Leo menatap jengah pada anak perempuannya yang benar-benar matanya dibutakan oleh cinta. Bisa saja, Leo mengiyakan permintaan Mita dan menggantikannya dengan orang lain. Tapi, rasa sakit hati yang teramat dalam yang membuat ia benar-benar dendam pada keturunan wanita yang sangat ia cintai. Apapun ia lakukan termasuk menjadikan anak yang tak diharapkannya menjadi tumbal hasil persekutuannya dengan iblis penjaga kuil.
"Terserah, aku tidak perduli dengan keinginanmu. Aku hanya ingin melakukan rencana kita untuk melenyapkan pria ingusan itu," ucap Leo sambil mengarahkan jari telunjuknya pada Raka.
"Jika kamu tidak berhasil melakukan ritual penemuan benda keramat itu, maka aku pastikan kamu yang akan hidup sial dan sengsara seumur hidup. Camkan itu!" ancam Leo terdengar menakutkan dan Mita berusaha memejamkan kedua bola matanya.
"Aku akan menyajikan sesajen itu untuk memulai ritual pemanggilan roh jahat yang dimana kamu akan mempertaruhkan nyawamu dalam menemukan benda keramat itu. Jika kamu berhasil mendapatkan benda kalung permata emas itu maka kamu akan hidup bergelimang harta, tahta dan kecantikan yang abadi selamanya dan sebaliknya. Jika kamu tidak dapat menemukan benda itu selama dua puluh menit maka bersiap-siaplah menjadi budak roh jahat itu." setelah mengatakan itu, Leo melangkah keluar dari ruangan itu.
Sementara Mita tampak frustasi dengan keegoisan ayahnya yang selalu menuntutnya hal-hal yang mistis.
"Aku akan menemukannya, tapi, darimana aku akan memulainya." Mita tampak berpikir keras dan ia menatap pria yang selama ini selalu berada di sampingnya baik dalam keadaan senang maupun susah.
Mita berusaha membenci Raka hingga sebuah kesalahan fatal yang dimana Raka sedang memeluk sepupunya sendiri di saat acara ulang tahunnya. Sakit, sangat menyakitkan saat diingat oleh Mita. Apalagi, Mita mendengarkan bahwa Arka tidak pernah mencintainya tapi kenapa selama ini ia memperlakukan Mita istimewa? Mita benar-benar kecewa dan ia mengepalkan kedua tangannya yang berada di ujung bajunya.
"Jangan harap kamu akan lepas dariku, Raka." Mita mengepalkan kedua tangannya di ujung bajunya.
"Aku akan membalas semua rasa sakit hatiku padamu, cinta tulusku memudar setelah kau balas dengan pengkhianatan. Hahaha... Aku akan menyakitimu," ucap Mita dingin dan Raka mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Sepertinya, Mita sedang salah paham, aku tidak ingin melukainya. Aku tulus mencintainya, aku ingin selalu bersamanya kecuali ia tersangkut paut dalam tragedi pembunuhan kedua orang tuaku." batin Raka.
"Mita, jangan melakukan itu. Sadarlah, kamu menyakitiku, aku tulus mencintaimu." Perkataan Raka membuat Mita gelap mata. Lihatlah, Arka salah memilih kata hingga perkataannya menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Mita mengambil pisau lipat dari saku celananya. Mita sengaja membawa pisau lipat itu untuk melindungi dirinya dari bahaya yang sedang ia hadapi saat ini.
"Sebelum ajal menjemputmu, biarkan aku memberikan ukiran manis di lengan tanganmu." Mita tersenyum miring dan penuh arti pada Raka. Lantas, ia langsung menarik lengan Raka dan memulai aksi kejamnya yaitu mulai menusukkan ujung pisau kearah tangan Raka hingga pemilik tangan itu berteriak kesakitan.
"Akkk... Hentikan Mita! Cukup sampai disini saja!" pekik Raka tapi diabaikan oleh Mita.
Raka berusaha melawan Mita dengan tangan kirinya untuk menangkis pisau yang mengenai tangannya. Sungguh, darah segar mengalir semakin deras dan itu yang membuat Raka wajib berhati-hati pada Mita yang selama ini memiliki ciri-ciri seorang psikopat.
"Mita! Tolong hentikan jiwa psikopatmu atau ku biarkan cinta tulusku memudar atas perbuatanmu."
