Pasrah

Angga dan keluarganya datang untuk melamar Naysila, sementara Diana meminta izin untuk menginap di rumah orang tuanya.

Diana bermaksud untuk menenangkan dirinya.Dengan berbagi cerita kepada sang bunda.

"Kamu yakin Din, masih mau tinggal bersama mereka disana ?"

"Yakin Bu, Diana akan selesaikan tugas Diana sebagai istri. Mas Angga gak boleh berhubungan dengan wanita itu sampai mereka resmi menikah."

Dina mencuri dengar dari pembicaraan mereka, ia pun  tersenyum sambil bertepuk tangan.

"Bagus, rasain kamu, bakalan jadi janda yang ketiga kali," ucap Dina seraya tersenyum menyeringai.

"Tapi kenapa begitu Din, bukannya kamu sudah gak di anggap oleh suami kamu."

"Iya Bu, tapi setidaknya dengan kehadiran Diana disana, Mas Angga akan menepati janjinya pada Diana, dia akan berusaha menjadi lebih baik lagi, mas Angga masih butuh dukungan untuk itu, tapi itu gak lama kok Bu. "

Mendengar penuturan Diana, Bu Rania langsung memeluk putrinya sambil menangis.

'Ya Allah kenapa nasib putriku jadi seperti ini,' batinnya.

Namun, bu Rania berusaha untuk tetap tegar. Ia tak ingin terlihat lemah, seperti Diana yang terlihat tegar dan ikhlas menerima semua cobaan yang datang menghampirinya.

"Ibu menyesal Diana karena telah memaksamu untuk menerima lamaran Bu Wina. Hiks."

"Tapi Diana gak menyesal Bu, keputusan itu Diana ambil setelah Diana melakukan sholat istikharah. Diana memilih berdasarkan petunjuk yang Allah berikan. Dan Diana juga yakin Allah tak pernah salah memberikan jodoh untuk Diana. Jika saat ini Diana diuji, mungkin itu cara Allah untuk menaikkan derajat Diana, karena Allah cinta pada Diana, hiks. Dan Diana juga cinta pada Allah. Sebagai seorang hamba Allah, Diana harus bisa ridho dengan segala pemberian darinya. Karena pada dasarnya, baik itu kenikmatan ataupun kesengsaraan, semua itu hanyalah ujian dalam hidup ini."

Bu Rania dan Diana kembali menangis.

"Iya Diana kita memang harus berhusnudzon terhadap Allah. Karena Allah seperti prasangka hambanya.

"Istri yang taat pada perintah Allah dan taat pada suaminya akan dijanjikan Allah masuk surga dari pintu yang mana saja, subhanallah," ucap Bu Rania sambil mencium pucuk kepala putrinya.

Keduanya pun semakin memeluk erat. Mereka berdua menangis haru. 

"Iya Bu, insyaallah Diana kuat, karena Diana punya orang-orang bijak di sekitar Diana yang menjadi contoh suri tauladan bagi Diana. Termaksud Ibu dan kedua orang tuanya mas Angga."

" Iya sayang, ibu percaya kamu akan mampu melewati semua ini."

"Aamiin."

Diana bukan gadis terlahir dalam ruang lingkup pendidikan pesantren, ia hanya gadis biasa dengan pendidikan formal sampai ke jenjang SMA, setelah tamat SMA Diana memutuskan untuk hijrah dengan menggunakan hijab dan saat itulah ujian datang bertubi-tubi untuknya mulai dari pernikahan pertamanya yang berakhir tragis, begitupun pernikahan kedua dan berbagai cemoohan orang-orang yang menghina dan memfitnahnya.

Puas berbagi kesedihan Diana memutuskan untuk pulang. Saat itu hatinya sedikit lebih tenang.

***

Keluar pak Wijaya sedang berhadapan dengan orang tua Naysila.

"Saya terima lamaran putra anda untuk putri kami. Namun ada syarat yang harus dipenuhi oleh anda."

"Syarat apa itu pak ?" tanya pak Wijaya.

"Setelah menikah Angga dan Naysila harus tinggal di rumah ini bersama saya dan mommy-nya Nay." 

Sebenarnya berat bagi pak Wijaya untuk menerima syarat tersebut, ia sendiri tahu siapa itu pak Burhan.

Usaha Pak Burhan mengalami kebangkrutan setahun yang lalu. Dan bisa jadi Angga hanya akan dijadikan tumbal untuk membangkitkan perusahaannya saja.

Orang tua mana yang mau anaknya jadi istri kedua jika tidak ada niat tertentu di dalamnya.

"Baiklah pak, nanti saya dikompromikan kembali,"  ucap Bu Wina.

"Mama, kita sudah datang kemari. Kenapa harus ditunda lagi sih. Mama mau Angga macam-macam lagi?" Bisik Angga.

"Angga!"

"Ma, please jangan mengulur waktu," pinta Angga dengan sedikit memohon.

Akhirnya setelah melalui perdebatan kecil pak Wijaya dan Bu Wina setuju dengan permintaan pak Burhan itu.

Tanggal akad nikah pun mereka tetapkan malam itu juga.

Tak hanya syarat yang disebutkan. Pak Burhan meminta agar pernikahan putrinya tersebut dilakukan secara besar-besaran.

"Baiklah Pak, kami menyanggupi semua persyaratan yang anda ajukan. Hanya saja kami minta anda untuk menjaga putri anda, selama mereka belum resmi mereka tak diperkenankan untuk bertemu. "

"Loh kenapa begitu ?"tanya pak Burhan.

"Itu agar mereka tidak melakukan tindakan di luar batas sebelum menikah. Menantu saya pernah memergoki Angga dan Naysila bercumbu di rumah sakit. Jika di tempat umum seperti itu saja mereka bisa melakukan hal yang memalukan, apalagi jika mereka diberi kesempatan untuk berdua saja. Nauzubillah jangan sampai itu terjadi, hendaklah kita sama-sama menjaga anak-anak kita . Selain itu, saat ini Angga masih memiliki istri. Dan sudah ada perjanjian antara Angga dan Diana sebelumnya." 

"Baiklah kalau begitu saya setuju."

Setelah beberapa kesepakatan mereka pun memutuskan untuk pulang.

Semua penyelenggaraan pernikahan dan resepsi akan ditanggung oleh keluarga pak Wijaya.

***

Kebetulan saat mereka tiba di rumah, Diana juga baru tiba dari rumah orang tuanya.

Tiba di ruang tengah pak Wijaya dan Bu Wina kembali berembuk bersama Diana 

"Rencananya pernikahan mereka akan berlangsung tiga bulan lagi Diana. Dan mereka meminta keluarga kitalah yang menyiapkan semuanya."

"Ehm baiklah, biar Diana yang siapkan gaun pengantin untuk Naysila. Untuk Mama dan Papa juga, karena hanya itu yang biasa Diana bantu."

Bu Wina tersenyum. 

"Gak usah Diana, Mama gak mau merepotkan kamu, Nak.".

"Gak repot kok Ma, Diana juga sudah janji pada mas Angga untuk menjahit sendiri gaun dan jas pengantin untuk mereka."

"Baik sekali kamu,Nak."

Diana hanya membalas dengan senyuman.

"Besok suruh saja Naysila datang ke butik untuk dilakukan fitting gaun pengantinnya."

"Iya nanti mama suruh Naysila."

***

Sudah hampir dua minggu Angga tak keluar malam, ia pun selalu di awasi oleh orang-orang suruhan pak Wijaya. Selain itu rumah mereka akan dikunci pada malam hari dan tak ada yang bisa keluar tanpa seijin pak Wijaya. Jika Angga melanggar otomatis pak Wijaya akan mengambil alih perusahaan keluarga yang di saat ini dipimpin oleh Angga. Pernikahan Angga dan Naysila juga terancam batal.

Angga merasakan resah dan gelisah, ia ingin keluar untuk bertemu dengan Naysila dan melampiaskan hasratnya.

Namun semua pintu rumah terkunci. Angga tak bisa keluar dari rumah ini.

"Sialan, makin parah saja mereka."

"Bagaimana caranya aku keluar dari rumah ini ?"

Berkali-kali Angga mencoba untuk membobol pintu rumah tapi tetap tak bisa. Akhirnya ia pasrah. Angga kembali ke kamarnya. Ketika hendak naik Angga berpapasan dengan Diana. Diana hendak turun menuju dapur untuk membuat kopi. Rencananya ia akan begadang malam ini untuk menyelesaikan desain baju pesanan pelanggannya.

Karena saat itu waktu hampir menjelang tengah malam. Diana turun dengan night robe nya.

Dengan rambut lurus  tergerai tentu saja Diana tampak semakin cantik meski tanpa polesan make up sedikitpun.

Bentuk tubuhnya terlihat dari gaun berbahan silk yang ia kenakan saat itu.

"Mas Angga? dari mana? "tanya Diana ketika melihat Angga menaiki anak tangga.

Bukannya menjawab, Angga malah mengamati Diana dari atas sampai bawah.

Diana heran melihat tatapan aneh dari suaminya itu. Biasanya Angga selalu menatapnya dengan tatapan dingin dan sinis.

Setelah beberapa saat Angga kembali naik menuju kamarnya. Sementara Diana kembali menuju dapur untuk membuat secangkir kopi yang akan menemaninya berdagang.

***

Diana  kembali ke kamarnya dengan secangkir kopi.

Namun ada yang membuatnya kaget hingga hampir saja kopi itu tumpah .

"Mas Angga," guman Diana ketika melihat Angga sedang melepas kemejanya.

Diana menaruh kopinya di atas meja riasnya.

"Kamu mau tidur disini Mas?"tanya Diana.

"Iya kenapa ? Gak boleh?"

Angga mendekati Diana sambil menatapnya. Karena tak biasa dengan tatapan itu Diana jadi insecure ia pun menundukkan wajahnya.

Tiba-tiba Angga menarik tangannya seketika Diana langsung menoleh ke arah Angga yang berdiri tepat di depannya.

Deg

Deg 

Kedua netra mereka pun bertemu.

Sesaat kemudian Diana kembali menundukkan wajahnya.

"Kau melarang ku untuk bertemu dengan Naysila sebelum kami resmi menjadi suami istri kan ?" tanya Angga dengan suara parau-nya.

"I-iya Mas, itu semua untuk menjaga kamu agar tak … "

Bruk…tiba-tiba saja tubuh Diana terbaring di atas tempat tidur. Kejadian itu begitu cepat hingga ia tak sempat melanjutkan kata-katanya.

"Mas mau apa ?"tanya Diana dengan jantung yang berdegup semakin kencang ketika melihat wajah Angga berubah menjadi merah.

"Kalau begitu kau yang harus melayani aku !"

Angga langsung menarik tali kimono yang Diana kenakan.

Kali ini jantung Angga yang berdetak kencang ketika melihat dengan mata telanjang bentuk tubuh indah mengagumkan.

Dua buah gundukan padat di tutupin sebagai dengan kacamata berenda berwarna hitam. Begitu kontras dengan kulit putihnya yang mulus nyaris tanpa celah.

Di balik pakaian Diana yang tertutup itu, ternyata ia memiliki bentuk tubuh indah dan nyaris sempurna.

'Benar-benar seksi,' batin Angga.

Angga semakin terbakar gairah, tanpa permisi ia langsung menarik chemise hitam yang Diana kenakan.

Tubuh Diana kini berada di bawah kukungan tubuh kekar Angga.

"Mas !" Seru Diana ketika Angga menarik pakaian yang menutupi tubuhnya.

Saat itu Diana merasa malu ketika Angga melihat tubuhnya meski mereka masih berstatus suami istri.

Diana hendak mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya, tapi tak bisa karena kedua tangannya berada dalam genggaman Angga.

Angga yang sudah terbakar gairah itu dengan cepat melepaskan penutup akhir tubuh istrinya dan langsung melancarkan serangannya.

Diana hanya bisa memejamkan matanya ketika merasakan  tubuhnya berguncang seiring gerakan Angga yang berada di atas tubuhnya.

Bulir bening menetes di pipinya ketika mendengar lenguhan kenikmatan yang keluar dari mulut Angga sepanjang pertarungan tanpa perlawanan tersebut.

Meski menyadari itu adalah tugasnya sebagai seorang istri.Namun Diana tetap saja merasa malu pada dirinya sendiri.

Tubuh Angga bersimbah keringat dengan napas yang memburu Angga terus melanjutkan aksinya dengan gerakan yang menghentak-hentak.

Satu hentakan terakhirnya mampu membuat Angga melenguh panjang.

Angga tumbang sembari memeluk tubuh istrinya sambil mengatur napas

Sementara Diana hanya bisa menangis tanpa suara.

Diana masih syok dan tak tahu harus berbuat apa.

Satu sisi ia tak rela jika tubuhnya dijadikan alat pelampiasan nafsu sang suami. Namun satu sisi dirinya menyadari jika itu konsentrasinya yang harus ia tanggung karena menahan suaminya untuk tak berbuat zina dengan wanita lain.

Bersambung dulu gengs.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

kasian Diana .. diperk0s4 sama suami sendiri ... 😤

2023-05-09

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

biar Angga menyaksikan sendiri kelicikan keluarga Naysilla..
dan di saat Angga sadar ... semua harta nya sudah habis ...

2023-05-09

0

bundaoskaa

bundaoskaa

maaf Thor apa mungkin maksudnya "konsekuensinya" ya, bukan "konsentrasinya" ?

2022-12-05

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!