Pergi

Hari ini hari yang bahagia bagi Angga, karena hari ini ia telah diangkat secara resmi untuk menjadi pemimpin salah satu perusahaan PT Wijaya Abadi. Malam ini, perusahaan mengundang mitra Wijaya group untuk merayakannya.

Sejak kesepakatan yang terjadi dua minggu yang lalu di rumah sakit, hubungan Diana dan Angga mulai membaik.Meski mereka masih pisah ranjang.

Angga sedang berada di kamar Diana, mencari jas yang cocok untuk ia kenakan di hari yang cukup istimewa baginya itu.

"Cari apa, Mas?" tanya Diana.

"Cari jas, tapi gak ada yang cocok."

Diana kemudian membuka lemari pakaiannya. Kemudian ia meraih sebuah jas, setelah itu ia menghampiri Angga.

"Mas, jas ini aku jahit khusus untuk kamu pakai di hari ini," ucap Diana sambil menunjukkan jas berwarna biru dongker.

Angga menoleh ke arah jas tersebut. Desain jas itu begitu unik dan elegan.

"Wah kamu pintar juga bikin jas, bagus juga," ucap Angga.

Baru kali ini ia memuji istrinya.

"Bukannya gaun pengantin dan jas yang kita gunakan saat kita menikah itu hasil rancangan aku sendiri Mas," sahut Diana sambil merapikan kerudungnya.

"Kalau begitu, saat aku menikah nanti boleh dong, aku pesan gaun dan jas pengantin?"tanya Angga meski ucapan Angga begitu halus.Namun, terdengar begitu menyakitkan, tapi memang itulah yang Angga inginkan.

Sebisa mungkin setiap detik ia ingin menyakiti wanita yang masih berstatus istrinya itu.

"Bisa kok. Nanti aku bikin yang spesial untuk pernikahan kamu. Gak usah bayar, anggap saja itu hadiah dari aku," sahut Diana sambil menahan sesak di hatinya.

"Oke. Tapi kamu ingatkan janji kamu?"tanya Angga.

"Ingat kok Mas, tenang saja."

"Aku sudah siap, ayo pergi !" Ajak Angga.

"Iya Mas," sahut Diana.

Angga dan Diana menuruni anak tangga bersama meski mereka tak bergandengan tangan. Bu Wina menyangka jika mereka sudah akur dan menjalani hidup sebagai pasangan suami istri yang selayaknya.

"Wah Angga kalian tampak serasi sekali, " ucap Bu Wina.

Diana hanya mengulas senyum.

"Iya Ma, jas ini pemberian dari Diana." Angga mengalihkan pembicaraan.

"Oh pantesan saja begitu pas dengan kamu. Kamu beruntung loh Nga, punya istri yang perhatian sama kamu seperti Diana," sanjung Bu Wina.

"Iya Bu, tentu saja aku beruntung mendapatkan istri yang begitu pengertian dan perhatian seperti Diana," ucap Angga dengan senyum liciknya

Sayangnya ucapan Angga itu merupakan sindiran, bukan pujian.

Kalau begitu kita berangkat saja.

"Ayo."

Diana dan Angga berada dalam satu mobil, sementara Bu Wina dan pak Wijaya berada di mobil yang berbeda.

***

Angga dan Diana keluar dari mobil secara hampir bersamaan. Aula kantor yang biasanya pada malam hari sepi, kini di penuhi ratusan tamu undangan.

Begitupun dengan mobil-mobil yang berjejer di halaman parkir.

Diana berjalan di samping Angga, tanpa menggandeng tangan suaminya. Mereka berjalan menuju pintu masuk gedung.

Ketika memasuki ruangan, beberapa orang datang menghampiri Angga, untuk mengucapkan selamat pada Presdir muda yang baru itu.

Diantara para undangan ada pula seorang tamu yang menghampiri mereka.

"Bu Diana ," sapa pria muda itu pada Diana.

Angga menoleh ke arah pria tersebut. Dan ia juga mengenal baik pria yang menyapa istri tersebut.

"Eh pak Erik," Diana cukup kaget di sapa pria itu.

"Ternyata Bu Diana adalah istri pak Angga, saya baru tau," cetus pria itu.

Angga membuang wajahnya. Diana merasa saat itu Angga pasti malu karena Erik juga tahu, jika Diana sudah menikah yang ketiga kalinya.

"Iya, " sahut Diana lirih .

"Oh selamat ya pak Angga atas jabatan anda yang baru. Selamat juga atas pernikahan anda," ucap Erik.

"Iya terima kasih," ucap Angga dengan senyum di kulum.

"Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Angga.

"Oh iya silahkan, Pak."

Angga berjalan pelan sambil berbisik kepada Diana.

" Kamu kenal pak Erik dari mana ?"tanya Angga.

"Pak Erik itu temanya mas Rasid, suami pertama ku," ucap Diana.

"Oh begitu. Suami pertama kamu pengusaha?"

"Iya Mas, kenapa?" tanya Diana heran.

"Ehm, kalau suami kamu itu pengusaha, pasti banyak yang mengenal dia kan? apalagi semua tamu di sini tuh pengusaha. "

"Ehm ..maksud kamu apa ya Mas ?"tanya Diana.

''Maksudnya adalah aku gak mau kamu ada di sini ," ucap Angga sambil menatap ke arah Diana.

"Hah ? tapi kenapa?"tanya Diana Syok sekaligus kecewa.

"Ya, kalau kamu ada di sini, tamu disini pasti mengenal kamu, dan aku gak mau mereka mengejek ku karena aku menikahi wanita yang sudah dua kali menjadi janda," sahut Angga.

Seketika air mata Diana menetes tanpa bisa di tahan.

"Kamu mengerti kan ?!"tanya Angga sambil mendelik.

"Iya Mas, aku mengerti," ucap Diana dengan bibir yang gemetar karena menahan tangisannya.

Angga merogoh saku celananya kemudian mengeluarkan kunci mobil dan menyodorkan pada Diana.

Dengan tangan gemetar pula Diana meraih kunci motor itu pada Angga.

"Aku permisi dulu Mas," ucap Diana sambil menghapus bulir air matanya.

"Silahkan."

Diana berjalan cepat menghampiri mobil, Diana terpaksa memutar gedung agar tak terlihat oleh tamu undangan jika ia sedang menangis.

Setibanya di mobil Diana langsung membuka pintu mobil, kemudian menangis sejadi-jadinya.

Hiks hiks hiks

Diana menangis sampai tersedu-sedu. Hari ini ia begitu tersinggung dengan ucapan Angga.

Diana menangis hingga air matanya mengering.

"Ya Allah kuatkan lah hati hamba dalam menghadapi cobaan ini," ucap Diana di iringi kalimat istighfar.

"Astaghfirullah hal Azim "

Setelah perasaannya tenang. Diana pulang dengan mengendarai mobil Angga.

***

Angga tersenyum menyambut ucapan selamat dari orang-orang penting yang menghampirinya.

"Selamat ya pak Angga, semoga perusahaan Wijaya Abadi semakin sukses di tangan anda."

"Terima kasih pak Ronald."

"Ngomong-ngomong mana istri anda, sepertinya tadi bersama anda ?"tanya pak Ronald.

"Oh tadi tiba-tiba dia gak enak badan, jadi dia memutuskan untuk pulang."

"Oh begitu."

Pak Wijaya dan Bu Wina pun sibuk mengobrol. Ketika acara segera di mulai mereka menghampiri Angga.

"Loh Angga, dimana Diana ?"tanya Bu Wina .

"Eh, Diana pulang Ma, katanya tadi kurang enak badan."

"Kurang enak badan ? perasaan tadi baik-baik saja. Wajahnya juga gak pucat."

"Ehm gak tau juga Ma, tiba-tiba saja Diana meriang," jawab Angga dengan sedikit gugup.

"Tiba-tiba,apa mungkin Diana hamil ya ?" tebak Bu Wina. Seketika wajahnya berbinar karena bahagia.

"Gak tau juga," cetus Angga.

***

Diana tiba di rumah.

Seorang asisten rumah tangga datang menghampiri Diana.

"Loh Non, sudah pulang?"

"Iya Bik. Saya permisi ke kamar dulu ya."

Diana dengan cepat menaiki anak tangga.

"Kenapa non Diana seperti habis menangis ya ?" guman asisten rumah tangga itu.

***

Setibanya di kamar, Diana langsung mengganti pakaiannya. Kemudian ia menunaikan sholat malamnya.

'Ya Allah jika suami ku adalah ujian yang engkau berikan kepadaku, hamba iklas menerimanya. Berilah kesabaran untuk hamba menghadapi semua ini.'

Bersambung dulu gengs.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

ayo bi .. laporin donk ke tuan ama nyonya...

2023-05-09

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

gemes sama Diana ...
kadang kata2nya tegas ...
kadang gampang mewek ..
gampang banget jadi bulan2an Angga ...
pengen cepet2 aja karma buat Angga 😤

2023-05-09

0

Ida Nurhidayah

Ida Nurhidayah

Diana nya aja bodoh
udah tau istri tak di anggap, masih aja
mau jadi istri laki2 gila 🙄🙄🙄
nabung BAB aja deh

2022-11-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!