Setelah menyelesaikan semua berkas laporan di atas meja kerjanya. Raka meregangkan kedua ototnya merasa ngilu. Pikirannya kembali teringat pada perusahaan Desainer itu.
"Kenapa aku merasa penasaran pada CEO perusahaan Desainer? Untuk meminta baik-baik tidak diberi informasi lengkap, Untuk meretas data internal perusahaan juga tidak bisa. Apa aku gunakan melalui ilmu sihirku saja untuk mengetahui siapa CEO perusahaan Desainer?" Raka memantapkan hati untuk memilih jalan terakhirnya itu lebih praktis dan pastinya berhasil.
"Ide bagus dan aku wajib mencobanya." Raka berdiri dari duduknya dan ia berjalan menuju pintu ruangannya. Dikuncinya pintu itu dari dalam ruangan lalu ia mendudukkan dirinya di atas sofa ruang kerjanya. Raka melipatkan kedua kakinya di atas sofa dan menangkup kedua tangannya. Lalu, ia memejamkan kedua bola matanya untuk membacakan mantra sihir untuk mengeluarkan sukmanya dari tubuhnya.
Tanpa terasa sukma Raka keluar dari tubuhnya yang masih memejamkan kedua matanya dan posisi duduknya yang melipat kedua kakinya di atas sofa. Sukmanya bisa terbang dan tembus melewati dinding ruang kerjanya untuk berkelana di suatu tempat. Entah darimana ia mengetahui tempat yang ditujunya. Tapi, angin kencang membawa dirinya agar sampai di suatu tempat.
Raka yang sangat mengenali sebuah rumah mewah berlantai empat dengan bergaya klasik Eropa membuat hatinya merasa murka. Rumah mewah ini milik kedua orang tua Mita. Ia baru menyadari bahwa perusahaan Desainer itu ada kaitannya dengan keluarga Mita.
"Apa jangan-jangan Perusahaan Desainer itu milik keluarga Mita? Hem... Dengan melihat sesuatu yang disembunyikan oleh tangan kanannya -- Aura membuat aku semakin yakin kalau keluarga masih berniat menghancurkan hidupku." kata Rasa dalam hati.
Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, Raka langsung masuk melewati dinding rumah yang tembus dilewatinya. Ia terbang melayang di dalam ruang rumah mewah itu. Ia tidak berniat untuk berjalan kaki karena tidak ingin tubuhnya merasa lelah. Lebih baik ambil aman saja agar ia tidak merasa kecapean saat sukmanya masuk ke dalam tubuhnya. Raka terus mengikuti angin kencang yang memberikan peta jalan Raka. Hingga sampailah dia di suatu ruangan.
Raka mendengar samar-samar suara wanita Yang sedang marah-marah.
"Bukankah suara itu milik Mita? Kenapa Mita bisa se-marah itu? Biasanya, dia mengalami kerugian atau gagal dengan rencananya?" tanya Raka dalam hati.
Sementara di dalam ruangan mewah yang menjadi ruang kerja pribadi Mita. Mita sedang memarahi tangan kanannya -- Aura yang dianggap tidak becus untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan Raka.
"Bodoh! Bodoh! Kenapa kamu tidak bisa menyakinkan tangan kanannya -- Zack agar mau membujuk Raka untuk menerima kerjasama perusahaan? Saya kan berulang kali bilang padamu agar bisa memalsukan identitas CEO perusahaan. Tapi, kenapa kamu tidak melakukan apa yang aku katakan?" ucap Mita frustasi.
Aura menundukkan kepalanya merasa takut dan ia memilih ujung bajunya untuk menahan rasa bersalahnya.
"Maaf Nona Mita, saya tidak bisa memalsukan identitas CEO perusahaan. Saya tidak ingin mengambil resiko dari kecurigaan Tuan Raka yang tidak ingin dibodohi. Saya sangat mengetahui karakter Tuan Raka dan tangan kanannya -- Tuan Zack yang handal dalam bidang IT memudahkan untuk menghancurkan citra baik perusahaan Nona Mita." jawab Aura.
Mita yang mendengar perkataan tangan kanannya membuat dirinya tersadar akan resiko besar itu. Ia mengerti niat baik Aura agar tidak berdampak pada perusahaannya yang dinyatakan pandai berbohong. Tapi, ia ingin mendapatkan Raka agar tetap bersamanya seperti dulu lagi. Ia sangat mencintai Raka dan tidak ikhlas Raka dimiliki oleh wanita lain.
"Kamu benar, saya tidak berpikir sejauh itu dengan konsekuensinya. Saya tidak ingin perusahaan Desainer saya bangkrut begitu saja. Saya tidak ingin Ayah Leo marah besar atas kebodohan saya yang tidak bisa melupakan Raka. Terima kasih sudah mengingatkan saya. Saya akan memaafkan kerja kamu yang tidak berhasil dan pergilah bekerja sesuai perintah saya agar tetap sesuai Target saya."
"Baik Nona, terima kasih atas pengertiannya. Kalau begitu saya permisi dulu." pamit Aura lalu meninggalkan Mita di dalam ruang kerja pribadinya sendirian.
Mita memukul meja kerjanya hingga pecah dan tangan kanannya mengeluarkan darah segar atas terkena pecahan kaca itu. Tidak ada rasa sakit yang dirasakan oleh Mita tapi ia sangat kesal karena ditolak mentah-mentah oleh Raka.
"Sialan! Rencanaku gagal untuk mendapatkan jalan untuk membujuk Raka agar kembali padaku. Hah, kenapa sulit sekali untuk mendapatkan Raka agar tetap menjadi milikku?"
Mita tampak gelisah dengan kegagalannya, ia berpikir keras untuk mendapatkan jalan terbaik untuk memecahkan permasalahanya.
"Apa aku melakukan cara kotor saja dengan cara menculik Nenek Melati dan mengancam Raka agar tetap menjadi pacarku seperti dulu? Ide bagus, aku harus mencobanya dan pastinya tidak gagal untuk rencana ini." Mita tersenyum menyeringai atas rencana kotornya itu ia akan menghalalkan segala cara agar tetap mendapatkan Raka lagi.
Sedangkan Raka yang merasa penasaran atas suara teriakan Mita yang sedang memarahi seseorang. Ia langsung menembus dinding ruangan dan ia berdiri membelakangi pintu ruang kerja pribadi Mita. Ia mendengar semua perkataan Mita hingga niat buruk Mita. Raka yang menjadi pendengar setia atas curhatan hati Mita, ia memberikan tatapan tajam pada Mita dan mengepalkan kedua tangannya menahan marah atas niat buruk Mita.
"Kurang ajar! Ternyata buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Mita memiliki hati jahat sama seperti ayahnya. Aku tidak menyangka, Mita saja jahat ternyata pada orang yang berani mengganggu niatnya. Baiklah, kali ini aku tidak akan membiarkan kamu menghancurkan kehidupanku dan Nenek. Aku akan memberikanmu pelajaran agar kamu sadar atas kejahatanmu itu salah besar." Raka yang melihat ada sebuah sapu yang disimpan di belakang lemari kaca. Ia langsung menggeserkan posisi sapu itu agar terbang dengan sendirinya menggunakan kedua bola matanya agar bisa menyerang Mita.
Raka membawa sapu itu menuju ke arah Mita yang sedang melanjutkan kerjanya untuk memeriksa laporan perusahaan. Raka langsung menghempaskan sapu itu terjatuh mengenai kepala Mita hingga terdengar benturan keras.
"Haduh, sakit!" pekik Mita merasa terkejut bercampur sakit di bagian kepalanya karena terkena sapu yang terjatuh dengan sendirinya.
Sedangkan Raka hanya tertawa keras tapi tak terdengar oleh Mita karena ia menggunakan ilmu sihir level tinggi dari Mita.
"Hahaha... Syukurin, Emang enak terkena jatuhan sapu. Pasti kepalanya benjolan, makanya jadi wanita itu jangan jahat sama orang. Masih mending aku beri pelajaran dengan sapu. Lalu, bagaimana aku mengambil pisau lalu menusuk kedua matamu. Pasti kamu kelihatan penglihatan dan menangis setiap hari menjadi wanita cacat. Hahaha... Nikmati saja, hukuman kecil yang aku berikan padamu, Mita. Aku tidak ingin kamu mengusik kehidupanku dan Nenek lagi." setelah memberi hukuman kecil untuk Mita, Raka bergegas pergi dari ruang kerja Mita dan tidak ada rasa kasihan apapun saat mendengar teriakan sakit dari Mita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments