Jawaban

"Apakah mas Angga mau menerima saya yang sudah berstatus janda dua kali?' tanya Diana.

'Apa, janda dua kali?' batin Angga.

Ia melototkan bola matanya ke arah Bu Wina.

Bu Wina langsung menendang kaki Angga sambil membalas tatapan Angga yang melototinya.

"Jawab," ucap Bu Wina dengan lirih .Namun penuh penekanan. Bu Wina kembali menendang kaki Angga.

Karena Angga kaget, ia langsung menjawab "Iya, mau."

"Alhamdulillah," sahut pak Wijaya.

Bu Wina dan Bu Rania saling melemparkan senyum.

'Puas!' batin Angga. Ia pun membuang wajahnya dari Bu Wina.

'lihat saja nanti, perempuan itu akan menyesal,' batin Angga dengan raut wajah yang begitu kesal.

"Nah kan, Angga sudah mau menerima kamu apa adanya, sekarang giliran kamu lagi, Diana. Kamu mau gak, menerima Angga ?" tanya Bu Wina

Diana masih menunduk. " Karena lamaran ini begitu mendadak, bolehkah saya meminta waktu untuk memberi keputusan. Karena ini adalah pernikahan saya yang ketiga kalinya, jadi saya harus mengambil keputusan ini dengan berpikir secara matang dan tak tergesa-gesa." 

Angga kaget mendengar penuturan Diana tersebut.

'Apa, masih berpikir untuk menikah dengan ku ? Sok jual mahal sekali dia!' Dia pikir aku mau apa menikah dengannya,' batin Angga sambil mencibirkan bibirnya.

"Oh tentu Nak, Diana. "

"Baiklah saya berikan waktu untuk kamu berpikir," imbuh Bu Wina.

"Terimakasih Buat atas pengertiannya."

"Kalau begitu kami permisi dulu ya. "

"Oh, kok cepat sekali Bu, pulangnya?" tanya Bu Rania .

"Iya Bu, kedatangan kami kemari hanya ingin menyampaikan lamaran kepada Diana, Bu. Karena hajad kami sudah tersampaikan, kami permisi Bu," jawab Bu Wina.

"Oh jika begitu hati-hati ya, Bu." Bu Rania menyahut.

***

Di dalam mobil Angga terlihat begitu kesal.

Sesampainya di rumah Angga mendobraknya pintu rumah dengan kuat, seolah-olah ingin melampiaskan kekesalannya.

Bruk... terdengar suara pintu terbaring.

"Angga! Kamu itu kenapa?!"tanya Bu Wina dengan sedikit emosi.

"Mama keterlaluan! Mana mau menjodohkan aku dengan Diana yang sudah dua kali janda itu! Dimana harga diri ku, Ma?!" 

"Harga diri apa, Angga ?!"

"Ma, aku pakai barang bekas saja , gak sudi ! apalagi kalau harus menikahi wanita yang sudah janda dua kali. Mama pikir aku tak laku apa?!"tanya Angga dengan nada yang membentak.

"Angga!"

Plak .. Sabtu tamparan mendarat di wajah Angga.

"Berani-beraninya kamu menyamakan Diana dengan barang bekas ! Kurang ajar kamu!"

"Kalau gak bekas, apa namanya Ma?!"

Plak... satu tamparan lagi mendaratkan di pipi Angga.

"Aku bisa malu pada teman-teman ku, jika mereka tau aku menikah dengan seorang janda, dua kali janda lagi !"

"Angga! Kamu jangan merasa diri kamu suci! Tak sepantasnya kamu menghina Diana hanya karena status dia janda!"

"Ingat, Rasulullah saja menikahi ummul mukminin Khadijah Radhiyallahu 'anha, ketika beliau berstatus janda.  Dan beliau begitu mencintai dan memuliakan ummul mukminin.  Apa salahnya kamu menikahi janda, jika ternyata ia adalah wanita yang sholeha."

"Lalu siapa diri  kamu Angga, kamu memandang rendah seseorang karena statusnya? sudah merasa suci kah kamu Angga ? dan teman-teman mu yang meledek mu, belum tentu dia lebih baik dari Diana! berhentilah menghina calon istri kamu, Angga. Nama yakin ,Diana adalah wanita yang baik untuk kamu." Bu Wina bicara dengan nada rendah untuk menyadarkan sang putra yang semakin angkuh itu..

"Ah sudahlah Ma, nikahkan saja aku dan Diana Bereskan?! lagi pula apa susahnya menikah," cetus Angga.

Angga memutus perdebatan itu, kemudian ia berlalu begitu saja dari Bu Wina.

"Astaghfirullah, Angga."

"Sudahlah Bu, suatu saat pasti Angga akan mengerti, jika apa yang kita lakukan adalah yang terbaik untuknya," ucap Pak Wijaya sambil mengusap punggung istrinya yang terbawa emosi.

***

Waktu menunjukkan pukul tiga pagi, Diana sedang bersujud dengan khusu' meminta petunjuk dari Allah SWT. Di dalam sujudnya Diana berdoa.

"Ya Rabb, saat ini hamba berada di antara dua pilihan, yang hamba sendiri tak mengetahui apa yang terbaik untuk hamba. Berilah hamba keputusan untuk memilih menerima pinangan Bu Wina, atau menolaknya. Sungguh hanya engkau yang maha tahu segala sesuatu yang hamba tak ketahui."

Sudah seminggu Diana melakukan sholat istikharah. Hatinya sudah di mantapkan dengan sebuah pilihan.

Bu Rania menghampiri Diana yang duduk melamun di depan televisi.

"Bagaimana, Nak. Kamu sudah dapet jawaban dari shalat istikharah kamu ?"

Diana tersenyum simpul.Sambil menggangguk.

Bu Rania tersenyum.

"Lalu apa jawabannya ?" tanya Bu Rania sambil membelai rambut Diana.

"Entah kenapa, setiap selesai melaksanakan shalat hati saya begitu tenang Bu. Namun ada yang tak biasa pada diri saya."

"Apa itu, Nak. "

"Bu, setiap kali setelah selesai shalat malam, saya selalu terbayang dengan wajah mas Angga padahal saat pertama bertemu, saya kurang jelas melihat wajahnya. Sudah tiga terakhir malam saya bermimpi tentang mas Angga, Bu. "

"Oh Iya, kamu mimpi apa Diana ?"

"Diana mimpi, mas Angga memimpin tangan Diana, dia tersenyum kemudian membawa Diana menuju suatu tempat yang begitu tinggi, lalu kami duduk bersama sambil melemparkan senyum bahagia," tutur Diana dengan haru.

"Masya Allah Diana. Lalu, apakah itu artinya kamu menerima lamaran Bu Wina ?"tanya Bu Rania.

Diana tersenyum. "Bismillah, Iya Bu. "

"Alhamdulillah, semoga ini adalah jawaban dari Allah, atas sholat istikharah yang kamu jalani selama seminggu ini Diana," ucap Bu Rania dengan haru. 

Ia pun memeluk putranya.

Begitu inginnya Bu Rania melihat kebahagiaan Diana.

"Tapi Bu …" 

"Tapi kenapa Diana ?"

"Sepertinya mas Angga tak menyukai Diana. Apalagi mencintai Diana."

Bu Rania tersenyum.

"Ia Nak, Bu Wina bilang jika Angga itu sering keluyuran setiap malam. Ia ingin kamu mengubah sikap Angga. Bu Wina juga yakin dengan kesabaran kamu, kamu bisa jadi istri yang baik untuk Angga, Nak. "

Diana tertegun.

"Apa mungkin Diana bisa merubah sikap Angga,Bu. "

"Insyaallah, Nak. Berdoalah agar Allah membolak-balik hati Angga. Semoga melalui perantara kamu Angga bisa kembali ke jalan yang benar."

Diana menatap Bu Rania. Kemudian mengangguk.

"Insyaallah, Bu."

Diana tak memiliki banyak ilmu agama, ia juga bukan seorang santriwati. Namun, banyak pelajaran hidup yang membuatnya ingin mendalami ilmu agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah Diana sering mengikuti kegiatan majelis taklim dan menonton ceramah di berbagai media massa.

***

Bu Wina berada di sambungkan telepon.

"Halo Assalamualaikum Bu Rania ?" Sapa Bu Wina.

"Waalaikum salam. Bu," sahut Bu Rania.

"Saya ingin bertanya Bu, bagaimana dengan keputusan Diana tentang lamaran saya Bu ?"

"Alhamdulillah Bu, Diana setuju untuk menerima lamaran anda," ucap Bu Rania.

"Alhamdulillah. Kalau begitu beberapa hari lagi kami akan datang kembali. Untuk mengadakan lamaran secara resmi. "

"Iya Bu. Silahkan."

Bu Wina pun dengan senang hati menyampaikan berita tersebut pada suaminya.

Bersambung dulu gengs.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

oh ... kirain 2 pilihan antara Angga dgn juragan emas ....
bukannya belom dijawab sama Diana ya ? 🤔

2023-05-09

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

kek nya kamu yg bakalan menyesal, Angga .... 🤪

2023-05-09

0

Aseh Aseh

Aseh Aseh

Angga kamu akan bangga nanti sbb nikah janda tp rasa perawan

2022-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!