"Hahaha... Perduli kah aku tentang itu. Aku hanya ingin kamu tersiksa lebih dulu hingga kamulah yang memintaku untuk membunuhmu." tatapan Mita bak iblis dan siap menerkam Raka yang menjerit kesakitan saat Mita menebas tangan kirinya hingga meninggalkan sobekan kulit yang besar.
Mita terus mengukir lengan tangan kanan Raka hingga ukiran itu tertuliskan “Cinta tulusku memudar" sungguh Mita sangat kejam dan tak punya perasaan.
Lihatlah, Raka sudah tak tahan lagi menahan rasa sakit yang luar biasa. Ingin melawan pun percuma, malahan, yang ada Mita semakin kejam menyiksanya. Melihat, tubuh Raka mulai melemah. Barulah, Mita menghentikan aksi kejamnya.
"Sempurna." Mita tersenyum puas saat melihat mahakaryanya terukir sempurna di lengan tangan Raka.
Mita menghapus percikan darah yang mengenai bajunya dan ia melipat lengan bajunya hingga ia melupakan perintah dari ayahnya.
"Apa? Tinggal lima menit lagi untuk mendapatkan benda keramat itu." Mita benar-benar terkejut saat melihat waktu yang tinggal sedikit lagi untuk mencapai kesempatan emas.
"Aku harus menemukannya." lirih Mita pelan. Mita mulai mencari-cari ke sekeliling ruangan dan ia tak perduli dengan berbagai tikus yang ada di sekitarnya.
Raka yang berusaha bertahan dan tidak ingin mati sia-sia, ia berusaha melepaskan ikatan borgor di kedua kakinya.
"Awww!" pekik Raka saat menggerakkan tangannya.
"Aku harus bebas dari sini dan tak ku biarkan kalian hidup bahagia. Mita, kau telah menyakitiku. Aku tahu kamu bukan dalang dibalik kematian kedua orang tuaku. Tapi, aku sungguh kecewa dengan perlakuanmu padaku. Ku biarkan cinta tulusku memudar. Ku biarkan dendam itu datang dengan semestinya," ucap Raka memantapkan hati untuk membalaskan dendam lama yang tak pernah ia mulai.
Raka memejamkan kedua matanya dan ia mengeluarkan tenaga dalamnya untuk melepaskan ikatan borgol di kedua kakinya. Raka membacakan mantra yang pernah ia pelajari. Hingga, kedua kakinya terlepas dari borgol itu. Arka benar-benar senang dengan ilmu turun temurun yang diwarisinya. Walaupun, ia tidak ingin meneruskan ilmu dari nenek moyangnya. Justru, ia akan melakukan itu demi kebaikan.
"Aku tidak bisa memilih dengan siapa yang aku cintai, tapi, aku berhak bahagia atas ketulusan cintaku di sia-siakan. Jangan salahkan aku, memperlakukanmu seperti kamu memperlakukan diriku, karena aku benar-benar kecewa atas keputusanmu," ucap Raka tegas.
Raka berjalan keluar dari ruangan itu, ia harus mencari wanita yang pernah sangat ia cintai.
"Ternyata rasa cinta dan benci itu posisinya beda tipis, aku pun merasakannya." batin Raka. Raka melihat dari kejauhan punggung seorang wanita yang sibuk mengobrak-abrikkan ruangan itu.
Mita yang berusaha mencari kesana kemari benda keramat itu, akhirnya, ia berhasil menemukannya.
"Akhirnya, aku berhasil menemukannya tepat waktu." Mita tersenyum bahagia melihat benda kalung permata emas itu.
Tidak lama kemudian, ayah Leo datang dan berjalan menghampiri Mita.
Mita yang merasa ada seseorang yang berjalan mendekatinya, ia menoleh ke samping yang ternyata ayah Leo datang menjemputnya.
"Ayah, aku berhasil menemukannya. Akhirnya, kita tetap tetap kaya raya," ucap Mita dan Leo langsung merebut kalung permata emas itu dari genggaman tangan Mita.
Brug!
Mita terjatuh di atas lantai saat Leo berhasil merebut kalung itu dan mendorong Mita agar menjadi tumbalnya juga.
"Bukan kita, tapi hanya aku saja yang berhak kaya dan aku tidak ingin hidup bersamamu dan ibumu lagi. Hahaha..." Leo tertawa puas atas keberhasilannya yang menipu anak yang tak diharapkannya lahir di dunia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments