Raka terlihat sibuk dengan sekumpulan berkas hasil saham dari perusahaannya. Ia juga memeriksa laporan hubungan kerjasama MOU antara perusahaan lain. Ia membaca secara teliti untuk memahami prosedur kerjasama dan hasil tanam perusahaan.
"Menarik, aku suka dengan kerjasama perusahaan Desainer. Tapi, apa CEO di perusahaannya merasa tidak rugi untuk menyerahkan keuntungan 80% untuk perusahaanku dan 20% untuk perusahaannya. Biasanya bagi hasil 50%:50% tapi tidak dengan perusahaan Desainer." lirih Raka dengan memeriksa berkas indentitas perusahaan.
"Aneh, kenapa Nama CEO dirahasiakan? Apa ada sesuatu yang disembunyikan?" tanya Raka dalam hati. Ia menaruh berkas map di atas meja lalu ia memanggil tangan kanannya.
"Zack!" panggil Raka.
"Iya Tuan," ucap Zack dari luar pintu lalu terdengar ketukan pintu dari seseorang.
"Masuk saja Zack!" ucap Raka dan Zack langsung membuka pintu untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" ucap Zack yang telah menghentikan langkah kakinya di hadapan Raka.
"Bisa kamu jelaskan identitas CEO perusahaan Desainer yang ingin mengajukan kerjasama dengan perusahaanku?" tanya Raka.
"Bisa Tuan, saya mohon izin menjelaskan bahwa hasil yang saya dapatkan dari tangan kanannya -- Aura. Si CEO perusahaan sedang dirawat di rumah sakit dan semua aktivitas perusahaan dipercayakan sama Aura." jawab Zack menjelaskan sesuai hasil interogasinya pada Aura.
Raka hanya menghela nafas kasar saat tangan kanannya kurang mengerti keinginannya.
"Iya, saya mengerti kalau CEO Perusahaan Desainer sedang sakit. Maksud saya, siapa nama CEO perusahaan Desainer yang ingin mengajukan kerjasama dengan perusahaan saya? Jika Aura itu tangan kanannya, bisa saja dia memberitahu siapa atasannya dan kenapa merahasiakan identitas pemiliknya?" tanya Raka masih menahan emosinya yang sedikit labil.
Zack menunduk takut karena terkena amukan dari Tuan Raka. Ia juga merasa binggung dengan sikap tangan kanan dari perusahaan Tekstil itu. Mulai dari dirinya bertanya baik-baik hingga bersifat memaksa. Masih saja, Aura tidak mau memberikan jawaban yang benar untuk dirinya. Hasilnya ia kena tanya habis-habisan oleh Tuan Raka.
"Maaf Tuan, saya sudah berusaha untuk bertanya baik-baik pada tangan kanannya -- Aura. Tapi, dia seolah-olah menutupi atasannya dan saya rasa ada sesuatu yang disembunyikan." jawab Zack cepat.
"Lalu, kalau sudah tahu ada yang tidak beres kamu hanya diam saja, begitu? Menunggu saya marah-marah baru mencari informasi tentang identitasnya?" Raka menatap tajam ke arah Zack yang terasa takut.
"Saya sudah mencari informasi tentang CEO perusahaan Desainer, hasilnya nihil Tuan. Di website resmi hanya tertera program kerja dan saya mencoba meretas data internal perusahannya itu tidak berhasil, Tuan. Perusahaannya kuat memiliki bidang IT yang lebih canggih dan tak bisa tersaingi." jawab Zack takut-takut.
Raka terdiam sejenak, ia berpikir sejenak atas perkataan tangan kanannya. Sehebat itukah perusahaan Tekstil menjaga identitas internal perusahaannya? Sehingga sang peretas data internal tidak mampu mendapatkan data internal perusahaan.
"Baiklah, jika memang benar perusahaan Tekstil memiliki IT kuat dan tak tersaingi. Maka cari karyawan baru yang pintar di bidang IT untuk mengamankan data internal perusahaan karena aku tidak mau ada heacker tak bertanggung jawab untuk menghancurkan perusahaan," ucap Raka terdengar serius di indera pendengaran Zack.
"Iya Tuan, saya akan mencarikan karyawan yang bisa diandalkan dan apakah saya akan ditendang dari perusahaan karena belum berhasil mendapatkan data internal?" tanya Zack pelan karena ia membutuhkan kepastian agar tidak kehilangan pekerjaan.
Raka menyerhitkan keningnya merasa heran dengan pertanyaan Zack.
"Zack, apa kamu tidak punya logika untuk berpikir positif sedikit? Saya tidak pernah mengatakan akan memecatmu dari perusahaan. Kamu sudah saya anggap adik sendiri dan saya tidak sejahat yang kamu pikirkan untuk menghilangkan mata pencaharian orang lain. Belum tentu juga saya mendapatkan karyawan baik, jujur bekerja dan dapat diandalkan seperti kamu. Jangan lemah hati dulu, saya berkata jujur. Kamu bisa meningkatkan keahlianmu di bidang IT agar tidak kecolongan oleh heacker." Raka menjelaskan panjang lebar pada Zack agar tidak patah semangat dalam bekerja.
Zack yang mendengar perkataan Tuan Raka, kedua bola matanya berkaca-kaca karena tersentuh atas pujian Tuan Raka.
"Terima kasih Tuan Raka atas pujiannya, aku akan meningkatkan keahlianku dan tidak mengecewakan Tuan Raka lagi."
"Okey, saya pegang kata-katamu itu. Lain kali, kamu perlu melakukan seleksi ketat untuk perusahaan yang ingin melakukan kerjasama dengan perusahaan saya. Berkas kerjasama dari perusahaan Desainer ini kamu buang saja, saya menolak untuk melakukan kerjasama apabila tidak memberikan data detail mengenai CEO perusahaan." Raka menyerahkan map biru berisi berkas pengajuan kerjasama dari perusahaan Desainer.
Zack yang menerima map biru itu ia menatap heran pada Tuan Muda Raka.
"Tuan, Apa Tuan beneran mau menolak kerjasama ini? Saya sedikit membaca penawaran hasil tanam saham banyak menguntungkan perusahaan. Apa tidak mau ditahan dulu sebelum mendapatkan kejelasan dari perusahaan Desainer?" tanya Zack memastikan.
Raka langsung menggeleng cepat.
"Tidak, saya tidak pernah merasa dirugikan. Lebih baik saya kehilangan satu rekan bisnis yang menawarkan hasil tanam saham banyak keuntungan daripada kehilangan citra baik perusahaan saya yang sembarangan menerima perusahaan tidak jelas asal-usulnya." jawab Raka mantap.
"Baik Tuan, saya setuju atas keputusan Tuan. Kalau begitu, saya permisi dulu." pamit Zack undur diri di hadapan Raka.
Raka yang melihat kepergian tangan kanannya -- Zack. Ia menyenderkan tubuhnya diatas kursi kebesarannya. Kedua bola matanya dipejamnya sejenak untuk menenangkan pikirannya yang berkelana.
"Kenapa sedari tadi aku selalu memikirkan Launa? Walaupun aku tidak kehilangan fokus pekerjaanku untuk memeriksa hasil saham perusahaan dan kerjasama perusahaan, aku tetap memikirkan Launa." Raka membuang nafasnya dengan kasar.
"Oh Launa, apa yang kamu lakukan padaku? Sehingga aku tidak ingin jauh-jauh dari dirimu. Hanya satu bulan lebih saja aku merasa nyaman akan kehadiranmu. Kenapa semudah itu aku memberikan hatiku pada wanita yang baru ku kenal?" Raka mengambil polpen dan ia memutar polpennya untuk dimainkannya saat sedang stress.
"Apakah Tuhan menghadirkan Launa sebagai wanita pengganti Mita yang mengkhianati cintaku? Apa Launa yang menjadi jodohku?" Raka tampak gelisah dengan berbagai pertanyaan di pikirannya.
"Jika memang Launa jodohku, lama sekali jodohku lahir? Aku sudah lulus S2 dan sukses dengan memiliki perusahaan perusahaan terkaya pertama di bidang Tekstil di kota Z.di usia 28 tahun. Tapi, apa boleh buat tidak masalah laki-laki lebih tua dari wanita. Sebab, lelaki yang akan menjadi pemimpin rumah tangga dan membimbing istri agar sama-sama masuk surga." Raka melanjutkan aktivitasnya untuk memeriksa laporan kerjasama perusahaan lain yang akan disetujuinya dan melakukan pertemuan rapat antar perusahaan.
"Tunggu aku, Launa. Aku akan cepat-cepat pulang hari ini untukmu," ucap Raka terdengar serius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments