Part 11 Nyawa Dibayar Nyawa

Raka menatap ke arah tas ransel mini berwarna pink yang pastinya milik wanita yang menolongnya.

"Ternyata masih ada orang baik yang mau menolongku saat aku terluka." lirih Raka.

Tidak lama kemudian, pintu ruangan terbuka dan ia melihat ada dua dokter dan empat perawat yang memeriksanya. Sementara Launa memilih menunggu di luar ruang saja. Ia tidak mau menganggu aktivitas pegawai medis untuk memberikan pelayanan pada pasiennya.

"Semoga Kak Raka tidak mengalami luka parah," ucap Launa terdengar tulus.

"Nona Launa," ucap perawat laki-laki yang berjalan mendekati dirinya.

Seketika Launa berdiri dari kursi luar ruangan dan ia menatap heran pada perawat itu.

"Iya, ada apa?"

"Nona bisa masuk ke dalam, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan oleh dokter."

"Baiklah." Launa mengikuti langkah kaki perawat yang berjalan masuk ke dalam ruang rawat Raka.

Disana Launa melihat Raka sedang diperiksa oleh dokter laki-laki bagian tulang dan dokter perempuan sedang menunggu dirinya untuk memberikan penjelasan.

"Dokter," ucap Launa yang duduk di sofa yang berhadapan dengan Dokter perempuan.

"Baiklah, saya langsung jelaskan saja berdasarkan keluhan pasien dan pemeriksaan medis. Tuan Raka mengalami patah tulang dan ada beberapa jahitan di kulitnya membutuhkan perawatan khusus. Semua biaya rumah sakit sudah lunas tapi--" perkataan Dokter perempuan bernama Misa terhenti sejenak.

Launa terlihat tidak sabar untuk menunggu penjelasan selanjutnya.

"Iya Dok, bisa dilanjutkan."

"Tapi Tuan Raka tidak memiliki orang yang menunggu dirinya di rumah sakit."

"Oh begitu, biar saya saja dok yang menunggunya. Saya tidak mempermasalahkan itu." sahut Launa.

"Baiklah." balas Dokter Misa.

Setelah membahas beberapa obat yang perlu dikonsumsi oleh Tuan Raka membuat Launa menghapal semua yang diperlukan.

Raka yang sedari tadi diam saja, tatapan matanya fokus ke arah Launa yang memiliki tanggung jawab padanya.

"Dia wanita baik dan bertanggung jawab, berbeda dengan Mita yang berpura-pura baik dan tidak tulus mencintaiku." batin Raka.

"Kak Raka makan dulu setelah itu minum obat yang diberikan oleh dokter," ucap Launa dengan mengambil nampan makanan yang diberikan oleh pelayan makanan rumah sakit untuk Raka. Ia menyerahkan nampan makanan pada Raka.

"Mau aku suapi Kak." tawar Launa dengan senyuman manisnya.

Raka menggeleng cepat, ia tidak mau memiliki hutang budi pada perempuan yang baru dikenalinya.

"Tidak perlu repot-repot, aku bisa makan sendiri."

"Kakak yakin bisa makan? Aku tidak masalah jika aku menyuapi kakak." setelah mengatakan itu Launa memberikan sendok berisi makanan untuk disuapi oleh Raka.

Raka dengan terpaksa menerima suapan makanan dari wanita muda itu.

"Terima kasih," ucap Raka disela makannya.

"Sama-sama kak." sahut Launa tersenyum. Tangannya masih menyedok makana untuk disuapi ke dalam mulut Raka.

Launa menatap wajah tampan milik Raka, entah kenapa hatinya merasa berdetak tak karuan saat Raka membalas senyumannya sekarang.

"Haduh, kenapa hatiku merasa berdisko tak karuan. Apakah rasa ini dinamakan rasa cinta pada pandangan pertama?" tanya Launa dalam hati. Ia menarik nafas dalam-dalam untuk menetralkan hatinya.

Setelah selesai menghabiskan makanan di piringnya, Launa menyerahkan minum air putih dan obat-obatan.

"Minum dulu kak," ucap Launa.

"Okey." Raka menerima gelas berisi minuman dan obat untuk di minumnya.

"Kamu tidak sekolah?" tanya Raka yang melihat baju almet kuning yang dikenakan oleh Launa.

Launa menggeleng cepat dan ia menaruh nampan makanan di atas meja.

"Hari ini tidak ada jadwal kuliah, kak." jawab Launa cepat.

"Oh begitu, Launa tinggal dimana?" tanya Raka lagi.

"Aku tinggal di kos dekat kampusku, kak. Aku anak yatim piatu, kedua orang tuaku telah meninggal. Aku berasal dari desa U dan kedatanganku kesini untuk merubah nasib hidupku agar lebih baik." jawab Launa menjelaskan pada Raka. Ia menundukkan kepalanya merasa sedih atas cobaan hidupnya.

Raka yang mendengar perkataannya merasa simpati pada kisah hidup wanita yang duduk di kursi yang berhadapan langsung dengannya.

"Ya sudah, jangan sedih lagi. Aku akan memberikanmu uang banyak untuk memenuhi kebutuhan hidupmu." lagi-lagi Launa menolak perkataan Raka, ia tidak mau kebaikannya dianggap meminta uang.

"Maaf Kak, aku tidak bisa menerima uang kakak. Kebaikanku menolong kakak bukan sekedar meminta uang tapi aku tulis menolong kakak," ucap Launa membuat Raka menghela nafas kasar.

"Kalau kamu tidak mau uangku, apa yang bisa aku berikan untuk menebus kebaikanmu?" tanya Raka pada Launa.

"Jangan terlalu dipikirkan kak, aku hanya mau kakak sembuh bisa membuatku senang." jawab Launa.

Malam harinya, Raka menyuruh Launa agar pulang ke rumah kosnya saja. Ia tidak mau terlalu merepotkan Launa pastinya merasa capek mengurusi dirinya di rumah sakit.

"Kamu pulang saja, kamu butuh istirahat untuk menjagaku. Aku bisa tinggal di rumah sakit sendiri. Nanti ada tangan kananku untuk menjagaku. Kamu pulanglah bersama supir pribadiku," ucap Raka dan Launa menggeleng cepat.

"Tidak kak, aku tidak merasa cepat apapun. Aku tetap menjaga kakak disini. Aku tidak mau tangan kanan kakak yang baru menikah merasa terganggu dengan bulan madunya."

"Sudahlah, biarkan saja tangan Kananku menjalankan tugasnya. Dia sudah aku gaji dengan jumlah fantastis."

"Tapi kak, aku tidak--" perkataan Launa dipotong oleh Raka.

"Tidak, aku mau kamu pulang. Ini ambillah uang untuk beli makan malammu. Kamu pasti lapar belum makan," ucap Raka memberikan lima lembar uang berwarna merah di hadapan Launa.

"Waduh kak, uangnya terlalu banyak untuk membeli makan malamku. Cukup satu lembar saja."

"Ambillah, tidak apa-apa. Anggap saja aku sedang bersedekah padamu."

"Baiklah kak, jika niat kakak begitu. Aku terima dan terima kasih." Launa menerima beberapa lembar uang dari tangan Raka dan dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Aku pulang dulu, assalamualaikum." pamit Launa dengan mengulurkan tangannya dan disambut oleh Raka untuk mencium tangannya. Ia sangat menghormati orang yang lebih tua darinya dan mengikuti syariat agamanya.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati di jalan." sahut Raka terdengar tulus. Ia menatap kepergian Launa yang telah hilang dari pandangannya.

Raka mengambil ponselnya untuk memeriksa hasil informasi yang diberikan oleh tangan kanannya -- Zack.

"Oh mereka pindah luar negeri untuk menghindari perbuatan jahatnya padaku. Baiklah, takkan ku biarkan kalian hidup bahagia setelah menghancurkan hidupku. Aku akan membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuaku. Sekalipun membunuh wanita yang sangat aku cintai," ucap Raka terdengar tidak main-main atas perkataannya. Merelakan orang yang menyakiti kita bukanlah jalan terbaik untuk memecahkan permasalahan. Dulu Raka pernah bersikap seperti itu tapi tidak dengan sekarang ia harus lebih berhati-hati dan merencanakan sesuatu untuk membalaskan dendamnya.

"Nyawa harus dibalas dengan nyawa." itulah prinsip hidup Raka sekarang yang tidak seperti Raka baik hati yang dulu.

Episodes
1 Part 1 Liburan di Kota X
2 Part 2 Permainan Akan Segera Dimulai
3 Part 3 Aku Tulus Mencintaimu
4 Part 4 Raka Tersiksa
5 Part 5 Raka Diselamatkan Oleh Seseorang
6 Part 6 Tolong Aku
7 Part 7 Semoga Kita Bertemu Lagi
8 Part 8 Aku Tidak Bohong
9 Part 9 Lihat Saja Nanti
10 Part 10 Indigo
11 Part 11 Nyawa Dibayar Nyawa
12 Part 12 Tolong, Jangan Tinggalkan Aku
13 Part 13 Luka Bekas Selang Infus
14 Part 14 Pulang Ke Rumah Mewah Raka
15 Part 15 Tunggu Pembalasanku!
16 Part 16 Rasa Pada Launa
17 Part 17 Semangat Launa
18 Part 18 Tunggu Aku
19 Part 19 Raka Memberi Hukuman Kecil
20 Part 20 Melindungi Nenek Melati
21 Part 21 Barang Nenek Hilang
22 Part 22 Mencari Launa
23 Part 23 Launa Mencuri Perhiasan
24 Part 24 Pelayan Wanita Bermasker
25 Part 25 Aku Punya Uang Banyak
26 Part 26 Membongkar Kasus
27 Part 27 Mengumpulkan Pengkhianat
28 Part 28 Menjaga Launa
29 Part 29 Rencana Menemui Launa
30 Part 30 Mencari Keberadaan Launa
31 Part 31 Raka Bertemu Launa
32 Part 32 Penawaran Launa Sebagai Pindah Perusahaan
33 Part 33 Datang Ke Kontrakkan Launa
34 Part 34 Maukah Kamu Menikah Denganku?
35 Part 35 Panggil Sayang Saja
36 Part 36 Raka Dan Launa Tunangan
37 Part 37 Mandi Bersama
38 Part 38 Miko?
39 Part 39 Udah Hamil Belum?
40 Part 40 Membawa Papa Rayhan Ke Rumah Sakit
41 Part 41 Penolakan Raka Berakhir Ancaman Leo
42 Part 42 Penyerangan Di Rumah Sakit
43 Part 43 Menyelamatkan Launa Di Rumah Mita Dan Leo
44 Part 44 Mari Kita Berdamai
45 Part 45 Raka Selamat
46 Part 46 Jangan Marah Sayang
47 Part 47 Kabar Buruk
48 Part 48 Berziarah Di Makan Papa Rayhan
49 Part 49 Dua Bayi Mungil
50 Part 50 Semoga Hidup Kita Selalu Bahagia
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1 Liburan di Kota X
2
Part 2 Permainan Akan Segera Dimulai
3
Part 3 Aku Tulus Mencintaimu
4
Part 4 Raka Tersiksa
5
Part 5 Raka Diselamatkan Oleh Seseorang
6
Part 6 Tolong Aku
7
Part 7 Semoga Kita Bertemu Lagi
8
Part 8 Aku Tidak Bohong
9
Part 9 Lihat Saja Nanti
10
Part 10 Indigo
11
Part 11 Nyawa Dibayar Nyawa
12
Part 12 Tolong, Jangan Tinggalkan Aku
13
Part 13 Luka Bekas Selang Infus
14
Part 14 Pulang Ke Rumah Mewah Raka
15
Part 15 Tunggu Pembalasanku!
16
Part 16 Rasa Pada Launa
17
Part 17 Semangat Launa
18
Part 18 Tunggu Aku
19
Part 19 Raka Memberi Hukuman Kecil
20
Part 20 Melindungi Nenek Melati
21
Part 21 Barang Nenek Hilang
22
Part 22 Mencari Launa
23
Part 23 Launa Mencuri Perhiasan
24
Part 24 Pelayan Wanita Bermasker
25
Part 25 Aku Punya Uang Banyak
26
Part 26 Membongkar Kasus
27
Part 27 Mengumpulkan Pengkhianat
28
Part 28 Menjaga Launa
29
Part 29 Rencana Menemui Launa
30
Part 30 Mencari Keberadaan Launa
31
Part 31 Raka Bertemu Launa
32
Part 32 Penawaran Launa Sebagai Pindah Perusahaan
33
Part 33 Datang Ke Kontrakkan Launa
34
Part 34 Maukah Kamu Menikah Denganku?
35
Part 35 Panggil Sayang Saja
36
Part 36 Raka Dan Launa Tunangan
37
Part 37 Mandi Bersama
38
Part 38 Miko?
39
Part 39 Udah Hamil Belum?
40
Part 40 Membawa Papa Rayhan Ke Rumah Sakit
41
Part 41 Penolakan Raka Berakhir Ancaman Leo
42
Part 42 Penyerangan Di Rumah Sakit
43
Part 43 Menyelamatkan Launa Di Rumah Mita Dan Leo
44
Part 44 Mari Kita Berdamai
45
Part 45 Raka Selamat
46
Part 46 Jangan Marah Sayang
47
Part 47 Kabar Buruk
48
Part 48 Berziarah Di Makan Papa Rayhan
49
Part 49 Dua Bayi Mungil
50
Part 50 Semoga Hidup Kita Selalu Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!