Sampai dirumahnya, Alika langsung masuk kedalam kamarnya. Dia tidak peduli dengan Violla yang mencecarnya dengan banyak pertanyaan.
"Bagaimana bisa mas Danish tahu tentang masalah rumah tanggaku? Apakah dia memata-mataiku selama ini?" Alika bertanya-tanya sendiri.
Brakk
Violla menerobos masuk kedalam kamar Alika. Wanita itu ingin memaki Alika yang seenaknya pergi meninggalkannya tadi. Dan kini pulang juga tetap mengabaikannya.
"Bisa nggak kalau masuk kamar orang itu ketuk pintu dulu." Ucap Alika
"Nggak bisa. Udahalah nggak usah sok berkuasa disini." Ucap Violla dengan sinisnya.
"Kamu ngomongin diri sendiri," Ucap Alika dengan senyum tipis yang dia ukir dibibir mungilnya.
Emosi Violla langsung memuncak. Dia tidak menyangka ternyata Alika berani melawan dirinya. Dia pikir Alika itu sosok wanita yang lemah.
"Heh jangan belagu ya, Sebentar lagi suamimu itu menjadi milikku seutuhnya. Aku akan menggeser posisimu sebagai istri pertama dan satu-satunya." Ucap Violla dengan menggebu.
"Yah terserahlah, lakukan saja apa maumu. Jangan menggangguku." Ucap Alika seraya mendorong wanita itu keluar dari kamarnya dan segera mengunci pintu.
Violla menggebrak pintu kamar Alika. Dia merasa dihina diusir begitu saja dari sana. "Awas kau wanita kampungan." Gumamnya dengan kesal.
...****************...
Danish merasa galau, dia terus berjalan kesana-kemari. Saat ini dia sedang berada di apartemen Arkala. Dia datang kesana untuk curhat.
"Hei kau dari tadi berjalan kesana-kemari bikin pusing aja lihatnya. Ada apa sih?" Tanya Arkala
"Tadi aku bertemu Alika dan aku menyuruhnya bercerai dari suaminya." Jawab Danish
"Apa kau sudah gila berkata seperti itu padanya? Pasti dia marah padamu karena perkataanmu itu sangat lancang." Ucap Arkala, Danish langsung mengoyak rambutnya sendiri merutuki kesalahannya itu. Dia sadar jika perbuatannya tadi terlalu gegabah.
"Ya kau kan sudah tahu suami Alika itu brengsek, aku tidak tahan melihatnya disakiti. Aku harus bagaimana sekarang?" Tanya Danish yang merasa putus asa. Pastinya untuk sekarang Alika tidak akan mau dia temui lagi.
"Minta maaf dulu saja padanya. Kemudian selidiki lebih dalam kenapa Alika tetap bertahan dalam pernikahan yang sudah tidak sehat itu." Jawab Arkala memberikan solusi terbaik.
****
Di ruang tamu rumahnya, Bima dan Vella menunggu putra mereka pulang. Bima sudah bersiap ingin memarahi putra yang telah membuatnya malu didepan teman lamanya. Sementara Vella terus berusaha menenangkan suaminya itu.
"Kemana sih anak itu? Sudah larut malam begini belum pulang juga." Ucap Bima yang merasa jengah karena putranya tak kunjung datang.
"Sabar mas, Nanti pokoknya kita dengarkan dulu apa alasan Danish nggak mau dijodohkan dengan Isabel." Ucap Vella
Tak lama kemudian Danish pun datang, dia berjalan dengan santai melewati orang tuanya yang sedari tadi menunggu.
"Danish berhenti kamu!" Teriak Bima
"Ada apa lagi sih pah, aku capek. Kalau mau bicarain masalah perjodohan aku malas." Ucap Danish
"Sini dulu nak, duduk sebentar saja." Ucap Vella membujuk sang anak. Akhirnya Danish menurutinya.
"Papa tanya serius sama kamu, kenapa kamu menolak dijodohkan dengan Isabel?"
"Dulu aku memang pernah ada hubungan dekat dengan Isabel. Tapi dia itu wanita yang tidak pantas ku jadikan istri."
"Ya alasannya apa? Kasih tahu papa sejelas-jelasnya."
"Palingan kalau aku cerita yang sebenarnya, papa nggak akan percaya. Pokoknya aku tidak mau dijodohkan dengan siapapun. Aku sudah punya pilihan sendiri." Tegas Danish kemudian pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
Bima ingin marah tapi segera di cegah oleh Vella. "Sudahlah mas kita memang tidak boleh memaksakan kehendak. Biarkan saja Danish memilih jodohnya sendiri." Ucap Vella, Bima pun menuruti perkataan sang istri.
🌺🌺🌺
Hingga pagi pesan yang dikirimkan Danish untuk Alika belum juga di balas. Dia ingin sekali mampir kerumah Alika melihat situasi disana. Tapi hari ini dirinya ada meeting yang tidak bisa diwakilkan. Sementara Felix sedang izin cuti entah untuk urusan apa.
"Miko nanti siang.." Belum selesai Danish berbicara, Miko sudah memotongnya.
"Maaf kak, hari ini aku tidak bisa menghandle pekerjaanmu lagi. Pekerjaanku sudah terlalu menumpuk." Ucap Miko sedikit kesal karena terus ditimpa pekerjaan yang sangat memusingkan. Ditambah hari ini Azel tidak masuk kerja karena sakit.
Ting
Ponsel Danish berbunyi. Ada pesan masuk dari Azel. Sekertarisnya itu mengirimkan jadwalnya untuk hari ini dan besok. Karena kemungkinan Azel belum bisa masuk kerja besok.
"Astaga, bagaimana bisa jadwalku hari ini sepadat ini." Gumam Danish merasa syok karena hari ini dia tidak mungkin bisa meluangkan waktu untuk sekedar memantau Alika.
"Kak kau baik-baik saja kan? Apakah perusahaan ini akan bangkrut sehingga ekspresimu seperti itu?" Tanya Miko dengan ekspresi sok polosnya.
Pletak..
Sentilan tangan Danish yang mendarat di kepala sepupunya itu. Miko langsung mengusap kasar kepalanya. "Apaan sih kak, ish kdpr nih." Ucap Miko
"Haa.. Kdpr apaan?" Tanya Danish dengan menaikkan alis sebelahnya.
"Kekerasan dalam perusahaan." Jawab Miko
"Kekerasan apaan, cuma ngelus doang. Udah balik kerja sana. Jangan makan gaji buta." Ucap Danish sembari mendorong keluar Miko dari ruangannya.
Danish pun mau tidak mau harus menyelesaikan semua pekerjaannya dulu. Baru nanti dia akan pergi untuk menemui Alika.
Sangat kebetulan, ketika Danish sedang meeting di sebuah restoran. Dia melihat Alvino tengah bersama Violla. Danish pamit kepada kliennya untuk pergi ke toilet sebentar. Danish tidak benar-benar ke toilet, dia mencari posisi yang aman untuk menguping pembicaraan Alvino dan Violla.
Dua sejoli itu ternyata tengah bertengkar. Violla mengeluh tentang posisinya. Dia ingin Alvino menceraikan Alika saja dan menjadikannya istri satu-satunya. Tapi sayangnya, Alvino tidak berani melakukan itu. Karena sudah dipastikan dirinya akan kehilangan seluruh hartanya jika ketahuan berhubungan lagi dengan Violla.
"Oh jadi itu alasan si ular Albino ini tidak menceraikan Alika. Ternyata si ular Albino ini takut dengan orang tuanya." Gumam Danish, dia mengambil beberapa foto merek dan kemudian kembali ke tempat kliennya.
🌺🌺🌺
"Kalau Alika tidak bisa mengungkap tentang perselingkuhan suaminya, Biar kuwakilkan saja." Ucap Danish dengan memegang beberapa lembar foto yang sudah dicetaknya.
Danish kemudian menyuruh orang mengirimkan foto itu kerumah orang tua Alvino. Danish sangat tidak sabar melihat apa yang terjadi nanti.
Sama seperti hari kemarin, Danish masih disibukkan dengan pekerjaannya. Alika pun masih belum juga membalas pesan darinya. Berkali-kali ponselnya berbunyi, tapi saat sudah antusias ternyata itu pesan dari operator. Kalau bukan operator ya Isabel. Wanita itu masih bersikeras ingin mendapatkan hati Danish.
Ting.. Ting.. Ting..
Ponsel Danish berbunyi tiga kali. Dia membiarkannya karena pikirnya itu pasti dari operator.
Satu jam berlalu, akhirnya Danish menutup laptopnya dan beralih pada ponselnya. Betapa terkejutnya saat ternyata pesan itu dari Alika. Pesan yang ditunggunya sejak dua hari ini.
'Mas maaf saya baru balas. Saya juga minta maaf waktu itu pergi begitu saja.'
'Rumah tangga saya memang rumit, tapi saya bahagia kok.'
'Saya mohon jangan ikut campur urusan rumah tangga saya. Terimakasih mas.'
Membaca pesan dari Alika membuat Danish merasa sedikit bersedih. Karena itu tandanya Alika tidak ingin lagi dia temui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments