Part 3 Aku Tulus Mencintaimu

"Ayah, kenapa harus aku melakukannya? Jelaskan padaku agar aku tahu alasan ayah agar menyuruhku untuk mendekati pria tampan di foto itu?" tanya Mita saat berusia 14 tahun sambil mengarahkan jari telunjuknya menuju ke sebuah foto yang menampilkan keluarga kecil berisi kedua orang tua dan pria muda seumuran dirinya.

Leo mensejajarkan tubuhnya agar dapat berhadapan langsung dengan anak perempuannya.

"Mita, ayah yakin kamu bisa melakukannya untuk melancarkan usaha ayah tidak bangrut lagi." Leo menatap anak perempuannya yang meragukan keputusannya.

"Apa kamu mau hidup miskin dan dihina oleh teman-teman sekolahmu?" tanya Leo dan Mita langsung menggeleng cepat.

"Bagus, kalau begitu, kamu harus membantu ayah untuk melenyapkan pria yang berani mengusik kesuksesan ayah. Bila perlu, kamu siksa dia sepuas hati sebelum ajal menjemputnya." Perkataan itu akan selalu menjadi motivasi Mita agar tidak melupakan misinya. Mita yang saat ini berpenampilan culun dengan rambut panjangnya diikat kepang dan kacamata bulat dikenakannya sungguh menjadi sorotan perhatian teman-temannya yang memperlakukannya seenak jidatnya.

"Ternyata tidak sia-sia perjuanganku selama ini, menahan cacian, hinaan dari teman seangkatanku untuk membenciku. Tapi, rasa simpatimu membuat aku mudah untuk meneruskan rencanaku." Kata Mita dalam hati.

"Oh iya, untuk mengenai bangunan yang pernah kamu ceritakan padaku, yang dimana dulu pernah menjadi kuil tua itu. Aku iseng-iseng membaca semua artikel lengkap tentang sejarah masa penjajahan terdapat sebuah benda keramat yang dihuni oleh roh jahat. Semua bermula atas keserakahan manusia di masa penjajahan yang ingin menguasai harta dan kekayaan dunia. Benda keramat itu berbentuk kalung permata emas dan benda itu terlahir dari 7 kesalahan manusia," ucap Mita sedikit menjelaskan pada Raka.

"Lalu, kamu percaya dengan omong kosong yang belum jelas dengan kenyataannya?" ucap Raka yang telah memposisikan dirinya agar menghadap ke arah Mita.

"Sebenarnya, aku tidak begitu mempercayainya. Itu seperti kejadiaan mustahil dan tidak masuk akal. Tapi, aku mulai tertarik dengan tulisan di buku bersejarah yang dimana aku membaca adanya rasa keserakahan diri membuat seseorang saling bertengkar antar saudara dan saling membunuh satu sama lain. Bukan itu saja, orang yang memihak menjadi pemenang menyumbangkan saudara yang mati untuk dijadikan tumbal di kuil dan dibiarkan mayatnya membusuk di dalam kuil itu. Hadirnya pemerkosaan secara brutal, menyiksa orang-orang tak bersalah, menghukum orang tanpa kesalahan, hingga peledakan bom atom secara mendadak hingga semua penduduk hilang di kota X di masa itu. Dari orang-orang tak bersalah dibangkitkan sukmanya untuk dijadikan sebuah benda keramat dari iblis yang puas dengan syarat-syarat yang memenuhi keinginannya dan siapapun yang berani menemukan benda keramat itu maka iblis akan mengabulkan semua permintaannya." jelas Mita panjang lebar.

"Sehingga, muncullah Tabib yang membawa istri dan kedua anaknya untuk tinggal di kota X itu dan berhasil meleraikan pertikaian itu. Saat itulah perdamaian dimulai dan aku mulai tertarik untuk berkunjung di tempat itu." Mita tersenyum manis di depan Raka dan Raka langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Aku tidak setuju, untuk apa kita kesana? Anggap saja, jika berhasil menemukan benda itu. Lalu, apakah kamu akan bertapa selama lima hari lima malam agar iblis itu mau mengabulkan permintaanmu?" ucap Raka memastikan.

"Jika itu benar nyata, aku ingin memilikinya agar keinginanku selama ini tercapai. Bila perlu, aku ingin pindah ke alam gaib agar dapat bertemu kedua orang tuaku." lanjut Raka terlihat sendu dan ia benar-benar merindukan kedua orang tuanya.

"Itu memang nyata, aku pun ingin memilikinya untuk memenuhi obsesiku agar tetap hidup kaya dan bahagia." celetuk Mita.

"Kamu tahu itu seperti cerita dongeng yang dikutuk oleh penyihir jahat agar mendapatkan tumbal sebagai cara membebaskan penyihir untuk mengelabui orang-orang yang tak bersalah. Kamu harus berhati-hati, jangan mudah mempercayai hal-hal yang tak pasti karena kamu harus lebih hati-hati banyak pembenci yang berusaha menyakitimu." Raka menatap Mita yang sulit diartikan.

Mita menatap kedua bola mata malas ke arah Raka yang selalu memperingatinya dengan kata-kata yang sama.

"Sudahlah, aku tidak ingin membahas soal pembenci. Aku kesini ingin pergi berlibur dan menenangkan diriku agar tidak ada yang berani..." perkataan Mita semakin lama semakin kecil dan Raka merasakan dirinya benar-benar mengantuk. Akhirnya, Raka membiarkan dirinya tertidur nyenyak.

Mita tersenyum puas saat obat yang ia masukkan ke dalam botol minuman kopi telah beraksi. Ia tinggal melanjutkan rencana selanjutnya.

"Ketika cinta tulusku memudar itu saatnya kita sudah berubah menjadi musuh." Bisik Mita pelan di telinga Raka.

Sementara Raka yang berada di alam mimpinya, ia berada di sebuah ruangan terang. Disana, ia melihat ada kedua orang tuanya yang menyambut kedatangannya.

"Nak, kenapa kamu menyusul kami? Pergilah, disini bukan tempatmu. Kamu berhak melanjutkan hidupmu untuk melindungi Nenek Melati dan keluarga besar kita dari jeratan iblis milik Leo. Hanya kamu yang menjadi harapan kami untuk memutuskan permusuhan itu. Bangunlah, jangan biarkan tubuhmu menjadi tumbal dari benda keramat itu, ayah dan ibu tidak ingin sukma-mu melayang ke udara tanpa kamu hidup tenang." Ayah Kenzo berusaha mengusir Raka agar tidak melanjutkan langkah kakinya.

"Ayahmu benar, nak, kamu harus berjuang untuk masa depanmu yang cerah." Ibu Riski tersenyum tulus melihat Raka terlihat sedih melihat ayah dan ibunya menolak dirinya agar ikut bersama mereka.

"Tapi, ayah... Ibu. Aku ingin ikut bersama kalian. Aku lelah untuk menangkis ilmu jahat itu. Biarkan aku melepaskan rinduku untuk tetap bersama kalian sejenak." perkataan Raka dibalas gelengan ayah Kenzo.

"Tidak, ayah dan ibu tidak setuju. Pergilah dari sini dan ayah berpesan untuk selalu membaca ayat suci leluhur kita dalam menangkis ilmu hitam itu." pesan singkat itu terasa nyata.

Raka terbangun dari alam mimpinya. Hal pertama yang Raka lihat saat ia melihat sebuah pencahayaan remang-remang di sebuah bangunan asing dan terbengkalai. Raka mengamati di sekelilingnya yang benar-benar asing dan banyak patung. Apalagi, Raka mendengarkan samar-samar suara yang sangat familiar di pendengarannya.

"Aku berhasil membawanya di kuil, ayah. Lalu, apa yang akan kita lakukan?" ucap suara wanita yang bertanya pada seseorang.

"Kita akan melakukan acara ritual pemanggilan roh jahat, persiapkan sesajen makanannya agar kita mendapatkan keuntungan besar dari pria itu sebagai tumbal kita." sahut suara berat pria dan Raka dapat mengenali suara itu.

"Sudahkah kamu mempersiapkan kopi pahit, rujak roti pisang, sareh, gula merah, ayam merah, bunga melati, sisir, kaca, sirih untuk kemenyan roh jahat itu?" tanya Leo panjang lebar pada anak perempuannya agar memastikan semuanya berjalan dengan sempurna.

"Sudah ayah, aku letakkan semua sesajen itu di ruang tengah kuil." jawab Mita cepat.

"Apa? Aku sekarang berada di kuil dan aku terperangkat dalam jeratan Uncle Leo?" gumam Raka terkejut. Raka baru menyadari tempat yang ia tempati saat ini. Tempat yang akan menjadi saksi bahwa dirinya sebagai tumbal atas obsesi Uncle Leo yang ingin memiliki kekayaan banyak dan ingin menguasai dunia.

"Hentikan! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku pastikan kalian akan menyesal menyakiti aku yang tidak bersalah pada kalian!" ucap Raka berteriak keras.

Sehingga, Mita dan Leo menatap ke arah ruangan Raka yang sedang disekap. Leo langsung mendobrak pintu itu dan ia memberikan tatapan tajam bak elang menuju ke arah Raka.

"Jangan mimpi kamu! Aku pastikan kamu akan membusuk di tempat ini!" ucap Leo dingin.

"Benar, pria bodoh seperti dirimu tidak pantas hidup apalagi bersanding denganku. Pria mantan playboy dan suka mengkhianatiku atas cinta semu mu itu. Jangan harap aku membiarkan dirimu lolos dari jeratan kami, hahaha..." tawa Mita menggelegar ke seluruh ruangan bangunan kuil.

Raka yang mendengar perkataan Mita, ia mengepalkan kedua tangannya. Ia ingin memberikan pukulan bertubi-tubi pada kedua manusia menyerupai iblis tapi sayangnya kedua kakinya di borgor. Raka mengetahui dirinya sedang terbaring di atas brankas tidur dengan kedua kaki di borgor membuat dirinya sulit untuk bergerak. Raka berusaha mencari celah untuk melepaskan diri tapi hasilnya nihil.

"Bagaimana aku bisa melepaskan diri? Sedangkan, borgor ini semakin aku memberontak maka semakin kuat borgor itu mengikat kedua kakiku." batin Raka.

Raka menahan amarahnya dan ia berusaha menetralkan pikirannya agar dapat mencari jalan keluar. Raka menatap sendu menuju ke

arah Mita dan berhasil membuat Mita tidak tega untuk menyakiti Raka.

"Mita, aku mohon tolong lepaskan aku. Aku tulus mencintaimu, aku menerima semua kekuranganmu. Ku mohon bujuk ayahmu untuk tidak menjadikan aku sebagai tumbalnya. Agar aku dapat hidup bersamamu dan hidup bahagia," ucap Raka terdengar tulus di pendengaran Mita.

Mita seolah-oleh tersadar dari pengaruh bisikan kotor dari ayah Leo. Kedua bola mata Mita yang awalnya menatap benci ke arah Raka telah berubah menjadi tatapan penuh cinta.

"Ayah, ku mohon lepaskan Raka. Dia tidak bersalah dan biarkan dia hidup bersamaku." pinta Mita pada ayah Leo.

Sontak saja, dada Leo memanas dan rahangnya mengeras menatap ke arah anak perempuannya.

"Apa maksudmu, Mita? Kau menyuruh ayah untuk melepaskan anak dari musuh bisnis ayah. Bisakah kamu sedikit cerdas untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk!" bentak Leo keras.

"Ayah, aku tulus mencintainya," ucap Mita pada ayah Leo.

Episodes
1 Part 1 Liburan di Kota X
2 Part 2 Permainan Akan Segera Dimulai
3 Part 3 Aku Tulus Mencintaimu
4 Part 4 Raka Tersiksa
5 Part 5 Raka Diselamatkan Oleh Seseorang
6 Part 6 Tolong Aku
7 Part 7 Semoga Kita Bertemu Lagi
8 Part 8 Aku Tidak Bohong
9 Part 9 Lihat Saja Nanti
10 Part 10 Indigo
11 Part 11 Nyawa Dibayar Nyawa
12 Part 12 Tolong, Jangan Tinggalkan Aku
13 Part 13 Luka Bekas Selang Infus
14 Part 14 Pulang Ke Rumah Mewah Raka
15 Part 15 Tunggu Pembalasanku!
16 Part 16 Rasa Pada Launa
17 Part 17 Semangat Launa
18 Part 18 Tunggu Aku
19 Part 19 Raka Memberi Hukuman Kecil
20 Part 20 Melindungi Nenek Melati
21 Part 21 Barang Nenek Hilang
22 Part 22 Mencari Launa
23 Part 23 Launa Mencuri Perhiasan
24 Part 24 Pelayan Wanita Bermasker
25 Part 25 Aku Punya Uang Banyak
26 Part 26 Membongkar Kasus
27 Part 27 Mengumpulkan Pengkhianat
28 Part 28 Menjaga Launa
29 Part 29 Rencana Menemui Launa
30 Part 30 Mencari Keberadaan Launa
31 Part 31 Raka Bertemu Launa
32 Part 32 Penawaran Launa Sebagai Pindah Perusahaan
33 Part 33 Datang Ke Kontrakkan Launa
34 Part 34 Maukah Kamu Menikah Denganku?
35 Part 35 Panggil Sayang Saja
36 Part 36 Raka Dan Launa Tunangan
37 Part 37 Mandi Bersama
38 Part 38 Miko?
39 Part 39 Udah Hamil Belum?
40 Part 40 Membawa Papa Rayhan Ke Rumah Sakit
41 Part 41 Penolakan Raka Berakhir Ancaman Leo
42 Part 42 Penyerangan Di Rumah Sakit
43 Part 43 Menyelamatkan Launa Di Rumah Mita Dan Leo
44 Part 44 Mari Kita Berdamai
45 Part 45 Raka Selamat
46 Part 46 Jangan Marah Sayang
47 Part 47 Kabar Buruk
48 Part 48 Berziarah Di Makan Papa Rayhan
49 Part 49 Dua Bayi Mungil
50 Part 50 Semoga Hidup Kita Selalu Bahagia
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1 Liburan di Kota X
2
Part 2 Permainan Akan Segera Dimulai
3
Part 3 Aku Tulus Mencintaimu
4
Part 4 Raka Tersiksa
5
Part 5 Raka Diselamatkan Oleh Seseorang
6
Part 6 Tolong Aku
7
Part 7 Semoga Kita Bertemu Lagi
8
Part 8 Aku Tidak Bohong
9
Part 9 Lihat Saja Nanti
10
Part 10 Indigo
11
Part 11 Nyawa Dibayar Nyawa
12
Part 12 Tolong, Jangan Tinggalkan Aku
13
Part 13 Luka Bekas Selang Infus
14
Part 14 Pulang Ke Rumah Mewah Raka
15
Part 15 Tunggu Pembalasanku!
16
Part 16 Rasa Pada Launa
17
Part 17 Semangat Launa
18
Part 18 Tunggu Aku
19
Part 19 Raka Memberi Hukuman Kecil
20
Part 20 Melindungi Nenek Melati
21
Part 21 Barang Nenek Hilang
22
Part 22 Mencari Launa
23
Part 23 Launa Mencuri Perhiasan
24
Part 24 Pelayan Wanita Bermasker
25
Part 25 Aku Punya Uang Banyak
26
Part 26 Membongkar Kasus
27
Part 27 Mengumpulkan Pengkhianat
28
Part 28 Menjaga Launa
29
Part 29 Rencana Menemui Launa
30
Part 30 Mencari Keberadaan Launa
31
Part 31 Raka Bertemu Launa
32
Part 32 Penawaran Launa Sebagai Pindah Perusahaan
33
Part 33 Datang Ke Kontrakkan Launa
34
Part 34 Maukah Kamu Menikah Denganku?
35
Part 35 Panggil Sayang Saja
36
Part 36 Raka Dan Launa Tunangan
37
Part 37 Mandi Bersama
38
Part 38 Miko?
39
Part 39 Udah Hamil Belum?
40
Part 40 Membawa Papa Rayhan Ke Rumah Sakit
41
Part 41 Penolakan Raka Berakhir Ancaman Leo
42
Part 42 Penyerangan Di Rumah Sakit
43
Part 43 Menyelamatkan Launa Di Rumah Mita Dan Leo
44
Part 44 Mari Kita Berdamai
45
Part 45 Raka Selamat
46
Part 46 Jangan Marah Sayang
47
Part 47 Kabar Buruk
48
Part 48 Berziarah Di Makan Papa Rayhan
49
Part 49 Dua Bayi Mungil
50
Part 50 Semoga Hidup Kita Selalu Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!