"Oh astaga, tuan." Alika tersadar langsung mendorong tubuh Danish.
"Astaga, bagaimana bisa aku malah memeluk pria berbahaya ini," Alika merutuki kesalahannya sendiri di dalam batinnya. Sementara Danish hanya tersenyum melihat tingkah laku wanita di depannya itu.
"Hei nona kenapa dilepas. Aku suka pelukanmu." Goda Danish membuat Alika semakin merasa merinding. Dia pun mencoba menghindarinya lagi.
"Hei nona kau mau kemana?"
"Nama saya alika bukan nona. Bukannya tuan ceo sudah tahu nama saya." seru Alika yang tidak jadi pergi.
"Namaku Danish, bukan tuan ceo." Ucap Danish seraya menjabat tangan Alika dengan paksa.
"Rasanya tidak sopan karena kita berbeda derajat. Saya permisi tuan." Alika pergi meninggalkan Danish.
"Aku suka tipe wanita sepertimu Alika," Gumam Danish seraya tersenyum tipis menatap kepergian Alika.
*
*
*
Di pagi hari sarapan sudah terhidang di meja makan. Halimah yang menghidangkannya. Alika sudah pulang kerumah sejak jam 5 pagi, tepatnya setelah bibinya sampai ke villa itu.
Danish yang awalnya semangat karena akan melihat wanita pujaanya, merasa kecewa tidak melihat keberadaannya disana. Alika memang hanya datang ke villa saat sore hari. Dia datang pagi hari hanya ketika libur kuliah.
"Padahal aku sangat berharap bisa meminum kopi buatanmu pagi ini," Ungkap Danish dalam hati.
Setelah sarapan mereka bersiap untuk menuju air terjun yang lokasinya tidak jauh dari villa itu. Mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja agar dapat menikmati indahnya pemandangan daerah sana.
Karena para wanita di rombongan mereka berdandan terlalu lama, jadinya mereka berangkat hampir tengah hari, beruntung cuaca tidak panas hari itu.
"Rencana berangkat jam 9 eh mundur dua jam cuma gara-gara nungguin kalian bertiga dandan." gerutu Miko saat berjalan menuju tempat yang mereka tuju.
"Nanti kan kita mau foto jadi harus oke dong," Seru Jenny, sementara Mazaya dan Mazayra mengangguk mendukung perkataan Jenny.
Mereka melewati hamparan perkebunan teh yang sangat indah. Jenny dan si kembar pun meminta untuk berhenti dahulu disana. Mereka tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengambil foto di tempat yang indah itu. Arka dan miko menemani mereka. Sementara Danish hanya berdiri di pinggir jalan menunggu mereka yang sedang asyik berfoto.
Lama Danish menunggu hingga membuatnya bosan. Danish menatap sekelilingnya, matanya langsung terfokus pada tiga orang yang sepertinya sedang ribut di ujung jalan sana. Dua orang wanita dan satu pria. Danish seperti tidak asing dengan salah satu wanitanya. Danish berjalan kearah tiga orang itu.
"Hei kak mau kemana?" Teriak Jenny
"Liat pemandangan, bosan menunggu kalian." Jawab Danish seraya terus berjalan ke ujung jalan.
Danish datang sangat tepat waktu, dimana satu wanita mendorong wanita lainnya. Danish menangkap pinggang wanita itu. Ternyata benar dugaannya, itu adalah Alika.
"Tuan Danish," Lirih Alika
Wanita dan pria yang ada bersama Alika adalah Gea sepupunya dan Adi, pria yang sangat mencintai Alika namun terhalangi oleh Gea. Gea dan Adi akan segera menikah. Namun di belakang Gea, Adi masih sering menemui Alika. Dulunya memang Adi dan Alika sempat berpacaran. Tapi tidak berlangsung lama karena Alika terus diancam oleh Gea yang menyukai Adi.
Kedatangan Danish disana membuat mata Gea tak beralih untuk menatap pada pria tampan itu.
"Astaga siapa pria tampan ini," Gea langsung merapi-rapikan rambutnya. Dia ingin terlihat cantik.
Berbeda dengan Gea yang terpesona dengan ketampanan Danish. Adi malah terbakar api cemburu melihat Alika berada dekat tanpa jarak dengan sosok pria yang belum pernah dilihatnya itu.
