Part 10 Indigo

Raka berusaha memejamkan kedua bola matanya saat seseorang melangkah mendekati dirinya. Raka mengatur deru napasnya menjadi pelan disaat wanita itu sudah duduk disamping kasur rumah sakit.

“Kak Raka, maafkan aku mengusik tidurmu atas suara cempreng temanku itu. Pasti kakak merasa tidak nyaman. Sekali lagi, aku minta maaf kak,” ucap Launa dengan menundukkan kepala, ia merasa tidak enak hati atas perbuatan teman satu kelasnya di kampus itu membuat kondisi Kak Raka terganggu.

Raka yang mendengarnya dapat memahami dan mengerti atas permintaan Launa pada dirinya. Kebisingan belaka yang mengisi seluruh ruang rawatnya bukan salah Launa melainkan teman gak ada akhlak.

“Aku tidak akan menyalahkanmu untuk hal ini, temanmu yang bertingkah aneh gak punya otak dan aku mengerti itu. Tapi, ngomong-ngomong kok wanita ini tahu sih namaku?” tanya Raka dalam hati.

“Oh ya Kak Raka, aku sudah menelpon orang tua kakak tapi sepertinya mereka masih dalam perjalanan. Jangan merasa binggung ya kak, kenapa aku tahu nama kakak. Ada beberapa dokter yang mengenali kakak yang mengatakan nama kakak Raka.” jelas Launa panjang lebar dihadapan tubuh lemah yang terpasang alat bantu medis.

“Kenapa dia tahu isi hatiku? Apa dia anak indigo yang bisa membaca pikiran?” berbagai pertanyaan hadir mengelilingi pikiran Raka.

“Benar kak, aku rasa termasuk anak indigo. Aku bisa mendengar isi hati kakak. Jangan takut kak, aku tidak jahat. Aku korban pembully-an di sekolah.” mendengar perkataan Launa membuat Raka membuka kedua bola matanya.

Raka memberikan tatapan intens menuju kearah Launa yang membalas tatapan dirinya dengan tatapan sendu.

“Siapa kamu?” tanya Raka dengan suara lemahnya.

Launa tersenyum tulus saat mendengar pertanyaan Kak Raka.

“Perkenalkan kak, nama aku Launa Melodi, kakak bisa memanggilku Launa. Aku yang menolong kakak membawa ke rumah sakit dan meminta pertanggung-jawaban dari pak supir bus yang ingin melarikan diri.” jawab Launa jujur.

“Terima kasih.” sahut Raka.

“Sama-sama kak.” Launa melihat Kak Raka yang ingin bangun dari posisi berbaringnya.

“Kak, jangan bergerak apalagi bangun. Nanti alat medisnya terlepas dan berdarah lagi.” Launa mencegah Kak Raka dengan menahan tubuhnya.

Raka yang merasa tubuhnya masih terasa lemah apalagi melawan tangan Launa yang menahan tubuhnya. Akhirnya, ia mengalah saja dan kembali berbaring diatas kasur rumah sakit. Raka menoleh kearah Launa yang merapikan selimut dan alat bantu pernapasan yang hampir terlepas.

“Kenapa kamu menolongku? Apa kamu ada niat jahat padaku?” pertanyaan Raka berhasil membuat aktivitas Launa yang merapikan alat medis yang melekat ditubuh Raka langsung terhenti. Launa menoleh kearah Kak Raka dengan menyerhitkan keningnya merasa binggung.

“Aku ingin berbuat baik dan aku tidak meminta imbalan apapun atas kebaikanku dan aku tidak berniat jahat apapun sama kakak. Aku sungguh tulus menolong kakak.” balas Launa dengan tatapan sendunya.

Raka merasa tidak percaya, ia mulai menelisik kedua bola mata Launa untuk mencari kebohongan tapi tidak ada. Ia masih tidak percaya akan hal ini dan selamanya tidak percaya.

“Benarkah kamu tulus menolongku?” tanya Raka dibalas anggukan cepat oleh Launa.

“Sekalipun aku pengusaha terkaya didunia, kamu tidak meminta imbalan apapun?” tanya Raka lagi.

“Tidak sama sekali, aku tidak ingin mengharapkan imbalan apapun. Aku ikhlas menolong orang yang membutuhkan.” jawab Launa mantap.

Raka hanya tersenyum tipis membalas perkataan Launa.

“Baiklah, terima kasih atas kebaikanmu. Aku akan memberikan 1 milyar untukmu sebagai bonus kebaikanmu yang sudah menolong dan menjagaku di rumah sakit.”

“Tidak kak, aku ikhlas menolong kakak. Kakak tidak usah memberiku uang sebanyak itu. Aku tahu aku hidup dengan serba berkecukupan dan aku tidak boleh meminta imbalan atas apapun yang aku tolong pada orang.”

Mendengar tolakan halus dari Launa membuat Raka menghela nafas kasar.

“Aku memberimu uang karena aku tulus membantumu, aku juga tidak ingin berhutang budi padamu,” ucap Raka menatap intens menuju kearah Launa.

“Jangan terlalu dipikirkan kak, aku tidak menuntut apapun. Lebih baik kakak beristirahat saja. Aku akan memanggil dokter dulu.” Launa melangkahkan kaki menuju kearah tombol darurat berwarna hijau 2x tapi belum muncul juga para dokter dan perawat yang menangani Kak Raka.

Tidak ingin menunggu waktu yang lama, Launa izin pamit pergi memanggilkan dokter dan perawat secara manual.

“Kak, aku tinggal sebentar karena mau memanggilkan dokter dan perawat,” ucap Launa lalu melangkah pergi dari hadapan Raka.

Raka menatap punggung Launa yang kian menjauh lalau ia melihat kondisi dirinya yang terpasang alat bantu medis.

“Se-parah inikah luka tubuhku dari hasil tabrakan? Kenapa tubuhnya baru merasa sakit luar biasa sekarang? Bukankah setelah aku tertabrak oleh mobil bus, aku masih bisa bangun dari posisi baringku hingga duduk?”

“Benar kata orang, kalau baru terkena tabrakan, sakit lukanya belum terasa. Luka akan terasa saat diobati.” Raka hanya memejamkan kedua bola matanya sejenak, kepalanya masih terasa pusing dan tangan kanan dan kaki kirinya terasa sakit dan tidak bisa digerakkan.

Raka melihat bagian tangan dan kakinya yang berbalut perban dan kayu untuk menahan posisi tulang tangan dan kakinya.

“Tuh kan benar tangan kanan dan kaki kiriku patah. Aduh, aku gak mau cacat. Aku tidak mau menjadi CEO cacat, semua ini salah Mita dan ayahnya yang munafik dan pengkhianat itu. Apalagi, supir mobil bus pula yang menabrakku.”

Lihatlah, sorot kedua bola mata Raka telah berunah menjadi tajam bak elang, tangan kirinya yang terpasang infus sudah menggenggam kuat tanpa memperdulikan alat infus terlepas hingga darahnya keluar menghiasi kemarahan Raka.

“Siapapun mereka yang berani mengusik atau menghancurkan hidupku tidak akan mudah aku lepaskan. Aku tidak sudi memaafkan mereka, apapun yang meraka perbuat padaku maka aku akan memperlakukan mereka perbuat padaku. Mereka harus merasakan penderitaanku karena aku tidak mau hidup menderita. Aku harus menelpon tangan kananku agar bisa mencari siapa yang berani menabrakku.” Raka menoleh kearah meja yang berada disebelah kasur tidur rumah sakit. Tangan kirinya mencoba menggapai ponsel pengeluaran terbaru yang tersusun manis diatas meja.

Dengan rasa sabar, Raka meraih ponselnya hingga bisa mengambil ponselnya. Setelah ponselnya berada digenggamannya, ia mulai membuka layar kunci ponselnya dan mencari nomor Zack.

Tidak memerlukan waktu yang lama, sambungan panggilan Raka diangkat oleh seseorang.

Raka : “Zack!”

Zack : “Tuan, pergi kemana saja? Saya dan Nenek mencari keberadaan Tuan yang belum ditemukan dan saya menelpon tuan tapi tidak tersambung.”

Raka : “Iya, saya mengalami tabrakan mobil dan baru sekarang saya bisa menelpon kamu.”

Zack : “Apa? Tuan tertabrak? Siapa yang berani Tuan muda terluka? Biar saya musnahkan mereka.”

Raka : “Justru itulah aku mau menyuruhmu untuk mencari siapa yang menabrakku dan menemukan keberadaan Mita dan ayahnya karena mereka penyebab aku hampir kehilangan kewarasan dan tidak bisa menghindari tabrakkan mobil.”

Zack : “Siap Tuan, saya akan melakukannya, dimana tuan sekarang?”

Raka : “Masih berada di kota X dan aku beri waktu dua jam dari sekarang untuk mendapatkan informasinya kalau tidak aku tidak akan mau memperkerjakanmu lagi.” setelah mengatakan itu Raka mematikan sambungan panggilan masuk secara sepihak.

Episodes
1 Part 1 Liburan di Kota X
2 Part 2 Permainan Akan Segera Dimulai
3 Part 3 Aku Tulus Mencintaimu
4 Part 4 Raka Tersiksa
5 Part 5 Raka Diselamatkan Oleh Seseorang
6 Part 6 Tolong Aku
7 Part 7 Semoga Kita Bertemu Lagi
8 Part 8 Aku Tidak Bohong
9 Part 9 Lihat Saja Nanti
10 Part 10 Indigo
11 Part 11 Nyawa Dibayar Nyawa
12 Part 12 Tolong, Jangan Tinggalkan Aku
13 Part 13 Luka Bekas Selang Infus
14 Part 14 Pulang Ke Rumah Mewah Raka
15 Part 15 Tunggu Pembalasanku!
16 Part 16 Rasa Pada Launa
17 Part 17 Semangat Launa
18 Part 18 Tunggu Aku
19 Part 19 Raka Memberi Hukuman Kecil
20 Part 20 Melindungi Nenek Melati
21 Part 21 Barang Nenek Hilang
22 Part 22 Mencari Launa
23 Part 23 Launa Mencuri Perhiasan
24 Part 24 Pelayan Wanita Bermasker
25 Part 25 Aku Punya Uang Banyak
26 Part 26 Membongkar Kasus
27 Part 27 Mengumpulkan Pengkhianat
28 Part 28 Menjaga Launa
29 Part 29 Rencana Menemui Launa
30 Part 30 Mencari Keberadaan Launa
31 Part 31 Raka Bertemu Launa
32 Part 32 Penawaran Launa Sebagai Pindah Perusahaan
33 Part 33 Datang Ke Kontrakkan Launa
34 Part 34 Maukah Kamu Menikah Denganku?
35 Part 35 Panggil Sayang Saja
36 Part 36 Raka Dan Launa Tunangan
37 Part 37 Mandi Bersama
38 Part 38 Miko?
39 Part 39 Udah Hamil Belum?
40 Part 40 Membawa Papa Rayhan Ke Rumah Sakit
41 Part 41 Penolakan Raka Berakhir Ancaman Leo
42 Part 42 Penyerangan Di Rumah Sakit
43 Part 43 Menyelamatkan Launa Di Rumah Mita Dan Leo
44 Part 44 Mari Kita Berdamai
45 Part 45 Raka Selamat
46 Part 46 Jangan Marah Sayang
47 Part 47 Kabar Buruk
48 Part 48 Berziarah Di Makan Papa Rayhan
49 Part 49 Dua Bayi Mungil
50 Part 50 Semoga Hidup Kita Selalu Bahagia
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1 Liburan di Kota X
2
Part 2 Permainan Akan Segera Dimulai
3
Part 3 Aku Tulus Mencintaimu
4
Part 4 Raka Tersiksa
5
Part 5 Raka Diselamatkan Oleh Seseorang
6
Part 6 Tolong Aku
7
Part 7 Semoga Kita Bertemu Lagi
8
Part 8 Aku Tidak Bohong
9
Part 9 Lihat Saja Nanti
10
Part 10 Indigo
11
Part 11 Nyawa Dibayar Nyawa
12
Part 12 Tolong, Jangan Tinggalkan Aku
13
Part 13 Luka Bekas Selang Infus
14
Part 14 Pulang Ke Rumah Mewah Raka
15
Part 15 Tunggu Pembalasanku!
16
Part 16 Rasa Pada Launa
17
Part 17 Semangat Launa
18
Part 18 Tunggu Aku
19
Part 19 Raka Memberi Hukuman Kecil
20
Part 20 Melindungi Nenek Melati
21
Part 21 Barang Nenek Hilang
22
Part 22 Mencari Launa
23
Part 23 Launa Mencuri Perhiasan
24
Part 24 Pelayan Wanita Bermasker
25
Part 25 Aku Punya Uang Banyak
26
Part 26 Membongkar Kasus
27
Part 27 Mengumpulkan Pengkhianat
28
Part 28 Menjaga Launa
29
Part 29 Rencana Menemui Launa
30
Part 30 Mencari Keberadaan Launa
31
Part 31 Raka Bertemu Launa
32
Part 32 Penawaran Launa Sebagai Pindah Perusahaan
33
Part 33 Datang Ke Kontrakkan Launa
34
Part 34 Maukah Kamu Menikah Denganku?
35
Part 35 Panggil Sayang Saja
36
Part 36 Raka Dan Launa Tunangan
37
Part 37 Mandi Bersama
38
Part 38 Miko?
39
Part 39 Udah Hamil Belum?
40
Part 40 Membawa Papa Rayhan Ke Rumah Sakit
41
Part 41 Penolakan Raka Berakhir Ancaman Leo
42
Part 42 Penyerangan Di Rumah Sakit
43
Part 43 Menyelamatkan Launa Di Rumah Mita Dan Leo
44
Part 44 Mari Kita Berdamai
45
Part 45 Raka Selamat
46
Part 46 Jangan Marah Sayang
47
Part 47 Kabar Buruk
48
Part 48 Berziarah Di Makan Papa Rayhan
49
Part 49 Dua Bayi Mungil
50
Part 50 Semoga Hidup Kita Selalu Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!