulang dari suatu tempat, ia masuk ke kamar terlebih dahulu.

Dina datang membawakan minuman, sambil tersenyum. Tak biasanya gadis itu bersikap baik terhadap tamu.

" Silahkan diminum pak Dodi," ucap Dina ramah, wajahnya begitu ceria saat itu, tak seperti hari-hari biasanya.

"Iya silahkan diminum pak Dodi."

Pak Dodi terlihat gelisah, karena itu ia menyerup sedikit minuman segar yang dibuatkan oleh Dina.

"Begini Bu Rania, kedatangan saya kemari untuk melamar," ucap pak Dodi dengan kata yang teratur.

"Hah! Melamar ?"

"Iya." pak Dodi pun tersipu, ia menundukkan wajahnya.

Bu Rania menghela napas berat.

"Maaf pak Dodi, saya belum mau menikah," cetus Bu Rania.

Pak Dodi kaget mendengar penuturan dari Bu Rania.

"Hehe, maaf Bu, tapi saya bukan melamar ibu, tapi hendak melamar Diana," sahut pak Dodi.

Hah! Bu Rania semakin kaget.

"Melamar Diana ?!"

Sementara Dina tersenyum. 

"Iya Bu. Saya akan memberikan mahar yang besar berupa rumah, mobil, dan apa saja yang ibu dan Diana minta."

"Ehm, bagaimana ya Pak, nanti saya tanyakan pada Diana terlebih dahulu."

"Oke Bu. Terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu. Ini ada oleh-oleh dari saya."

Pak Dodi menyerahkan sekotak perhiasan.

"Wah terima kasih pak !"seru Dina yang langsung menyambar kotak perhiasan tersebut .

"Dina! Kembalikan!" Bu Rania melotot bola matanya ke arah Dina.

"Maaf Pak, kami tak menerima pemberian barang-barang mewah ini. Silahkan diambil kembali."

"Ah, gak apa Bu. Karena saya memiliki toko emas, ya hanya itu yang bisa saya berikan. Ambil saja, saya ikhlas kok. "

"Oh kalau begitu terima kasih pak." Bu Rania sudah tak bisa menolak lagi.

"Iya Bu, tolong tanyakan pada Diana ya, Bu . perihal lamaran saya."

"Iya pak, insyaallah."

Pak Dodi pun pulang dari rumah mereka.

"Wah perhiasan ini untuk aku saja ya Bu," ucap Dina sambil mencoba mengenakan perhiasan-perhiasan tersebut.

"Gak usah, nanti kamu jual lagi perhiasan itu." Bu Rania menarik kembali kotak perhiasan tersebut.

"Assalamualaikum," tiba-tiba seorang laki-laki kembali datang dan mengagetkan kedua orang itu.

Karena baru saja mobil pak Dodi terdengar meninggalkan halaman rumah mereka.

"Waalaikum Salam!"

" Eh ada Mas Danu." Seru Dina yang langsung menghampiri pria berkacamata tersebut.

"Masuk Mas," Dina menyambut baik kehadiran pria yang bersikap kalem tersebut.

"Eh Danu. Mari masuk !"

"Terima kasih Bu," ucap Danu yang langsung menghampiri bu Rania.

Mereka pun memberi salam tanpa bersentuhan.

"Wah sudah lama kamu gak datang kemari Nu, apa kabarnya nih?" tanya Bu Rania.

"Baik Bu, kebetulan saya sekarang baru buka bisnis baru."

"Oh ya, hebat kalau begitu kamu ,Nu. "

"Hehe, iya Bu biasa saja," ucap Danu sambil membenarkan kacamatanya.

"Hm, Diana ada Bu ?"tanya Danu.

"Oh tadi kebetulan dia baru selesai sholat, sebentar ya ibu panggil."

"Eh gak usah Bu, biar saja."

Bu Rania yang awalnya ingin beranjak, kemudian mendaratkan bokongnya kembali.

Sama seperti pak Dodi, gelagat Danu pun mencurigakan.

"Ada apa ya, Nak Danu ?" tanya Bu Rania.

Ehm, Danu kembali membetulkan letak kacamatanya.

"Saya-saya sebenarnya, Hm maksud kedatangan saya kemari, saya ingin melamar Diana Bu," cetus Danu.

Mendengar hal itu, Dina langsung mengerucutkan bibirnya.

'Cih, kenapa harus melamar Diana. Padahal aku juga gak kalah cantik. Dari kemarin lelaki yang datang cuma melamar Diana. Gak ada tuh yang berniat melamar aku. ' batin Diana.

"Melamar Diana ?" Bu Rania terlihat ragu.

Kebetulan Diana Mendengar kedatangan Danu. Karena Danu adalah sahabatnya sejak kecil, ia pun menghampiri mereka.

"Diana," sebut Danu dengan tatapan penuh cinta.

"Eh, Nu. Lama gak kemari, sekarang Sepertinya sudah jadi orang sukses ya?" tanya Diana.

"Ah biasa saja," Danu merendah. 

Bu Rania hanya menyimak obrolan mereka, begitupun Dina yang memasang wajah jutek karena kecemburuannya.

"Aku kerja keras agar bisa melamar kamu Din," ucap Danu dengan berani.

"Hahaha, kamu ada-ada saja Nu,"celetuk Diana yang mengira Danu hanya bercanda.

"Aku gak bercanda Din. Aku bersungguh-sungguh." Danu terlihat serius kala itu.

"Din, sudah lama aku ingin mengatakan ini. "

"Mengatakan apa Nu ?"

Karena Danu dan Diana sudah memasuki pembicaran pribadi, Bu Rania pun mengedipkan matanya kepada Dina, menyuruh Dina untuk masuk.

Dengan wajah yang cemberut Dina pun masuk kedalam kamarnya.

"Ibu masuk dulu ya."

"Iya Bu." Danu menyahut.

***

"Kamu mau ngomong apa Nu ?"

"Aku sebenarnya sudah lama memendam perasaan cinta terhadap kamu Din," ucap Danu dengan yakin.

"Yaelah kamu Nu, kita itu teman dari kecil.Lagipula aku hanya menganggap kamu sebagai sahabat, gak lebih."

"Tapi Din, kenapa kamu  gak beri aku kesempatan untuk bisa membuat kamu mencintai aku Din. Memang aku kurang apa ?" tanya Danu.

"Kamu gak ada yang kurang Nu. Cuma perasaan aku dari dulu tetap sama. Aku menganggap kamu sahabat dan begitulah seterusnya."

"Din, kenapa sih kamu gak pernah mau memberi aku kesempatan?"tanya Danu dengan wajah heran.

Diana berfikir sejenak, mencoba mencari alasan agar bisa menolak secara halus,sementara Danu masih menunggu jawaban darinya.

"Karena aku gak mau kamu celaka Nu," cetus Diana.

"Celaka bagaimana?"

"Aku sudah menikah dua kali, dan suami ku dua-duanya meninggal di malam pernikahan kami. Aku takut kejadian sama dapat menimpa kamu juga," cetus Diana.

"Alah, aku gak percaya yang begituan Din. Aku juga gak peduli dengan status kamu yang dua kali janda. Karena aku cinta mati sama kamu Din. "

"Ayolah Din beri aku kesempatan sekali saja ," pinta Danu dengan sedikit mengiba.

"Gak bisa Nu, maaf Nu. Aku gak bisa menerima kamu. "

"Tapi Din …"

"Sudahlah Nu, sebaiknya kamu lupakan aku. Cinta itu gak bisa dipaksakan," tutur Diana memberikan alasan.

Danu tertunduk sedih.

"Aku masih mencintai suami ku Nu, jadi aku belum mau membuka hati pada siapapun."

"Ehm baiklah Din. Aku akan tunggu sampai kamu bisa menerima aku. "

'Dasar keras kepala,' batin Diana.

"Kalau begitu aku permisi Din."

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Bersambung dulu gengs.

 

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

katanya Dina kuliah kan ?
tapi koq gak punya etika ya di depan tamu ...
memalukan !! 🙄

2023-05-09

0

Rivan ztunz Lohy

Rivan ztunz Lohy

mengambil dompet

2023-03-26

0

Cinta Suci

Cinta Suci

la masa di tembak polisi gk tau

2022-12-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!