"Ehmm.. Lepaskan saya tuan." Ucap Alika
Bukannya melepaskan, Danish malah menarik Alika kedalam pelukannya. "Kenapa aku harus melepaskanmu?" Tanya Danish diikuti dengan senyum manis yang selalu membuat para wanita terpukau. Tapi senyumannya tidak mampu meluluhkan sosok gadis dalam dekapannya. Wanita itu malah mendorongnya sekuat tenaga hingga membuatnya terjatuh.
"Astaga maaf tuan, saya tidak bermaksud. Saya permisi." Ucap Alika, dia ingin segera kabur meninggalkan pria yang menurutnya berbahaya karena dengan beraninya memeluk dirinya.
"Hei tunggu," Teriak Danish tapi tak didengar oleh Alika.
Alika berlari bak dikejar hantu. Dia benar-benar berfikir bahwa Danish itu pria mesum yang jahat. Alika berlari kalang kabut sampai berakhir menabrak Halimah sang bib yang juga bekerja di Villa milik keluarga Alfahrezi.
Gedubrakk.. "Astaga Alika, kamu ini seperti anak kecil saja. Main lari-larian tidak jelas seperti dikejar hantu." ucap Halimah
"Ini lebih berbahaya dari dikejar hantu bi. Ada orang jahat ngejar aku." Ucap Alika dengan panik.
"Alah palingan itu pria yang suka denganmu, sini bantuin bibi masak makan malam. Anak tuan Davin kesini sama teman-temannya. Malam ini kamu layani mereka ya, bibi mau urus pamanmu yang sedang sakit." Ucap Halimah seraya mencuci sayuran. Sementara Alika terdiam sejenak.
"Jangan-jangan tuan CEO adalah salah satu teman anak pemilik villa ini? Gawat, aku nggak mau ketemu dia lagi. Baru ketemu aja udah berani meluk-meluk. Dia berbahaya." Ucap Alika dalam benaknya.
"Alika kok malah bengong sih, sini bantu bibi masak." Ucap Halimah membuyarkan lamunan keponakannya itu.
"Iya bi iya."
Alika dean Alkandra dulunya anak dari pemilik kebun teh terbesar di daerahnya. Namun saat ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan, kebun itu dikuasai oleh kakak dari ayahnya begitu saja. Karena saat itu Alika masih dibawah umur untuk mengurus semuanya. Saat dirinya sudah beranjak dewasa, kakak dari ayahnya itu tak mau membagi sedikitpun harta itu. Alika pun tak lagi bisa berbuat apa-apa karena semuanya sudah beratas namakan paman Brata.
Kini Alika tinggal dengan kakak dari ibunya yaitu bibi Halimah dan paman Arya. Meskipun hidup sederhana, di keluarga itu Alika tidak kekurangan kasih sayang. Dia pernah beberapa bulan tinggal bersama paman Brata dan istri, tapi menurutnya rumah itu seperti neraka baginya. Dia selalu saja ditindas oleh sepupunya yang selalu saja iri dengannya sejak kecil. Apalagi pria yang disukai sepupunya itu malah menyukai dirinya. Itulah yang membuat Gea tidak menyukai Alika hingga kini. Padahal seluruh fasilitas yang kini dinikmati Gea adalah harta milik orang tua Alika.
***
Malam tiba, Alika sudah selesai menghidangkan masakannya bersama sang bibi di meja makan. Tapi Alika tidak melihat siapapun ada disana. Alika mencari mereka untuk segera makan malam. Alika menemukan satu pria sedang berada di mushola kecil yang ada di ruang tengah villa itu.
"Ternyata anak kota ada yang rajin ibadah juga," Batin Alika, Dia menunggu sampai pria itu selesai melaksanakan ibadahnya. Alika berfikir itu pasti anak pemilik villa ini. Dia bersiap-siap untuk menyapanya.
"Loh tuan CEO?" tukas Alika terkejut yang sedari tadi dia tunggu adalah pria yang ingin dia hindari. Danish pun dengan cepat bangkit dan mendekat kearah Alika. Alika langsung merasa dirinya terancam, apalagi kondisi Villa begitu sepi. Entah keman perginya yang lain.
"Kenapa wajahmu seperti ketakutan gitu? Hei aku bukan hantu loh," Ucap Danish
"Iya tapi tuan lebih menakutkan dari hantu." Ucap Alika memberanikan dirinya.
