Seorang wanita cantik bertubuh ideal dengan pakaian seksinya berdiri di depan kediaman milik Bima argantara. Wanita itu memencet bel berkali-kali tapi tak ada tanda-tanda orang akan membukakan pintu.
"Duh jakarta panas sekali. Ini mana sih kok nggak ada yang bukain pintu. Masa rumah sebesar ini nggak ada pembantunya." Umpat wanita itu. Dia sudah lima belas menit berdiri disana. Kebetulan memang sedang tidak ada siapa-siapa dirumah. Pembantu rumah itu juga sedang pulang kampung.
Tak lama kemudian datang sebuah mobil berwarna pink yang ditumpangi oleh Jenny. Dari dalam mobil Jenny sangat mengenali siapa wanita yang saat ini ada di teras rumahnya.
"OMG! Itu kan cewek yang ngaku sebagai kekasih kak Danish. Ngapain dia disini? Mending aku pergi aja. Ogah banget ngladenin dia, nggak ketemu aja bikin pusing. Apalagi bertemu langsung seperti ini."
Jenny hendak pergi menghindari wanita yang membuatnya pusing itu. Tapi terlambat, Isabel sudah menggedor pintu mobilnya meneriakinya untuk keluar. Sebelum tetangga berkumpul karena teriakan Isabel, Jenny pun mengurungkan niatnya untuk kabur.
"Maaf cari siapa ya?" Jenny pura-pura tidak mengenalnya.
"Alah sudahlah calon adik iparku jangan belagak tidak mengenalku."
"What? Apa kau bilang, calon adik ipar? Memangnya sudah yakin kakakku mau denganmu,"
"Tentu mau lah, Kau tidak lihat sempurnanya diriku ini."
"Ya terserahlah aku mau masuk. Aku tidak ada urusan denganmu." Ucap Jenny seraya berlalu pergi tapi ditarik kembali oleh Isabel.
"Hei lepaskan aku cengkraman tanganmu bisa menggores kulitku. Kukumu itu semacam milik nenek sihir." Jenny meronta sembari mencemooh Isabel.
"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau membantuku untuk bertemu kakakmu." Ucap Isabel dengan tegas.
"Kakakku masih di Bandung, aku tidak bisa menemanimu kesana. Aku juga punya urusan yang lebih penting dari sekedar mempertemukanmu dengan kakakku. Lepaskan aku!" Akhirnya tangan Jenny terlepas. Untung saja kuku panjang milik Isabel tidak menggores kulit tangannya.
Beberapa detik kemudian sebuah mobil sedan berwarna hitam pekat memasuki halaman parkir tepat bersebelahan dengan mobil Jenny.
Isabel langsung berlari kearahnya karena ia tahu mobil itu dikendarai oleh Danish. Pria yang sudah lama dia rindukan. Danish bukannya senang tapi malah sebaliknya, dia menatap dingin pada Isabel.
"Kak urus dia, selesaikan masalahmu dengannya. Aku tidak mau berurusan lagi dengan wanita sekasar dia. Tanganku sakit gara-gara dia." Ucap Jenny seraya memegangi tangannya yang tadi di cengkram oleh Isabel. Kemudian dia masuk ke dalam meninggalkan dua insan yang pastinya akan melakukan perdebatan.
"Baby kamu kemana saja sih, sudah satu tahun kita lost contact. I miss u so much." Ucap Isabel seraya ingin menghamburkan pelukan kepada Danish tapi langsung dicegahnya.
"Isabel stop, Kau seharusnya sadar ketika kita sudah lost contact. Nggak usah lagi mencariku." Ucap Danish
"What? Hei Danish I'm your girl friend. Sudah sewajarnya dong aku mencarimu. Aku mau kita menikah."
"Hah.. Menikah katamu?" Danish menghela nafas kasar. "Wanita yang hanya menilai semuanya dengan uang, yang mau didekati pria manapun asal ada uang. Bahkan rela memberikan tubuhnya demi uang. Pantaskah dia dijadikan seorang istri?"
"Kau telah salah menilaiku. Aku bukan wanita seperti itu."
"Sudahlah tak perlu mengelak. Aku sudah tahu semuanya. Ku tekankan lagi, kalau kita nggak pernah ada hubungan apa-apa. Aku juga tidak pernah menyentuhmu bukan, jadi kau tidak rugi apa-apa. Kau tidak bisa menuntut apapun dariku. Karena selama jalan denganku apapun sudah kubelikan untukmu." Ucap Danish, setelah itu dia melangkah pergi memasuki rumah.
"Danish tunggu, aku cinta tulus sama kamu. Kalau dulu kamu tidak menganggap kita ada ikatan, sekarang kita bisa kan membuat ikatan itu." Ucap Isabel yang membuat Danish kembali mendekat padanya. Isabel tersenyum, karena dia fikir Danish tersentuh dengan kata cintanya dan mau menjalin hubungan yang pasti dengannya.
Danish membelai rambut Isabel yang terurai mengenai wajahnya. Isabel sudah terbang melayang di sentuh seperti itu oleh Danish.
"Isabel kau itu cantik," Ucap Danish yang membuat Isabel tersipu.
"Kau sangat cantik Isabel." Ucap Danish sekali lagi membuat Isabel tidak tahan untuk tidak tersenyum lebar.
"Tapi sayang aku tidak mencintaimu." Ucap Danish dengan tegas. Wajah yang tadinya teduh kini berubah menjadi dingin lagi.
"Kenapa tidak? Aku cantik, aku seksi, aku bisa memuaskanmu jika kamu menjadikanku istri. Kamu bisa lihat kan betapa indahnya tubuhku." Tanpa rasa malu Isabel melenggokkan tubuhnya dan menaikkan payud*ranya didepan Danish.
"Yah memang tapi sayang aku tidak tertarik. Sudah ada wanita yang mencuri hatiku dan kupastikan dia yang akan menjadi istriku." Ucap Danish seraya tersenyum terbayang wajah lugu Alika.
"Sudahlah pergi dari rumahku. Aku mau istirahat." Ucap Danish yang sekarang benar-benar masuk kedalam meninggalkan Isabel.
Dengan kesal Isabel pun menuju mobilnya pergi dari sana.
"Aku akan cari tahu siapa wanita yang sudah menggeser posisiku. Danish tidak boleh lepas dariku. CEO dari keluarga kaya yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan harus menjadi milikku." Ucap Isabel pada dirinya sendiri.
Sebenarnya Isabel memang sudah tahu kalau Danish ini tidak pernah serius berhubungan dengannya. Setelah Danish mengatakan kalau hubungan mereka sudah berkahir, awalnya Isabel biasa saja. Karena dia sendiri juga seorang playgirl yang tidak hanya dekat dengan satu pria. Tapi setelah mengetahui Danish adalah pewaris utama kekayaan keluarganya, Isabel nekat mengejarnya lagi.
Danish memasuki rumah tapi dia dikagetkan oleh adiknya. Ternyata sedari tadi Jenny mengintip kakaknya yang sedang beradu argumen dengan wanita yang menurutnya menyebalkan.
"Hei sedari tadi kau menguping,"
"Hehe iya, Ada tontonan bagus sayang kalau dilewatkan. Aku nggak habis fikir kok dia nggak malu seperti itu tadi didepanmu." Ucap Jenny terheran-heran setelah melihat kelakuan Isabel tadi.
"Dia sudah biasa telanjang di depan banyak pria. Kalau cuma begitu nggak ada apa-apa baginya." Ucap Danish seraya berjalan menuju kamarnya. Tap Jenny masih mengikuti sang kakak karena kekepoannya.
"Jadi Isabel itu bukan wanita baik-baik, tapi bagaimana bisa kau menjadikannya salah satu pacarmu? Kau itu ternyata playboy yang tidak berkelas kak." Ejek Jenny
"Beraninya kau mengejekku ya, Aku juga baru tahu kalau dia seperti itu. Hmm tapi kira-kira bagaimana kalau dia jadi kakak iparmu?" Danish bertanya seraya tersenyum tipis kearah adiknya.
"Aku menolaknya 1000%. Belum apa-apa saja dia sudah memusingkanku dan kasar denganku. Eh apa jangan-jangan kau sudah pernah tidur dengannya? Ngaku kau kak!"
"Heh sembarangan, biarpun playboy begini aku tidak pernah menyentuh tubuh wanita manapun." Tegas Danish.
"Ah aku tidak percaya aku akan bilang mama tentang Isabel."
"Hey jangan aneh-aneh ya, Uang jajanmu itu sekarang dariku. Jangan macam-macam."
"Ya ya ya okey kakakku yang paling suci murni bye." Ucap Jenny yang kemudian menghilang masuk kedalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments