Hari Pernikahan

"Saya terima nikah dan kawinnya Diana Mariska binti Abdullah dengan mas kawin sebentuk cincin emas dibayar tunai," ucap Angga di hadapan para saksi dan penghulu.

"Bagaimana para saksi sah ?"tanya penghulu.

"Sah !" Para saksi menyahut.

Bu Wina dan Bu Rani saling berpelukan, sepertinya mereka yang paling bahagia dari pernikahan tersebut.

"Akhirnya kita jadi besan Bu," ucap Bu Wina .

"Iya, Bu. Semoga pernikahannya mereka jadi langgeng sampai ke kakek nenek."

Kedua orang tersebut sempat ngobrol di sela-sela acara.

"Alhamdulillah sekarang saudara sudah Diana dan Angga sudah resmi menjadi suami istri," ucap Pak penghulu.

"Saudara Angga, kini engkau memiliki satu tanggung jawab yang besar. Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga engkau di wajibkan untuk menafkahi keluargamu, memberikan perlindungan dan pengajaran yang baik. Jadikan rumah tangga mu sebagai surgamu dan tempat yang nyaman dan aman bagi keluargamu."

Itulah sepenggal nasehat yang di berikan oleh pak penghulu. Angga hanya menggangguk lirih. Padahal ia sendiri tak menyimak dengan baik nasehat tersebut.

Karena bagi Angga, menikahi Diana itu hanya karena orang tuanya. Agar pak Wijaya memberikan kepercayaan kepada satu diantara perusahaan milik keluarganya.

Setelah akad nikah Diana di persilahkan untuk menghampiri pelaminan.

Setelah berbagai prosesi akad nikah selanjutnya, mereka pun menanda tangani buku nikah.

***

Prosesi akad nikah selesai. Sebelum acara resepsi mereka di persilahkan untuk istirahat.

Diana pun menuntun suaminya menuju kamar ,dimana mereka akan beristirahat.

Sikap Angga terhadapnya tetap saja cuek. Tak ada tanda-tanda yang menunjukkan Angga akan bersikap romantis. Bahkan Angga semakin dingin terhadap Diana.

"Mas, ini pakaian ganti untuk mu untuk sementara," ucap Diana sambil meletakkan lipatan pakaian diatas tempat tidur.

Angga tak menoleh ataupun menyahut.

Ia melepaskan jas putihnya dan menaruhnya secara sembarangan.

Kemudian Angga melompat ke tempat tidur dengan membawa handphonenya.

Angga menelpon seseorang.

"Halo Sayang, Bagaimana nanti malam jadi kan ?" tanya Angga yang sengaja memperdengarkan percakapan dengan seseorang di telepon.

Diana yang mendengar hal itu hanya bisa tertunduk di depan meja rias dengan bola matanya yang memerah.

Entah kenapa hatinya begitu sakit ketika sang suami berbicara mesra dengan senda gurau bersama wanita lain di telepon, sementara dengan dirinya sendiri Angga bersikap dingin, sepertinya Diana adalah musuhnya.

Diana melepaskannya aksesoris yang menempel di bagian kepalanya. Karena ia mengenakan kerudung jadi tak begitu banyak aksesoris yang ia kenakan.

Angga terus saja menelpon tanpa menghiraukan hati Diana yang terluka kala itu.

Angga mengira jika Diana itu seperti janda-janda pada umumnya. Jadi ia tak tertarik sedikitpun terhadap gadis itu.

Setelah melepaskan aksesoris yang ada di kepalanya. Diana melepaskan kerudung yang menutupi kepalanya.

Saat Diana membuka kerudung. Tampaklah rambut panjang tergerai dengan indah, hingga menutupi pundak Diana.

Kemudian ia melepaskan kebaya yang ia kenakan dan menyisakan menset berwarna putih.

Saat itu lekuk tubuh Diana sudah mulai terlihat.

Angga yang masih sibuk dengan panggilan di telepon tak sengaja melihat wajah cantik Diana melalui pantulan cermin.

wajah Diana berubah ketika ia melepas kerudungnya. Diana memang terlihat lebih cantik saat itu dan Angga mengakui itu, tapi ia sudah terlanjur ilfil dengan status yang di sandang sebelumnya.

Setelah menghapus make up-nya Diana menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sebelum itu, ia singgah di depan lemari pakaian untuk mengambil pakaian ganti.

Meski sudah berstatus suami istri, Diana masih sungkan untuk mengganti pakaian di kamarnya.

Apalagi sikap Angga yang begitu dingin terhadanya.

Memang cukup lama Diana berada di kamar mandi sekitar setengah jam.

Diana memastikan dirinya benar-benar bersih dan segar saat itu. Ia sendiri sebelum belum percaya diri jika berdekatan dengan suaminya yang tampan dan menawan itu.

Keluar dari kamarnya Angga sudah tertidur membelakangi dirinya.

Diana pun melaksanakan shalat Dzuhur sebelum beristirahat sejenak, sebelum persiapan menjelang resepsi.

Diana bersujud merendah dirinya. Dalam sujudnya ia berdoa.

"Ya Allah,ya Tuhan ku. Jadikan aku wanita yang sabar dan Sholeha yang mampu bertahan dan istiqamah dalam menghafal ujian darimu. Semoga ini adalah pernikahan ku yang terakhir, lindungi hamba dan suami hamba dari segala macam marabahaya dan fitnah dunia yang keji. Jadikan keluar kami Sakina,mawadah,warahmah Amiin."

