Penakluk Hati CEO Playboy
Sosok pria tinggi berbadan atletis berjalan dengan sebuah koper yang dia bawa. Dia membuka kacamatanya seraya mengukir senyum tipis di sudut bibirnya.
"Indonesia i'm back." Seru pria itu. Kemudian dia berjalan sembari melihat ke sekeliling. Dia berjalan kearah gadis cantik yang terlihat menekuk ekspresi wajahnya menandakan kekesalan. Gadis itu sudah menunggunya hampir dua jam disana.
"Hey sweety girl, Sudah lama menungguku ya," Sapa pria itu sembari memeluk gadis yang tubuhnya terlihat mungil dibanding dirinya.
"My name is Jenny, sweety sweety apaan. Udahlah kak nggak usah basa basi." Ucap Jenny sembari melepaskan paksa pelukan pria yang ternyata kakak kandungnya. "Kau bilang kedatanganmu jam 7 malam, ini sekarang jam berapa haaa...? Aku merelakan kencan pertamaku hanya demi menjemputmu. Memuakan!" Jenny begitu kesal dengan sang Kakak yang telah mengerjainya.
"Kau sama sekali tidak berubah ya, masih cerewet seperti empat tahun yang lalu." Ucap Danish mengejek adiknya yang uring-uringan. "Kau ini masih kecil, belum waktunya kencan seperti itu." tukas Danish seraya mengusap kasar rambut sang adik.
"Huh.." Jenny mendengus kesal, dia meninggalkan kakaknya berjalan duluan menuju mobilnya.
"Hey kemana kau, tunggu. Aku membawa sesuatu yang pasti kau suka." Teriak Danish, tapi adiknya itu sama sekali tak menoleh. Akhirnya dia berlari menyusul sebelum ditinggalkan oleh adiknya yang sudah kesal.
Danish Putra Argantar dan Jenny Caliza Argantara, mereka dua bersaudara yang jarang sekali akur. Mereka keturunan dari pasangan Vella mariska dan Bima Argantara. Usia mereka terpaut tujuh tahun. Saat ini Danish berusia 24 tahun dan Jenny masih 17 tahun.
***
Mobil yang dikendarai oleh Jenny memasuki griya cendana, komplek perumahan elit. Ya, Vella dan Bima memang pindah rumah. Baru lima tahun mereka menempati rumah itu. Mereka pindahan sebelum Danish berangkat ke Belanda waktu itu.
"Wah ternyata empat tahun lamanya semua sudah banyak berubah. Kau pandai juga menyetir," tukas Danish seraya melirik kepada Jenny yang fokus menyetir.
"Kalau tidak pandai mungkin sudah sejak tadi kau ku buat terkapar di tengah jalan." Ucap Jenny dengan ketus.
"Astaga adikku ini kenapa ketus sekali, Apa kau kesal karena kencan pertamamu gagal?" Tanya Danish dengan lembut kepada adiknya. Bertepatan dengan laju mobil yang sudah berhenti tepat di halaman sebuah rumah mewah dengan air mancur yang menjadi icon di halamannya.
"Menurutmu bagiamana? Sudahlah kak aku malas berbicara denganmu. Kita sudah sampai dan tugasku sudah selesai." Ucap Jenny yang langsung membuka pintu mobil. Dia masuk lebih dulu ke dalam rumah meninggalkan sang kakak.
Di dalam Vella sudah menunggu, dia sedikit gusar seraya melihat kearah jam. Sejak jam setengah tujuh malam tadi, Jenny berpamitan pergi ke bandara menjemput sang kakak. Tapi sampai sekarang mereka belum juga datang. Beberapa menit kemudian Jeslyn masuk dengan wajah yang kesal.
"Jenny akhirnya kamu pulang juga sayang, Loh tapi kok kamu datang sendiri? Mana kakakmu?" Vella menghampiri anak gadisnya yang sejak tadi ia tunggu. Tak perlu repot menjawabnya, Danish sudah masuk dan langsung memeluk sang ibu yang dirindukannya.
"Anak mama yang tampan ada disini. I miss u so much mam." Ucap Danish seraya memeluk Vella yang sudah berkaca-kaca. Danish melepaskan pelukannya dari sang mama. Dia menatap intens wajah sang mama. "Empat tahun sudah aku nggak ketemu mama, tapi mamaku ini malah kelihatan lebih muda ya. Kalau aku bukan anak mama pasti sudah aku pacari." Canda Danish, detik itu juga Vella mencubit dengan gemas anak laki-lakinya itu.
"Siapa yang berani ingin memacari istriku?" Sahut seorang pria yang tidak lain adalah Bima.
"Canda pa," Ucap Bima sembari memeluk sang papa yang juga sudah lama tidak ia temui.
Jenny yang melihat pemandangan saling melepas rindu itu malah bertambah kesal. Apalagi dia baru saja menerima chat dari pria yang akan dikencaninya. Pria itu mengatakan tak mau lagi kenal dengan Jenny. Katanya pria itu sudah menyiapkan malam spesial tapi Jenny malah tidak jadi datang.
"Hei kau masih marah padaku?" Tanya Danish yang melihat ekspresi adiknya semakin cemberut. Bukannya menjawab Jenny malah berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kamu apakan adikmu?" Tanya Bima
"Enggak aku apa-apain kok pa." Jawab Danish dengan santai.
"Yasudah ini sudah malam. Kamu istirahat, mandi dulu trus tidur." Ucap Vella pada sang anak.
"Iya aku ke kamar dulu ma pa,"
...****************...
Hari sudah pagi, Asisten rumah tangga sudah menghidangkan makanan di meja makan. Bima dan Vella sudah duduk di meja makan. Tak lama kemudian kedua anak mereka datang bersamaan.
"Pagi ma pa," Ucap Jenny dengan lesu, dia tak menyapa kakaknya.
"Hei kau tak menyapaku, kau lupa aku sudah ada dirumah?" tukas Danish. Jenny sama sekali tidak menghiraukan protes yang dilontarkan oleh kakak yang duduk di sebelahnya.
"Kau masih marah dengan masalah kemarin, harusnya kau berterimakasih pada kakakmu ini. Jovi yang akan kau kencani semalam itu pria yang tidak baik." Ucap Danish membuat Jenny semakin kesal.
"Kakak tahu darimana pria itu bernama Jovi? dan pliss deh jangan asal menilai orang. Memangnya kak Danish sudah pernah bertemu dia? Dia itu pria lembut baik dan penyayang."
"Ahaha, Kau hanya mengenal Jovi lewat situs online kan? Kalian baru satu kali bertemu. Asal kau tahu Jovi itu sudah menghamili enam wanita. Tapi dia lari dari tanggung jawabnya. Bagaimana aku tahu? Karena aku mendapat laporan dari seseorang kalau kau mulai bermain dengan lelaki. Sebagai kakakmu aku wajib melindungimu dari pria bejat diluar sana." Tutur Danish.
"Ishh jadi selama ini kak Danish menyuruh orang memata-mata i kegiatanku?" Jenny malah semakin marah.
"Ini demi kebaikanmu nona Jenny." Ucap Danish dengan suara keras. Saat Jenny akan menjawab, Bima menghentikan mereka berdua.
"Hentikan perdebatan kalian berdua. Jenny, apa yang dilakukan kakakmu itu benar. Kamu ini sudah beranjak dewasa, jangan sampai kamu terjerumus dengan pria bejat diluar sana."
"Untuk kamu Danish, setelah makan papa ingin bicara serius denganmu."
****
Jenny sudah berangkat sekolah, dia masih duduk di bangku kelas tiga SMA. Saat ini tiga orang duduk di sofa ingin membahas sesuatu yang penting.
"Danish, kamu kan sudah lulus dan menjadi sarjana. Sekarang saatnya kamu terjun dalam dunia kerja. Besok papa akan melantikmu menjadi CEO di perusahaan." Ucap Bima
"What? Aku masih ingin bersenang-senang pa. Bertahun-tahun aku dipusingkan dengan materi pelajaran di sekolah. Sekarang aku harus mikirin urusan kantor yang membosankan itu? Hah.. jangan bercanda pa," Ucap Danish merasa keberatan.
"Siapa yang bercanda, Mau tidak mau ikuti perintah papa. Atau semua fasilitasmu papa cabut." Tegas Bima
"What? Ma..." Danish mencoba meminta pembelaan dari sang mama.
"Sayang, ini semua untuk masa depan kamu. Turuti aja perintah papa."
Danish tak bisa berkutik, dia mengangguk menyetujuinya meskipun sebenarnya berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments