Tak Berharga

Angga terkapar bersimbah darah, dan ditolong oleh seorang pengemudi mobil yang melintas. keadaan jalan tersebut memang cukup sepi, apalagi saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Apa yang terjadi Bang ? tanya seorang pria yang menghampiri Angga.

Pria itu membantu Angga berdiri 

"Ada yang menusuk saya," ucap Angga lirih  sambil meringis kesakitan.

Pria itu melepaskan kemeja yang ia kenakan untuk membalut perut Angga agar pendarahannya berhenti.

"Beruntung tak terlalu dalam Mas, " ucap pria itu.

Perlahan pandangan Angga menjadi gelap. Ketika ia hendak tumbang, pria tersebut langsung menyambar tubuhnya.

"Ayo saya bantu,bawa kerumah sakit," ucap Pria itu. 

Dengan tertatih-tatih Angga di tuntun menuju rumah sakit. Pria itu langsung melaju menuju rumah sakit terdekat.

Di dalam mobil, ia sudah di beri kuasa oleh Angga untuk menghubungi orang tuanya.

Sesampainya di rumah sakit Angga langsung mendapatkan penanganan. Keadaannya pun sudah setengah sadar.

Atas persetujuan Angga, operasi pun dijalani .

Pria yang menolong Angga tersebut langsung menghubungi Ibu Wina melalui Handphonenya.

 "Halo assalamualaikum, Angga" sapa Bu Wina.

"Ehm, maaf Bu, ini bukan Angga, saya orang yang menolong Angga. " 

"Menolong? Memangnya ada apa dengan Angga ?"tanya Bu Wina dengan panik. 

"Angga di tusuk  doleh orang tak dikenal di jalan raya."

"Apa di tusuk ?" Bu Wina begitu syok.

Sejenak suasana hening.

"Anda masih di sana Bu ?"tanya pria itu lagi

"I-iya, lalu Bagaimana keadaan Angga ?"tanya Bu Wina

Hiks hiks

"Tenang Bu, kami saat ini berada di ruang UGD dan Angga langsung mendapatkan perawatan intensif."

" Baiklah, sebentar lagi saya akan tiba ke sana." 

***

Diana merasa semakin resah. Karena sepertinya Danu mengulur waktu dengan memperlambat mobilnya. Karena kesal sekaligus khawatir, Diana pun membuka kaca jendela mobil.

" Nu,  mobilnya kalau enggak bisa lebih laju, aku turun nih, ancam Diana pada Danu karena sudah terlalu kesal.

Diana pun membuka kaca mobil ia pun nekad untuk terjun dari jendela.

"Eh, jangan! Iya, aku akan mempercepat  laju mobilnya."

Setelah diancam barulah Danu membawa mobilnya dengan kecepatan normal.

Tak ada pembicara yang terjadi lagi di mobil kesal. Diana sudah terlanjur kesal kepada Danu. Karena Danu yang seperti mencari kesempatan untuk bersamanya lebih lama. Diana jadi pulang terlambat.

Mobil tiba di rumah mewah keluarga Angga.

Diana langsung membuka pintu mobil Danu ketika sampai.

"Terima kasih ya Nu,"ucap Diana.

Danu hanya tersenyum.

"Aku pulang dulu Din."

Setelah Danu memutar mobilnya. Diana langsung masuk.

Ketika tiba di teras  Diana dikejutkan dengan ibu Wina yang datang menghampirinya dengan terburu-buru.

"Diana, Angga... Diana, " ucap Bu Wina dengan panik.

"Mas Angga kenapa Ma?" tanya Diana yang ikut panik.

"Hiks, hiks Mama  mendapat kabar jika Angga ditusuk seseorang di jalan raya, hiks. Mama jadi  khawatir. "

"Inalilahi wainalilahi rojiun," ucap Diana lirih.

"Mama mau ke rumah sakit mau melihat keadaan Angga, katanya si Angga langsung mendapatkan tindakan medis  di sana."

"Diana ikut ya, Ma. "

"Iya Nak, ayo kita segera berangkat."

Diana, Pak Wijaya dan Bu Wina masuk ke dalam mobil. Mobil mereka melaju membelah jalan raya.

***

Sepuluh menit, mereka pun tiba di rumah sakit.Saat  tiba di rumah sakit, ketiga orang tersebut langsung menuju ruang operasi.

Mereka menghampiri seorang pria yang menunggu di depan ruang operasi.

"Apakah anda keluarganya Angga ?" tanya pria itu pada mereka.

"Iya, kamikeluarganya. Apa yang sebenarnya yang terjadi pada anak saya, Pak ?"tanya bu Wina.