"Oh kau pasti berfikir aku ini pria mesum yang ingin melecehkanmu. Ahaha, aku bukan pria seperti itu. Maaf kalau tadi aku asal memelukmu." Ucap Danish seraya tertawa kecil,
"Iya saya maafkan, saya hanya ingin memberitahu kalau makanan sudah siap. Saya permisi tuan," Ucap Alika yang kemudian langsung pergi meninggalkan tempat.
Saat menuju ruang makan, ternyata semuanya sudah berkumpul. Makanan pun sudah banyak berkurang di mangkuk dan piring yang ada di atas meja.
"Darimana saja sih kak, untung makanannya belum aku habisin." Ucap Miko yang lahap sekali menyantap makanan di piringnya.
"Baru berdoa minta dijodohkan dengan seseorang. Eh kalian semua udah sholat belum?" tukas Danish yang ikut bergabung di meja makan.
"Sudah dong," Jawab mereka serempak,
Danish mulai menikmati makan malamnya, dia merasakan enaknya makanan yang masuk kedalam mulutnya. Dia yakin kalau ini masakan wanita yang ia kagumi itu.
"Ar aku mau tanya, wanita yang seumuran sama kita itu kerja di villa ini?" Tanya Danish pada Arka.
"Iya dia bantu paman dan bibinya mengurus villa ini. Rumahnya deket sini kok," Jawab Arka
"Jangan bilang kau naksir dia kak? Kak udah cukup ya mempermainkan perasaan wanita. Urusanmu dengan tiga pacarmu itu saja belum selesai." Ucap Jenny
"Apa kau punya tiga pacar sekaligus?" tukas Mayzara
"Oh may god, kukira kau sudah berubah." imbuh Mazaya.
"Apaan sih kalian ini, aku itu nggak pernah ya mainin perasan mereka. Mereka yang dekat sama aku itu cuma mau hartaku. Aku hanya akan benar-benar menjatuhkan hati pada satu wanita pilihanku suatu saat nanti." Ucap Danish.
"Udah udah lupakan tentang urusan percintaan dia. Lebih baik sekarang kita bahas acara ke air terjun besok." Ucap Arka
Mereka membahas acara besok tapi Danish sudah tidak tertarik pergi kesana. Dia malah lebih tertarik untuk mencari tahu tentang kehidupan Alika. Terutama ingin mencari tahu apakah Alika sudah mempunyai pacar atau calon suami.
Danish berpura-pura ingin ke toilet, padahal yanh sebenarnya dia ingin mencari dimana Alika berada.
Danish menemukan Alika sedang berada di dekat kolam renang. Melihat kearah langit. Malam ini bintang-bintang berterbaran di langit.
"Bintangnya cantik sama sepertimu," Ucap Danish mengagetkan Alika.
"Tuan CEO," Alika menoleh, dengan cepat dia menghapus air matanya.
"Hei nona, Kau menangis?"
"Tidak tuan, saya tidak apa-apa." Alika pergi lagi ingin menghindar. Tapi tangannya di pegang oleh Danish. Danish menatapnya dalam. Danish melihat kesedihan di mata wanita itu.
"Aku sangat tahu kau sedang bersedih, aku memang orang baru tapi kau bisa berbagi cerita denganku." Ucap Danish dengan lembut. Tapi Alika malah kembali menangis. Dengan cepat Danish memberinya pelukan. Saat itu lah Alika sedikit bercerita.
"Kucingku mati tuan," Ucap Alika sambil terisak. Tangisannya sangat pecah. Tadi itu Alika memandangi foto cio kucingnya yang baru sakit dua hari yang lalu dan mati hari ini. Bibinya menelfon kalau kucing kesayangannya sudah mati.
Danish menghela nafasnya, dia kira ada apa. Tapi memang kalau hewan peliharaan meninggal itu juga lumayan menyakitkan.
"Ini lebih dari sekedar sakit hati karena cinta tuan, huhuhu.. Cioku meninggalkanku." Alika benar-benar tidak sadar kalau dia menangis dalam pelukan pria yang dia takuti.
"Hewan peliharaan aja di sayang, apalagi pasangan. Semakin membuatku tertarik." Batin Danish seraya tersenyum. Karena masih di hari yang sama dia sudah memeluk wanita itu dua kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments