Keesokan harinya Bu Wina sengaja mendatangi butik milik Diana.
Saat itu Diana tengah mengarahkan karyawannya. Diana menang gadis lembut, dari cara bicara sampai gerak geriknya, dan hal itu membuat bu Wina semakin kagum
"Assalamualaikum," ucap Bu Wina.
"Waalaikum salam," sahut Diana sambil menoleh ke arah Bu Wina.
"Eh, Bu Wina." Diana langsung menghampiri Bu Wina.
"Silahkan masuk Bu," ucap Bu Diana.
Bu Wina memperhatikan keadaan sekelilingnya.
"Wah lumayan besar ya, butik kamu Dina , bagus-bagus lagi," ucap Bu Wina dengan senyum kagum.
"Alhamdulillah Bu, butik ini dihadiahkan kepada saya oleh suami saya yang pertama, sebelum kami menikah," ucap Diana sambil tersenyum.
"Suami pertama?!" tanya Bu Wina kaget .
Berkali-kali ia menelan salivanya.
"Memangnya kamu berapa kali menikah Diana ?"tanya Bu Wina, seketika ia jadi Ilfil.
"Dua kali Bu, dan kedua suami saya meninggal dunia di malam pertama kami melangsungkan pernikahan," ucap Diana lirih dengan rona sedih di wajahnya.
Mungkin sebagian orang menganggap hal itu adalah aib. Tapi karena ia melihat kebaikan dari Bu Wina. Diana hanya ingin Bu Wina menerima dirinya sebagai teman,dengan apa adanya.
Karena banyak kenalannya kini menghindari dirinya, karena kejadian pilu yang menimpa dirinya tersebut.
Bu Wina tersenyum simpul. Ia sudah tak enak hati. Tapi Bu Wina berusaha untuk bersikap biasa saja.
"Oh kedatangan saya kemari ingin pesan kebaya untuk nikahan keponakan saya. Kamu bisa jahitkan ?" tanya Bu Wina.
"Oh insya Allah bisa Bu. Silahkan ibu mau pilih desainnya seperti apa. "
"Ada yang sudah di pajang, ada juga masih berupa sketsa," tutur Diana.
"Oke saya lihat-lihat dulu."
" Iya Bu, silahkan."
Bu Wina pun mencari-cari model kebaya di antara kebaya yang terpajang.
Selain kebaya, Diana juga menerima jahitan gaun pengantin. Bu Wina tertarik dengan gaun-gaun pengantin rancangan Diana.
"Wah, jika nanti Angga menikah, boleh juga pesan gaun pengantin di sini."
Awalnya Bu Wina hendak menjodohkan putranya dengan Diana. Namun, setelah mendengar kisah singkat Diana, rasanya ia harus berpikir sepuluh juta kali lagi .
Tanpa sengaja Bu Wina melihat gaun pengantin yang terpajang dan di sana terdapat tulisan dilelang .
Bu Wina pun menghampiri gaun tersebut.
"Diana !" Panggil Bu Wina.
Diana yang sedang merapikan baju pajangannya segera menghampiri Bu Wina.
"Ada apa Bu ?"
"Gaun ini kenapa dilelang ?"
"Oh gaun pengantin yang pernah saya gunakan di saat pernikahan saya Bu. Yang ini saat pertama menikah dan ini di pernikahan ke dua," ucap Diana dengan raut wajah sedih.
"Oh maaf ya Diana, kalau ibu terlalu banyak bertanya. " Bu Wina menjadi sedikit sungkan.
Diana tersenyum dengan ikhlas.
" Gak apa kok Bu."
"Kenapa dilelang, kenapa gak di jadikan kenangan ?"tanya Bu Wina.
"Lebih baik di lelang dan uangnya di manfaatkan Bu, dari pada di kenang gak ada gunanya."
"Benar kata kamu Diana. Lebih baik gunakan untuk yang bermanfaat, biar gak mubazir."
"Iya Bu."
"Eh Diana, kalau kamu gak tersinggung, boleh gak ibu bertanya. "
"Kenapa tersinggung. Kan cuma bertanya," sahut Diana dengan senyum anggunnya.
" Diana, kamu bilang suami kamu meninggal tepat di malam pernikahan kamu ? Memang suami mu meninggal karena apa?"tanya Bu Wina.
Masih dengan senyum Diana menjawab.
"Mas Rasyid, suami pertama saya meninggal dalam kecelakaan mobil ketika kami hendak menuju hotel ingin berbulan madu. Saat itu saya hanya mengalami cedera ringan. Namun, mas Rasid meninggalkan karena tubuhnya terjepit di dalam mobil," tutur Diana dengan bola mata yang berkaca.
"Sementara suami kedua saya meninggal karena di tembak ketika kami berada di pelaminan, dan sampai sekarang masih belum terungkap siapa yang menembak suami saya," imbuhnya sambil menghapus bulir air matanya.
