Mabuk

Alika merasakan kram perut lagi akibat pertengkaran hebat dengan suaminya barusan. Tapi bukannya iba, Alvino malah pergi begitu saja meninggalkan istrinya yang kesakitan.

"Tega kamu mas, demi kekasih masalalumu kamu ninggalin aku diposisi kesakitan begini." Ucap Alika dengan cucuran airmata yang mengalir deras. Dirinya baru saja bertengkar karena suaminya secara terang-terangan pamit untuk menyusul Violla yang baru datang dari luar negeri. Dan rencananya wanita itu akan tinggal satu atap dengannya dan suami. Alika tentu tidak setuju dengan keputusan yang diambil sepihak oleh Alvino. Tapi Alvino malah marah besar bahkan sampai mendorongnya jatuh ke lantai.

"Aku ini sedang hamil, tapi teganya kamu mendorongku mas." Ucap Alika dengan masih terduduk dibawah kasurnya. Dia terus meratapi nasibnya. Kehidupannya sekarang benar-benar tak sesuai harapan. Finansial tercukupi tapi batinnya tersiksa oleh kelakuan suaminya.

Di tempat lain, tepatnya di sebuah bar klab malam. Disitulah Alvino dan Violla berada. Dari bandara mereka langsung kesana untuk bersenang-senang.

"Vin apa kau tidak takut istrimu marah?" Tanya Violla berbasa-basi.

"Tidak usah fikirkan dia sayang. Yang penting kita have fun sekarang." Jawab Alvino dengan merangkul Violla membawanya turun ke lantai disko dimana orang-orang asyik berjoget.

Di tempat yang sama, Danish berada. Dia merasa stres karena terus terfikirkan tentang Alika. Akhirnya dia ke klab untuk menghibur diri. Seperti biasa, Danish langsung dikelilingi wanita cantik yang menyukai uangnya. Tapi kali ini dia tidak ingin diganggu oleh mereka.

Danish meneguk alkhohol berkali-kali. Hingga dia merasa sedikit mabuk. Tiba-tiba saja pandangan matanya terfokus pada pria yang tengah asyik berjoget dengan merangkul seorang wanita.

"Dia seperti kukenal," Ucap Danish dengan terus mempertajam pandangannya. Tapi sialnya kini pandangannya sudah sedikit buram akibat efek mabuk. "Kenapa dia mirip suami Alika? Tapi wanita itu bukan Alika."

Danish pun beranjak dari tempat duduknya dan mulai melangkah mendekati pria itu. Tapi karena mabuk, dia berjalan sempoyongan dan hampir saja jatuh. Dia dipapah oleh seorang wanita. Kini dia kembali duduk.

"Perasaan aku cuma minum sedikit, kenapa kepalaku pusing sekali." Ucap Danish dengan memegangi kepalanya. Dia merasa aneh dengan efek minumannya. Kemudian tatapannya beralih pada wanita yang tadi memapahnya.

"Isabel, kau ngapain disini?"

"Aku ada disini karena kamu ada disini sayangku."

"Pergi menjauh dariku." Bentak Danish dengan keras. Tapi Isabel malah merangkul tangannya menempel padanya.

"Tidak sayang, aku akan menemanimu. Ayolah kita bersenang-senang malam ini. Aku siap memberikan apapun untukmu." Ucap Isabel, dia dengan lancang memegang benda pusaka milik Danish.

Danish langsung marah dan mendorong Isabel menjauh darinya. Tapi rasanya tenaganya akan habis. Tubuhnya lemas dan dia susah sekali untuk membuka matanya agar tidak tertidur.

"Sepertinya obatnya bereaksi. Sebentar lagi kamu akan tertidur dan aku akan membuatmu tidur denganku malam ini. Kamu akan terikat denganku sayangku." Batin Isabel. Dia memang sudah merencanakannya. Dia memasukkan obat tidur kedalam botol minuman Danish.

Benar saja kini Danish tak sadarkan diri. Isabel memanggil dua anak buahnya untuk membopong Danish masuk ke mobilnya. Rencananya dia akan membawa Danish ke apartemennya. Tapi rencananya harus gagal karena di lobby mereka bertemu Arka dan Miko.

"Heh mau dibawa kemana ini kakakku?" Seru Miko, Tak mau dicurigai ada niat jahat, Isabel melakukan dramanya.

"Kamu adiknya Danish, bukannya adiknya perempuan ya?" Isabel berbasa-basi.

"Aku adik sepupunya. Kau kan yang sering datang ke kantor nyariin kak Danish, kau apakan dia ini?"

"A a aku nggak ngapa-ngapain dia. Baguslah kalau bertemu denganmu disini. Dia ini mabuk berat. Yasudah kalian urus dia aku mau pulang." Ucap Isabel yang tak mau berlama-lama lagi disana. Karena tatapan dua pria dihadapannya itu sangat mencurigainya. Dua orang anak buahnya pun memberikan Danish pada Arka dan Miko, kemudian mengikuti kemana perginya Isabel.

"Hei Arka ini yang keberapa kalinya kita membopong pria nakal ini karena mabuk," Ucap Miko yang merasa mulai jenuh karena setiap malam dia harus melakukan hal yang sama, yaitu membopong Danish yang teler.

"Hari ini yang kelima kalinya. Kalau saja tadi kau menolak kuajak kesini, jadi apa Danish bersama wanita tadi." Ucap Arka

"Aku kan memang menolak, tapi kau memaksaku. Tadi itu aku sedang ... Tapi kau menggangguku dengan telfon yang tak henti-hentinya." Ucap Miko dengan ekspresi kesalnya.

"Memangnya kau sedang apa? Jangan bilang kau menyewa seorang wanita untuk..."

"Hei usir pikiran kotormu itu, aku hanya ingin berciuman dengannya saja tadi. Tapi dia itu pacarku, bukan wanita sewaan."

Perdebatan mereka pun selesai disitu. Mereka mengantarkan Danish sampai kerumahnya. Mobil Danish dikendarai oleh Miko. Mereka memapah Danish untuk masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum," Teriak Miko dengan mengetuk pintu berkali-kali. Dan yang membukakan pintu adalah Jenny. Karena sudah hampir tengah malam. Asisten rumah tangga sudah pulang.

"Waalaikumsalam, Astaga lagi-lagi kakak mabuk." Ucap Jenny yang membukakan pintu lebar-lebar.

"Iya kakakmu menyebalkan sekali. Laporin saja ke om dan tante." Ucap Miko

"Husst Miko, kau ini tidak bisa bicara pelan. Jaga adab dong, om Bima dan tante Vella pasti sedang beristirahat jangan berisik ah." Ucap Arka

"Eh iya sorry kelepasan. Habisnya kesel banget aku, lima hari berturut-turut loh dia bikin kita susah."

Mereka pun memapah Danish sampai ke kamarnya. Dibantu oleh Jenny yang membukakan pintu kamar sang kakak.

"Alika, aku mencintaimu." Ceracau Danish dengan mata yang tertutup. Dia memegang tangan Jenny melarangnya untuk pergi tapi dihempaskannya. "Aku bukan Alika, segitu gilanya kau dengan gadis itu kak."

"Dia ini katanya playboy tapi begitu terjebak perasaan dengan satu wanita langsung terpuruk seperti ini." Ucap Arka

"Terimakasih ya kak sudah membantu kak Danish." Ucap Jenny dengan senyum manis kepada Arkala.

"Hei aku juga membantu, kau tidak mengucapkan terimakasih padaku." Protes Miko, sebelum terjadi perdebatan sengit Arka segera mengajaknya pulang.

🌺

🌺

Dalam tidurnya Danish memimpikan Alika. Sosok wanita periang itu tersenyum padanya. Dia mendekatinya. Namun saat akan membelai pipi Alika, wanita itu ditarik oleh pria lain kepelukannya. Tapi tangan Alika tetap mengulur seakan tak mau dipeluk oleh pria itu. Danish ingin menggapai tangan Alika tapi kabut abu-abu menghalanginya dan akhirnya Alika menghilang entah kemana.

"Alika..." Teriak Danish terbangun dari tidurnya. "Apakah mimpiku pertanda aku harus benar-benar melupakannya."

Tak mau memusingkannya, Danish segera turun dari kasurnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia bangun kesiangan. Saat ini sudah jam delapan pagi.

Di ruang keluarga, sudah duduk Jenny beserta kedua orang tuanya. Mereka menatap serempak saat Danish datang ikut duduk disana.

"Hei kenapa ngelihatinnya begitu, apa ada yang salah denganku?"

"Danish papa mau berbicara serius denganmu."

Jenny sudah menceritakan semuanya tentang apa yang dilakukan kakaknya belakangan ini. Mabuk-mabukkan setiap malam karena tidak bisa melupakan wanita yang dicintainya. Jenny juga menceritakan tentang Isabel yang terus saja mengejar sang kakak.

"Langsung saja ya, papa akan mencarikanmu istri."

"What? Nggak nggak, aku bisa cari sendiri pa." Ucap Danish, kemudian dia menatap tajam sang adik. Dia tahu papanya berfikir seperti ini pasti karena aduan dari Jenny.

"Sudahlah nurut saja. Ini demi kebaikanmu."

"Tidak pa, mungkin masalah karir papa bebas menentukannya untukku. Tapi untuk masalah ini biarkan aku mengurusnya sendiri." Danish marah dan pergi masuk kedalam kamarnya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!