"Anak ibu ditusuk pria tak dikenal.menurut Angga saat itu tiba-tiba saja ban mobilnya mendadak pecah. Karena panik ia pun mengerem dan berhenti untuk mencari penyebab ban mobilnya yang pecah, " ungkap pria itu berdasarkan cerita dari Angga.

"Astagfirullah Kenapa bisa jadi seperti ini sih," dengus Bu Wina.

'Ban mobil kempes,'batin Diana.

'Kenapa sama persis yang terjadi padaku ya, apa mungkin ada yang ingin menyakiti suami ku?' batin Diana.

Diana pun semakin resah.

"Pa, bagaimana ini ? Siapa yang ingin menyakiti Angga, Pa hiks?"tanya Bu Wina sambil menangis.

"Iya Ma, kita akan usut dan lapor polisi, pelakunya harus segera ditemukan."

"Iya Pa, hiks. Mama takut penjahat tersebut kembali menyakitkan Angga."

Diana terdiam sambil mendaratkan bokongnya di atas kursi tunggu.

'Ya Allah, apa penjahat itu adalah penjahat yang sama yang telah menyebabkan dua suami hamba sebelumnya meninggal,' batin Diana.

Bola mata Diana berkaca-kaca.

"Ya Allah, selamatkan lah suami hamba," Diana berdoa dengan lirih.

***

Satu jam kemudian Angga keluar dari operasi dan  mereka langsung menghampiri perawat yang membawa Angga menuju ruang perawatan.

" Bagaimana dengan keadaan anak saya suster?" tanya bu Wina.

"Untungnya luka di perut tidak terlalu dalam dan sabetan di lengan tidak terlalu parah."

Mereka pun membawa Angga ke ruang perawatan.

Dua jam berikutnya Angga pun tersadar. Saat itu mereka semua belum terlelap, meski waktu menunjukkan pukul satu dini hari.

"Angga, kamu sudah sadar Nak?" tanya Bu Wina.

"Iya Bu,"sahut Angga lirih. 

"Syukurlah kamu gak apa-apa," cetus Bu Wina.

"Angga, apa kamu kenal orang yang telah menusuk kamu ?"tanya Bu Wina.

Angga menggelengkan kepalanya.

"Apa kamu merasa punya musuh ?"

Angga juga menggelengkan kepalanya.

Bu Wina menarik napas panjang.

"Ya sudah Nak, kamu istirahat. Papa sudah melaporkan kejadian itu pada polisi."

***

Keesokan harinya keadaan Angga mulai membaik. Karena itu, Bu Wina memutuskan untuk pulang ke rumah .

"Angga, mama pulang dulu ya, biar Diana saja yang menjaga kamu," ucap Bu Wina.

"Iya Ma, mama dan papa istrirahat saja, kan ada Diana yang menjaga aku," ucap Angga.

Alangkah senangnya hati Diana, mendengar ucapan Angga tersebut. Baru kali ini ia merasa dibutuhkan oleh Angga.

"Oh iya kalau begitu. Kami pamit dulu. "

Bu Wina pun keluar dari ruangan.

Diana menghampiri Angga. 

"Mas makan dulu, biar aku yang suapi ," ucap Diana sambil menyodorkan sendok berisi bubur ke mulut Angga.

"Gak, usah. Kamu ambil saja handphone ku, aku mau menghubungi seseorang."

Diana pun meraih handphone Angga.

Angga menyentuh gawainya tersebut dengan tangan kirinya.

Kemudian ia melakukan panggilan kepada seseorang.

"Halo Angga, kamu dimana ?"suara wanita terdengar di seberang telepon.

Mendengar hal itu Diana memasang telinganya. 

"Halo Sayang, maaf aku gak bisa datang. Semalam aku mengalami musibah."

"Musibah ? Musibah apa Nga'?" tanya perempuan yang di seberang telepon.

"Sudahlah, aku ada di rumah sakit Melati kamu datang saja ke ruang mawar."

"Tapi.. Nga ' kalau ada istri kamu bagaimana?"

"Diana ada kok, gak apalah dia juga tahu jika aku sudah punya pacar. Cepat datang kemari ya, aku belum makan, dan aku hanya akan makan jika kamu yang menyuapi aku," ucap Angga dengan suara lirihnya.

Diana Mendengar semua obrolan mereka di sambungkan telepon

Tes….   tes …tak terasa air mata Diana menetes, seketika tangannya gemetar.

'Ya Allah ternyata aku memang gak ada harganya dimata mas Angga,' batin Diana sambil menghapus air matanya.

Bersambung dulu gengs.

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

biadab si angga

2024-05-13

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

kurang adjar sontoloyo br3n9s3k, kamu Ngga ....
😡😡😡😡

2023-05-09

0

Indah Maya Sari

Indah Maya Sari

g samggup baca .. tpi penasaran

2022-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!