Suasana gedung Convention begitu ramai, selain para undangan gedung tersebut di jaga dengan ratusan pengawal dari kepolisian dan petugas keamanan.

Setiap tamu yang hadir akan melewati

 Full body scanner dan metal detektor.

hal itu agar tak terjadi kejadian serupa yang menimpa Diana pada resepsi pernikahannya sebelumnya.

Mereka sengaja tak mengundang banyak tamu, hanya beberapa kerabat terdekat dan rekan bisnis keluarga pak Wijaya.

Selama resepsi jantung Diana berdetak dengan kencang, setiap hembusan napasnya Diana selalu berdoa agar tragedi tak terjadi lagi saat resepsi pernikahan maupun setelah resepsi.

Meski merasa resah, ternyata Diana mampu menyembunyikan kegelisahan hatinya.

Ia pun bisa bersikap tenang ketika para undangan datang menghampiri sambil mengucapkan doa restu untuk Diana.

Selama resepsi, tak ada halangan yang berarti semua berjalan lancar , tamu undangan juga begitu menikmati hidangan dan hiburan yang tersedia.

Mereka sengaja menggunakan gedung yang cukup luas dengan tamu yang tak terlalu ramai. Di setiap sudut ruangan di pasang CCTV lengkap dengan pengawas yang menjaga. Setiap gerak-gerik mencurigan akan terpantau dan bisa langsung di antisipasi.

Diana khawatir kejadian yang menimpa Irfan terjadi pada Angga

.

Akhirnya sesuatu yang mendebarkan bagi Diana tiba, resepsi pernikahan mereka pun selesai. Sejauh ini tak ada kendala ataupun masalah yang berarti.

Setelah selesai resepsi, mereka memutuskan untuk menghabiskan malam pertama di rumah Angga.

Dengan pengawalan cukup ketat, mobil pengantin meluncur menuju rumah memoelai pria.

Diana dan Angga berada di dalam mobil sepasang suami istri itu hanya diam seperti orang asing yang tidak mengenal. Mungkin karena mereka masih sungkan.

Selama ini hanya beberapa kali mereka bertemu sebelum menikah, yakni ketika saat fitting baju dan di acara lamaran. Setelah itu, Angga dan Diana tak pernah bertemu sebelum akad nikah mereka berlangsung.

Sepanjang perjalanan Diana terus menundukkan wajahnya berzikir dan berdoa agar mereka semua di selamatkan.

' Alhamdulillah,' batin Diana. ketika mobilnya telah sampai dengan selamat dirumah sang mertua.

Diana pun disambut bahagia oleh keluarga besar dan beberapa orang asisten rumah tangga. Ada juga Bu Rania yang ingin memastikan jika putri dan menantunya tiba dengan selamat di rumah.

Dengan perasaan bahagia, Bu Rania menghampiri putrinya ketika Diana keluar dari mobil.

Saat itu wajah Diana terlihat tegang.

Bu Rania tahu apa yang Diana rasakan. Akhirnya apa yang mereka khawatirkan tak terjadi.

"Alhamdulillah Nak ,akhirnya kalian selamat sampai di tujuan," ucap Bu Rani sambil mengusap-usap punggung Diana yang berada dalam pelukannya.

"Alhamdulillah Bu, berkas doa-doa kita semua. Allah memberikan perlindungan bagi kita semua."

Ya Diana, mulai hari ini kau telah menjadi seorang istri . pesan ibu jadilah istri yang sholehah, istri yang bisa membimbing suamimu, bersikap sabarlah terhadapnya, seperti kau telah bersabar selama ini," nasehat Bu Rania .

"Ya bu, Insya Allah Diana akan berusaha sabar dalam menghadapi Mas Angga.

"Kalau begitu ibu permisi Nak, Ibu pulang dulu."

"Ya Bu, hati-hati di jalan."

"Iya, jaga dirimu juga. Mulai sekarang Bu Wina dan pak Wijaya adalah orang tua mu juga, perlakuan mereka seperti kamu perlakuan ibu selama ini ."

"Baik Bu. "

Mereka pun berpelukan kembali, sementara Dina wajahnya terus saja cemberut, ia tidak suka melihat Diana dan suaminya tiba dengan selamat di rumah .

Dina berharap agar kecelakaan menimpa Dians dan agar ia bisa menggantikan posisi Diana sebagai istri Angga.

'Sialan Kenapa juga sih Diana selamat,' batin Dina

Dina berlalu tanpa mengucapkan sepatah katapun ataupun hanya sekedar tersenyum kepada Diana.

Bersambung .

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

emang Dina ini bener2 adik lucknut yaa ... 😡😡
mudah2an dia termakan sendiri dgn harapan jeleknya buat Diana ... 🤪

2023-05-09

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

punya istri sah yg sholehah dan cantik di rumah... lhah...malah nelpon dj4l4n9 nya ... 🤮
kalo Angga suka celap celup ... ntar pas mulai sama Diana, di cek dulu lah ... jangan sampe nularin penyakit ke Diana .. 😡

2023-05-09

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

heeeuuuh ... dasar cowo matre !!!😤

2023-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!