"Lepaskan pegangannya, Siapa kamu beraninya menyentuh Alika." Ucap Adi seraya ingin menarik Alika mendekat padanya tapi langsung dicegah oleh Gea.
"Adi masih berani kamu mau sentuh wanita murahan ini." Ucap Gea dengan tatapan tajam pada kekasihnya.
"Jangan sebut dia seperti itu. Sudahlah, aku muak denganmu." Ucap Adi meninggalkan tempat.
"Awas ya urusan kita belum selesai!" Ucap Gea pada Alika. Ia mengejar Adi yang sudah jauh.
Danish dan Alika pun duduk di sebuah batu besar di tengah kebun teh. Danish sudah tidak peduli jika ditinggalkan oleh rombongan temannya. Yang penting sekarang dia bisa dekat dengan wanita yang sudah mencuri hatinya.
"Makasih ya tuan sudah menolong saya tadi." Ucap Alika
"Please jangan sebut aku tuan, berasa tua aja deh aku. Panggil aku Danish aja."
"Tapi kita ini berbeda, rasanya tidak pantas saya memanggil dengan nama saja."
"Bedanya apa? Kita ini sama-sama manusia kok." Ucap Danish seraya tersenyum manis.
"Hmm.. saya sebut mas Danish saja boleh? Saya tidak enak hanya memanggil nama." Ucap Alika.
"Boleh, malahan kalau mau panggil sayang wah sangat boleh." Canda Danish. Alika yang semula mulai merasa aman ada di dekat dengan Danish, kini kembali merasa takut.
"Jangan tegang gitu dong, aku cuma bercanda. Oh ya mereka siapa? Kenapa wanita tadi sampai mendorongmu?" Tanya Danish yang merasa penasaran.
"Wanita tadi itu sepupu saya. Pria yang bersamanya tadi adalah mantan pacar saya yang sekarang menjadi calon suami sepupu saya."
"Trus apa alasannya dia sampai mendorongmu seperti tadi itu? Kelihatannya dia juga sangat marah padamu."
"Mereka berdua itu kan sudah mau menikah, tapi mas Adi masih terus menyatakan cinta sama saya. Ya memang kita putus karena adanya perjodohan antara Gea dan mas Adi."
"Hmm begitu, jadi sebenarnya kau juga masih cinta dengan mantanmu itu?"
"Enggak kok, saya sudah ikhlas. Karena apapun yang saya miliki selalu direbutnya sejak saya kecil. Jadi sudah biasa." Jawab Alika
Danish semakin tertarik untuk mengetahui lebih dalam kehidupan wanita yang mencuri hatinya itu. Apalagi sepertinya wanita itu sudah tidak memiliki kekasih sekarang. Danish memutuskan akan stay lebih lama dari rencana sebelumnya. Dia akan menjalankan misi untuk mendapatkan hati wanita itu.
Jenny dan yang lainnya mulai mencari keberadaan Danish. Mereka sudah selesai mengambil foto dengan pose terbaik mereka. Kini mereka akan melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Tapi Danish malah tak ada disana. Entah perginya kemana. Mereka terus berjalan seraya melihat sekeliling mencari keberadaan Danish.
"Kayanya kakakmu kecantol gadis daerah sini nih," Ucap Arka
"Jangan-jangan di gondol penunggu daerah sini nih." timpal Miko
"Alah kau ini kebanyakan nonton film horor." Sahut Mazayra
"Hei guys, lihat itu. Orang yang kita cari sedang asik-asikan berduaan sama cewek." Ucap Mazaya seraya menunjuk kearah Danish dan Alika berada. Mereka semua langsung melihat kearah yang ditunjuk Mazaya.
"Itu kan pembantu di villa, iya kan?" tukas Miko
"Iya dia Alika, pantesan semalem Danish nanya-nanya tentang dia." Ucap Arka
"Udahlah kita tinggal aja dia. Biar nanti dia nyusul sendiri." Ucap Jenny mengajak teman-temannya pergi darisana membiarkan Danish yang terlihat sedang bercengkrama dengan Alika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Mei Yuniati
lanjut
2022-11-06
0