Melihat hal itu Bu Wina ikut merasakan kesedihan Diana.
"Sudahlah Diana, jangan sedih. mungkin belum berjodoh.Siapa tahu Tuhan menyiapkan jodoh yang terbaik untuk kamu,"tutur Bu Wina menyemangati.
"Iya Bu. Saya trauma sekali untuk menikah lagi," ucap Diana.
"Jangan begitu kamu masih muda. Ingat loh hidup cuma sekali." Bu Wina memberi semangat.
"Iya terima kasih Bu," ucap Diana.
"Silahkan ibu lihat-lihat lagi biar saya temani. "
" Ayuk, " Bu Wina pun setuju.
Sambil melihat-lihat pakaian, mereka pun mengobrol. Terkadang terdengar suara tawa ringan mereka.
Meski merasa nyaman dengan Diana, Bu Wina membatalkan niatnya untuk menjodohkan Diana dengan putranya.
Setelah mendapatkan desain yang di inginkan, Bu Wina pun pulang.
***
Malam harinya Bu Wina dan pak Wijaya seperti biasa mereka menikmati makan malamnya.
Seperti biasanya juga, setelah makan mereka menyempatkan diri untuk ngobrol sambil menunggu makanan mereka turun menuju lambung.
"Si Angga pergi lagi Ma ?" tanya pak Wijaya.
"Gak pulang Pa, katanya ia dan Tio sedang berada di luar kota, mereka sedang mengadakan tour, dan nginep di villa."
"Nginep di Villa? Wah bahaya Ma. Bagaimana jika mereka membawa wanita-wanita yang gak benar. Papa takut mereka berzina Ma," cetus pak Wijaya.
" Iya Pa, tanpa pamit pada mama. Angga langsung saja pergi. Mungkin dia ngambek karena fasilitas kita cabut Pa. "
"Benar-benar keterlaluan si Angga. Papa gak tau lagi bagaimana cara menghadapi anak itu."
" Mama juga Pa, tapi mama selalu berdoa agar Angga selalu di lindungi Pa, agar dia terhindar dari dosa-dosa besar."
"Iya sebaiknya kita carikan jodoh untuk Angga Ma, biar dia gak sebebas seperti saat ini. Ia juga punya tempat untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya."
"Iya Pa, tapi Mama belum ketemu jodoh yang tepat untuk Angga."
"Loh bukannya tadi siang Mama mengunjungi gadis yang katanya calon menantu idaman Mama itu ?"
"Gak jadi Pa, ternyata dia sudah janda dua kali."
"Hah, janda dua kali ?"
" Iya, kedua suaminya meninggal dunia di malam pertama mereka menikah. Aneh kan Pa? Kok bisa kebetulan gitu ?"
"Ah mungkin memang kebetulan saja Ma. Lagi pula jodoh, maut itu sudah di atur oleh Allah. Memang sudah takdir."
" Tapi Mama takut Pa. Siapa tau ada ada kutukan yang menyertai Diana, hingga suaminya meninggal di saat malam pertama pernikahan mereka. Mama takut jika hal itu menimpa Angga."
"Ckckck, mama ini gimana sih? Ikut pengajian sana sini, dengar tausiah setiap hari. Tapi masih gak yakin sama ketetapan Allah . "
"Ingat Ma, setiap mahluk bernyawa pasti akan mati. Dan tak ada satupun yang bisa menolak dan mengundur kematian sepersekian detik pun jika memang sudah takdir kematian telah tiba. Ingat Allah pernah berfirman, ketika para sahabat takut mendapati kematian ketika berperang . Dalam firman Allah mengatakan ' Kematian akan mendapati kamu selagipun kamu berada di bangunan tinggi lagi kokoh." Pungkas pak Wijaya.
"Ehm lihat dulu deh Pa, lagi pula mama kan baru kenal. "
"Nah, kalau alasan seperti itu Papa bisa terima."
"Iya deh.Mama cari informasi lagi tentang Diana Pa."
"Ya sudah, kalau mama gak sreg sama Diana karena statusnya, gak apa. Asal kita gak usah berpikiran souzon terhadap orang lain Ma. Jika tak terbukti maka itu jadi timbul fitnah. "
"Iya Papa," sahut Bu Wina .
"Yuk Pa, kita coba telpon Angga lagi. "
Sepasang suami istri itupun kembali ke kamar mereka.
Bersambung dulu gengs.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
bener banget ini pak Wijaya ... 👍👍👍💙
2023-05-09
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
hmmmm ... gimana kalo bu Wina tau Diana masih segel ?
keknya bakalan semangat lagi deh 🤣🤣🤣
2023-05-09
0
Christy amora
kami para emak" online, dukung Diana cepat dapat jodoh 😆
2022-11-04
0