Terdahului

Selama di Malaysia, Danish benar-benar serius menjalankan tugasnya. Selama satu bulan disana, dia tidak memberikan kesempatan untuk Azel bisa mendekatinya. Bahkan yang ada Azel terus mendapatkan teguran-teguran keras darinya.

Mereka berhasil memenangkan tender disana. Karena sedang senang, Danish memberikan black cardnya pada Miko. Saat ini mereka tengah berada di salah satu pusat perbelajaan di negri jiran itu.

"Kalian bebas mau beli apapun, Yaudah sana belanja." Ucap Danish

"Baik sekali sepupuku ini eh atasanku ini. Yuk kita belanja." Miko sangat antusias, dia menarik Azel yang seperti tidak bersemangat. Sementara Danish pergi sendiri entah kemana.

"Azel kamu kenapa sih, biasanya cewek itu kan kalau dapet traktiran shopping seneng. Ini kamu kok malah kaya ogah-ogahan gitu." Ucap Miko yang sudah sibuk memilih sepatu yang ada di hadapannya. Sementara Azel hanya diam saja dengan wajah badmoodnya.

"Asal kamu tahu ya, aku tuh nggak butuh reward kaya gini. Aku lebih seneng kalau rewardnya itu berduaan dengan pak Danish." Ucap Azel dengan ketus.

"Ahahaha, jadi kamu suka sama kak Danish. Mending belanja deh, kak Danish itu udah punya calon. Pulang dari sini bakal ngelamar calonnya." Tutur Miko dengan tetap sibuk memilih sepatu yang bagus.

"Apa? Nggak nggak mungkin. Aku nggak pernah lihat pak Danish punya pacar. Cuma satu wanita yang ngejar-ngejar dia tapi itu nggak diakuin sama pak Danish." Azel memang sudah pernah melihat Isabel. Karena wanita itu sering datang ke perusahaan untuk menemui Danish.

"Terserah kalau nggak percaya." Ucap Miko

Masih di pusat perbelajaan yang sama, Danish berada di sebuah toko perhiasan. Dia membeli cincin bermata berlian yang cantik. Sudah dapat dipastikan bahwa cincin itu akan diberikan kepada Alika.

"Besok aku akan menemuimu dan cincin ini akan tersematkan di jari manismu." Gumam Danish seraya tersenyum.

Setelah itu Danish menuju coffe shop, dia duduk disana menunggu Miko dan Azel selesai berbelanja. Disana tidak sengaja Danish bertemu Arka. Mereka pun kini duduk dalam satu meja. Arka juga berada disana karena ada urusan pekerjaan.

"Kebetulan sekali kita bertemu sekarang. Aku butuh bantuanmu." Ucap Danish

"Bantuan apa nih?"

"Temani aku ke Bandung, aku mau ngelamar Alika."

"What? Serius?" Arka terkejut mendengar penuturan sahabat karibnya itu. Dia memang tahu kalau Danish menyukai Alika, tapi tidak pernah berfikir akan melamarnya secepat ini.

"Kenapa sih? Kaget banget. Biasa aja kali. Kali ini aku benar-benar serius dengan Alika. Dia harus menjadi istriku." Ucap Danish

"Oke, trus tugasku apa?" Tanya Arka

"Rencananya kan nanti kalau Alika menerimaku, dia akan kubawa ke jakarta. Untuk kenalan dengan mama dan papa. Kau kan sudah dikenal baik oleh paman dan bibinya. Jadi bisalah bantuin minta izin ntar,"

"Kalau ternyata nggak diterima gimana?"

"Pasti diterima. Udahlah yang penting besok kau ikut denganku. Tiket pulang ke jakarta biar aku yang bayar. Urusanmu sudah selesai kan disini?"

Arka menjawab dengan anggukan kepala. Dia masih tidak menyangka, sahabatnya yang terkenal suka memainkan wanita akhirnya menemukan wanita yang dicintainya. Tapi disisi lain dia bersyukur, dengan ini Danish benar-benar taubat dari keplayboyannya.

🍁🍁🍁

Semalaman Danish tidak bisa tidur. Dia baru sampai rumah hampir tengah malam. Miko menginap dirumahnya, karena hari ini dia juga akan ikut ke Bandung.

"Kak kau sudah bangun? Ini jam berapa? Apa sudah pagi?" Tanya Miko dengan mata masih setengah tertutup. Dilihatnya jam masih menunjukkan jam tiga pagi.

"Aku tidak bisa tidur. Aku ingin cepat pagi saja. Kenapa lama sekali rasanya." Ucap Danish, dia turun dari kasur melihat Miko yang sudah terlelap lagi. Kemudian naik lagi ke kasur dengan terus menatap foto Alika.

*

*

Jam delapan pagi Danish sudah bersiap. Sementara Miko masih saja berdiri di depan kaca mengepaskan baju yang dia pilih dari lemari Danish. Karena Miko tidak pulang kerumah, jadi dia memakai baju milik Danish.

"Aku sangat tampan memakai kaos dan jaket ini," Gumam Miko memuji dirinya sendiri.

"Hei kau mau sampai kapan berdiri disana? Belum selesai kau mengacak-acak lemariku," Ucap Danish yang merasa jengah menunggu adik sepupunya itu.

"Hehe sudah kok kak, Bajumu itu tidak ada yang jelek. Apalagi bermerk semua jadi aku bingung."

"Yang kau pakai itu nggak perlu dikembalikan." Ucap Danish

"Uwahh.. Big thanks kak. Kau selalu tahu apa yang ada dipikiranku." Ucap Miko seraya tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. Danish sudah tidak memperdulikan lagi Miko berkata apa. Dia bergegas keluar kamar karena Arka sudah menunggu.

Bandung

Kini mereka sudah sampai di villa. Tapi disana terlihat sepi. Mereka juga tidak bisa masuk. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi kerumah bibi Halimah.

Langkah Danish dan Arka terhenti saat melihat ada keramaian disana. Seperti ada hajatan pernikahan. Miko yang berjalan tepat di belakang Danish pun menabraknya karena berhenti mendadak.

"Aduh kak kenapa berhenti tiba-tiba sih," gerutu Miko sembari mengusap keningnya.

"Kau ini makanya kalau jalan jangan main hp terus." Ucap Arka

Mereka pun memberanikan diri masuk kedalam acara untuk melihat pernikahan siapa itu. Betapa terkejutnya mereka bertiga, melihat siapa yang duduk di pelaminan.

"Alika," lirih Danish, hatinya begitu hancur melihat wanita yang ingin dia jadikan istri kini sudah menjadi istri orang lain.

Sementara Miko dan Arka saling bertatapan satu sama lain. Mereka juga tidak percaya dengan apa yang dilihat itu. Alika tengah bersanding dengan seorang pria di pelaminan. Danish mematung beberapa saat. Arka dan Miko menguatkannya. Danish hendak meninggalkan tempat. Karena rasa sakitnya sudah tidak bisa ditahan lagi. Airmata sudah muncul dipelupuk matanya.

"Mas Danish," Teriak Alika membuat Danish mengurungkan niatnya untuk pergi. Kini Danish malah melangkah menuju ke pelaminan dengan diikuti Arka dan Miko.

"Wah mas Danish ada disini, ada tuan Arka juga dan.."

"Aku Miko calon kakak ipar, upss." Miko keceplosan langsung mundur beberapa langkah. Pria di sebelah Alika memberikan tatapan datar.

"Oh iya tuan Arka ingin mengambil kunci villa ya, Saya panggilkan bibi di dalam dulu." Ucap Alika,

"Tidak perlu Al, kita akan pulang ke jakarta sekarang juga. Selamat untukmu. Semoga kau bahagia dengannya." Ucap Danish yang kemudian langsung meninggalkan tempat. Disusul oleh Arka dan Miko. Danish berjalan begitu cepat. Alika hanya bisa menatap kepergian Danish. Dia masih sangat ingat, kedatangan Danish pasti untuk meminta jawaban.

"Maafkan saya mas, mungkin ini menyakitkan untuk mas Danish." Ucap Alika dalam hati menatap kepergian Danish.

Danish berjalan begitu cepat menjauh darisana. Arka dan Miko sampai merasa kewalahan mengikutinya.

"Kita pulang ke jakarta sekarang." Ucap Danish sembari masuk ke kursi kemudi mobil.

"Iya tapi biar aku saja yang menyetir, Aku tahu kau sedang kacau melihat Alika menikah dengan pria lain." Ucap Arka, mengambil Alih tempat yang semula sudah diduduki oleh Danish.

Dalam perjalanan pulang, Danish hanya terdiam. Miko terus mencoba mengajak bicara dan menghiburnya, tapi sama sekali tidak ada sahutan.

"Bagaimana bisa ini terjadi? Aku didahului oleh pria lain. Apa ini karma untukku? Aku sering mempermainkan perasaan wanita. Makanya sekarang untuk mendapatkan orang yang kucinta aku tidak bisa." Jeritan hati Danish

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!